[caption id="attachment_117635" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Kesempatan untuk mengembangkan usaha bisa datang dari hal-hal yang tidak terduga. Itulah yang dialami oleh Veronica, 30 tahun, penduduk Tangerang, Banten, ini.
Suatu hari Vero membeli beberapa dompet kulit untuk hadiah ulang tahun orang tuanya. Iseng-iseng Vero meng-upload foto-foto dompet tersebut di sebuah situs. Eh, tanpa diduga banyak tanggapan berupa permintaan untuk membeli dompet tsb.
Semula Vero tidak melihat peluang di dunia maya. Padahal, suaminya mengelola sebuah portal yang justru ditawarkan gratis kepada yang berminat.
Melihat permintaan yang besar melalui dunia maya, Vero pun mulai melirik bisnis melalui dunia maya.
Pekerjaannya semula, dia sebut ‘kerja kantoran’ pun ditinggalkannya. Vero sendiri pernah menjadi manajer komunikasi dan manajer bisnis di beberapa lembaga pendidikan. Terakhir Vero ditawari manajer bisnis sebuah lembaga pendidikan asal AS. Tapi, “Saya melihat ada kemungkinan gagal pada pekerjaan yang ditawarkan,” kata Vero di sela-sela kongres ICC 2011 di JCC Jakarta awal Juni lalu.
Itulah sebabnya Vero kemudian, sejak Juni 2010, mengembangkan bisnis melalui dunia maya. Dia pun memanfaatkan portal yang dikelola suaminya melalui kadomikado.com yang manawarkan barang-barang branded dan hasil kerajinan dari berbagai daerah.
Dengan modal Rp 600.000 Vero menapakkan usaha melalui internet. Dia yakin karena banyak pesanan yang masuk untuk membeli dompet yang pernah dia muat gambarnya di situs yang dikelolanya.
Sekarang bisnis Vero sudah mengoleksi lebih dari 1.000 jenis barang mulai dari pakaian, tas, dompet, boneka, benda-benda seni, dll. “Saya mengutamakan kualitas dan pelayanan,” ujar Vero tentang usahanya. Dengan semboyan ‘online shopping’ Vero menawarkan banyak ragam dan jenis barang kebutuhan.
Untuk barang bermutu Vero menggalang kerja sama dengan beberapa UKM (usaha modal kecil) di Tasikmalaya (Jawa Barat), Yogyakarta, Malang (Jawa Timur) dan Bali. Karena usaha Vero mementingkan kualitas dan pelayanan maka Vero sangat mementingkan ketepatan waktu. Sayang, “Masih sering pesanan tidak tepat waktu,” kata Vero dengan nada menyesal.
Usaha Vero menggandeng perajin melalui UKM ini disebutnya sebagai cara untuk memasarkan kerajinan rakyat. Barang-barang kerajinan itu sangat diminati oleh pembeli dari luar negeri. Itulah sebabanya Vero berharap agar UKM terus meningkatkan mutu dan mengembangkan disain agar lebih menarik dan berguna.
Vero juga mengembangkan sayap bisnisnya ke berbagai situs, terutama situs jejaring sosial. Dia mengaku kaget ketika melihat lebih dari 100.000 fans di Facebook. Vero menghitung sudah lebih dari 170.000 fans yang terdaftar di bisnisnya.
Selain barang branded, Vero mengutamakan barang-barang yang unik, terutama hasil kerajinan khas dari satu daerah. “Harga, sih, kita bersaing,” ujar Vero sambil mengatakan bahwa untuk pengiriman dia menggandeng sebuah perusahaan jasa kurir.
Menurut Vero, menikah dua tahun lalu, dia berharap agar usahanya bisa jadi inspirasi bagi ibu-ibu rumah tangga bahwa tidak ada kata mustahil dan terlambat untuk memulai usaha.
“Perempuan adalah sosok yang luar biasa sebagai multi peran mulai dari mengurus rumah tangga, suami, dan anak-anak serta bisnis sekaligus,” kata Vero dengan nada yakin.
Dia sudah membuktikannya. Walau dengan modal kecil, tapi dengan kreativitas dia mengembangkan usaha bisnis dunia maya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H