“Riesa: Budaya Barat Makin ‘Menjajah’ Prilaku Remaja.” Ini judul berita di Harian “Bangka Pos” (29/11-2010). Disebutkan: Puteri Indonesia Lingkungan 2010, Riesa Kartikasari, sangat miris menanggapi banyaknya pola serta gaya hidup remaja saat ini yang banyak menganut free sex. Riesa tidak memungkiri bahwa budaya barat semakin ”menjajah” kalangan di setiap sendi kultur dan perilaku remaja masa kini.
Pernyataan ini merupakan opini yang bertolak dari asumi. Ini menohok remaja. Menempatkan remaja pada titik nadir moral. Ini juga menjelek-jelekkan budaya Barart.
Kalau free sex yang disebut Riesa adalah zina, maka pelaku zina, khusunya dengan pekerja seks komersial (PSK) dan selingkuhan justru jauh lebih banyak dilakukan oleh kalangan dewasa.
Dalam berita pun tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan budaya. Tidak ada budaya yang jelek karena budaya merupakan hasil kerja manusia untuk menopang kehidupan. Perilaku atau kebiasaan orang per orang dan kelompok bukan merupakan budaya satu bangsa. Itu hanya kegiatan komunitas tertentu.
Perilaku melakukan hubungan seksual di luar nikah, dalam kosa kata bahasa Inggris disebut free love,bukan budaya satu bangsa. Perilaku ini juga sudah dikenal di beberapa daerah di Indonesia, seperti ‘kumpul kebo’, pergundikan, dll.
Pengaitan free sex dengan penularan HIV juga tidak akurat karena tidak ada kaitan langsung antara free sex dengan penularan HIV. Penularan HIV bisa terjadi di dalam dan di luar nikah jika salah satu dari pasangan itu HIV-positif dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama.
Kalangan remaja terus menjadi objek dari kalangan dewasa sebagai upaya menutupi perilaku mereka. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H