Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Seks Bebas" Jargon Moral yang Menyesatkan dan Menyudutkan Remaja

2 Maret 2011   06:42 Diperbarui: 13 Juli 2024   09:04 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: quora.com)

Beberapa judul berita itu menunjukkan penggunaan istilah ‘seks bebas’ yang membabibuta, sehingga mengaburkan makna. Yang menyesatkan adalah ‘seks bebas’ selalu dikaitkan dengan penularan HIV dan remaja.

Ada kesan penggunaan istilah ‘seks bebas’ justru merupakan eufemisme yang meredam makna hakiki dari zina, khususnya untuk kalangan dewasa.

Selama informasi tentang risiko penularan HIV hanya dikait-kaitkan dengan ‘seks bebas’ maka selama itu pula banyak orang, khususnya remaja, tidak memahami HIV/AIDS secara komprehensif. Di Gambar 1 dapat dilihat kerancuan selama ini karena hanya mengaitkan ‘seks bebas’ dan ‘pergaulan bebas’ dengan penularan HIV.

Kalau ‘seks bebas’ dan ‘pergaulan bebas’ dikategorikan sebagai penyebab HIV/AIDS, maka semua kegiatan seks di luar nikah juga berisiko tertular HIV. Maka, informasi tentang risiko penularan HIV yang komprehensif adalah menyebutkan semua perilaku seksual di luar nikah.

Kalangan laki-laki dewasa, terutama suami, pun menepuk dada karena mereka tidak disebut sebagai ‘pelaku seks’ bebas jika melakukan hubungan seksual dengan perempuan lain.

Sudah saatnya penggunaan kata tidak direduksi untuk kepentingan politis, norma, moral dan agama. Kata akan lebih bermakna jika disebut secara eksplisit: melacur (dengan PSK langsung atau PSK tidak langsung), hubungan seksual pranikah, hubungan seksual dengan perempuan selain istri (dalam berbagai bentuk, seperti selingkuh, pergundikan, dll.), pergundikan (istri tidak resmi; selir; perempuan piaraan, bini gelap), ‘kumpul kebo’, dll.

Pemakaian ‘seks bebas’ terkait dengan penularan HIV menyesatkan karena banyak orang yang merasa tidak melakukan ‘seks bebas’, seperti pelaku perselingkuhan, pergundikan, ‘kumpul kebo’, dll.

Yang lebih celaka adalah banyak laki-laki dewasa ‘hidung belang’ yang menganggap dirinya tidak berisiko tertular HIV ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK, karena: (a) tidak termasuk ‘seks bebas’, dan (b) tidak berganti-ganti pasangan karena biasanya mereka mempunyai ‘pasangan tetap’. <>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun