Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyebab Kematian pada Odha bukan HIV dan AIDS

1 September 2010   02:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menurunkan jumlah kasus HIV/AIDS adalah dengan memutus mata rantai penyebaran HIV secara horizontal (antar penduduk) dan vertikal (dari ibu ke bayi yang dikandungnya). Salah satu caranya adalah dengan mendeteksi penduduk yang sudah tertular HIV. Celakanya, tidak ada pula mekanisme yang bisa mendeteksi HIV di kalangan penduduk.

Di Indonesia tidak ada cara yang sistematis dalam mendeteksi IMS dan HIV di kalangan penduduk. Yang sering dilakukan secara sporadis adalah survailans tes HIV terhadap pekerja seks, karyawan panti pijat dan waria.

Padahal, yang menularkan IMS dan HIV kepada pekerja seks, karyawati panti pijat dan waria justru laki-laki yang dalam kehidupan sehari-hari sebagai penduduk. Ada yang beristri, lajang, duda atau remaja. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV. Sayang, karena tidak ada mekanisme yang bisa mendeteksi mereka maka penyebaran HIV terus terjadi tanpa disadari.

Perda penanggulangan AIDS (Perda No 7/2007) yang sudah ditelurkan Pemkot Jayapura pun tidak memberikan cara yang komprehensif dalam mendeteksi kasus HIV di masyarakat. Akibatnya, penyebaran HIV terus terjadi. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun