Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Briptu Norman Kamaru Vs Aksi-aksi Kemayu

14 April 2011   06:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wajah dunia hiburan nasional berubah total berkat ‘aksi jantan’ Briptu Norman Kamaru, anggota Sat Brimob Polda Gorontalo, yang terkenal lewat situs youtube. Sebaliknya, sebagian acara di dunia hiburan diramaikan dengan penampilan yang kebanci-bancian, keperempuan-perempuanan, dan kemayu.

Ada laki-laki yang memakai pakaian perempuan atau laki-laki dengan gaya perempuan. Briptu Norman membawakan lagu dan gaya yang lemah gemulai tapi ditampilkan secara jantan. Sebaliknya, selama ini di dunia hiburan nasional yang banyak terjadi justru ‘lagu jantan’ tapi dibawakan dengan kemayu.

Kehadiran Briptu Norman dengan aksi jantan menyegarkan dunia hiburan yang selama ini penuh dengan lagu dan gaya yang penuh dengan imitasi. Briptu Norman meniru gaya bintang dan penyanyi India, terutama Sharukh Khan, dengan improvisasi yang menonjolkan kepribadiannya sebagai seorang polisi.

Saya sering terperangah ketika mendengarkan lagu-lagu yang dilantukan band-band sekarang ke alam musik tahun 1970-an dan 1980-an. Bahkan, ada cover kaset band Indonesia yang 100 persen seperti cover kaset The Beatles.

Ada host di acara musik ‘Dahsyat’ (RCTI), misalnya, berlagak kemayu. Mereka pun mengedepankan masalah pribadi. Mengait-ngaitkan host dengan pacarnya. Padahal, acara itu adalah acara publik. Begitu pula dengan acara musik ‘Inbox’ (SCTV). Ada juga host-nya laki-laki tapi berpakaian ala perempuan.

Polisi tenar di kancah musik sudah dimulai oleh alm. Jend Pol Hoegeng yang terkenal melalui Hawaian Senior di tahun 1970-an. Sayang, musik itu dilarang tampil di “TVRI” karena Hoegeng menandatangani ‘Petisi 50’. Waktu itu yang ada hanya TVRI sebagai stasiun ‘plat merah’.

Briptu Norman tenar lewat kapasitasnya sebagai ‘seniman’ melalui aksi lipsync lagu-lagu India. Sedangkan Carol Shaya, wanita polisi di NYPD (New York Police Department), AS, tenar lewat foto bugil. Shaya berpose bugil di Majalah ‘Playboy’ edisi Agustus 1994 di bawah judul ‘New York’s Finest’. Kabarnya, polwan ini kemudian dipecat. Dia juga dikabarkan mendapat imbalan untuk dipotret dengan pose (adegan) syur (sangat menarik hati) setengah juta dolar AS (Lihat: http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/06/polisi-polisi-kesandung-penghiburan/).

Kehadiran Briptu Norman di panggung hiburan nasional merupakan awal dari kebangkitan nilai kejantanan secara murni. Briptu Norman merupakan fenomena dalam kancah dunia hiburan nasional. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun