Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Buletin Kesehatan - Edisi: No. 7/Agustus 2010

23 Januari 2011   14:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi HIV dan AIDS - Newsletter dwimingguan tentang HIV dan AIDS sebagai media informasi yang akurat

Kelakuan

Mat Brono, pria paruh baya dengan gaya parlente, yang sudah terdeteksi mengidap HIV, masih saja mengumbar nafsu birahinya.

Dia sudah pernah dirawat di rumah sakit selama dua pekan karena diare. Setelah diarenya sembuh dia pun kembali mencari cewek. Kali ini Mat Brono mencari cewek untuk dijadikan bini.

Soalnya, dalam brosur tentang HIV/AIDS yang pernah dibaca Mat Bronodisebutkan penularan HIV terjadi karena melakukan perzinaan, melacur, ‘seks bebas’, selingkuh, ‘jajan’, dan homoseksual.

Kali ini Mat Brono ingin agar tidak tertular penyakit lagi makanya dia ingin menikah. Dengan menikah Mat Brono menaruhharapan besar agar tidak‘kepatil’ (tertular penyakit melalui sanggama).

Usahanya berhasil. Dia menggaet seorang cewek yang dikenalnya di sebuah cafe. Cewek itu mengaku sebagai seorang karyawati di sebuah mall.

Mat Brono pun duduk di pelaminan mengucap ijab-kabul. Kini, Mat Bronomerasa aman dan lega karena dia menyalurkan hasrat birahinyayang mengebu-gebu dengan istri di dalam nikah.

Dua minggu setelah ‘bulan madu’ Mat Brono selalu kesakitan kalau buang air kecil. Saluran kencingnya perih. Mat Brono pun berobat ke puskesmas.

“Ada apa lagi, sih, Pak Dokter?”, tanya Mat Brono. Ternyata Mat Brono tertular ‘raja singa’. Pak Dokter menyebutnya IMS (infeksi menular seksual) yaitu penyakit-penyakit yang menular ketika sanggama, seperti GO (kencing nanah), sifilis (raja singa), hepatitis B (penyakit kuning), dan HIV.

Mat Brono dapat info bahwa istrinya sudah berkali-kali kawin-cerai. Mat Brono ‘kepatil’ IMS dari istrinya.

Mat Brono bingung tujuh keliling. “Koq, ‘kepatil’ lagi?” Ini menunjukkan penularan IMS dan HIV bisa terjadi di dalam ikatan pernikahanyang sah kalau salah satu dari pasangan itu mengidap IMS atau HIV dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama.

- Syaiful W. Harahap

ASI

Sebuah surat saya terima dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Isinya berupa pertanyaan tentang penularan HIV melalui air susu itu (ASI).

Rupanya, pria yang mengirim surat itu, sebut saja Asep, seorang ‘hidung belang’. Dia sering ‘main’ dengan pekerja seks. Pria ini pun tidak mau rugi. Semua anggota tubuhnya dipakai ketika sanggama.

Mulutnya pun ikut menyusu. Ada kabar buruk. Pekerja seks langganannya itu mati karena penyakit terkait AIDS. Asep kelimpungan.

“Saya pernah menyedot air susunya, apakah saya sudah tertular HIV?” Inilah pertanyaan Asep dalam suratnya

HIV memang ada di dalam ASI. Jika ASI yang mengandung HIV masuk ke dalam tubuh maka ada risiko tertular HIV. (swh)

IMS

Belakangan ini sejak kasus HIV/AIDS mulai merebak kita pun akrab dengan istilah IMS.

Apa, sih, IMS itu? IMS adalah singkatan dari infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit yang tertular melalui hubungan seksual di dalam ikatan pernikahan atau di luar ikatan pernikahan.

Jenis-jenis IMS antara lain adalah GO (kencing nanah), sifilis (raja singa), klamidia, hepatitisB (radang hati), dan HIV.

Penularan IMS terjadi kalau salah satu pasangan itu mengidap IMS atau HIV dan ketika sanggama suami (laki-laki)tidak memakai kondom.

Kalau ‘kepatil’ IMS bisa cepat diobati karena ada gejalanya yaitu sakit ketika kencing. Yang tertular HIV tidak ada gejalanya.

Yang tertular HIV baru ketahuan setelah belasan tahun tertular HIV. (swh)

Tanya Jawab HIV dan AIDS

Pertanyaan: Bagaimana mencegah agar tidak tertular HIV?

Ani, Jakarta Timur

Jawab:HIV menular melalui beberapa yaitu: (1) melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah dengan orang yang sudah mengidap H IV, (2) melalui transfusi darah yang tercemar HIV, (3) melalui jarum suntik dan alat-alat kesehatan yang tercemar HIV, dan (4) melalui air susu ibu (ASI) yang mengandung HIV.

Mencegah penularan adalah menghindarkan agar cairan tubuh orang yang mengidap HIV tidak masuk ke dalam tubuh kita melalui empat cara di atas. ***

Tempat Konseling dan Tes HIV di Jakarta

Pokdisus AIDS FKUI-RSCM, RSCM, G3, Lt.2,JL. Dipnegoro No. 71, Jakarta Pusat, Telp: 3905250/3903838

Klinik Awanama YPI, Jl. Kebon Baru IV No. 16, Asem Baris Tebet, Jakarta Selatan, Tel. 83795480

Klinik Remaja YPI, JL. Peruk No. 6, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Tel. 8296153/98237125

Puskesmas Kampung Bali, JL. Kampung Bali 23, Tanah Abang,Jakarta Pusat -Tlp. 3923544

Kios Informasi Atmajaya, Jl. Ampasit VI No. 15, Cideng Barat, Jakarta Barat - Telp/Fax: 34833134

Redaksi:Syaiful W. Harahap, Teddy A. Setiadi

Copyright 2010 (C) Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Bila mengutip seluruh atau sebagian isi newsletterharus mencantumkan “Buletin Kesehatan: Informasi HIV dan AIDS” sebagai sumber. Memperbanyak (photo copy) untuk tujuan komersil, ceramah, penyuluhan, pelatihan, workshop, dll. harus ada izin tertulis dari Media Relations Officer (MRO) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta.

Redaksi: Jl. Pisangan Lama III RT 001/08 No. 15-A, Jakarta 13230, Tlp/Fax (021) 4704265

Jl. Sunan Kudus, Kp. Deringo Kidul RT 03/06 No. 9, Desa Deringo, Kec. Citangkil, Cilegon, Prov. Banten

Surat: P.O. Box 1244/JAT, Jakarta 13012,E-mail: infokespro@yahoo.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun