Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perpustakaan Kementerian PU: Mengingat Masa Lalu Menggapai Masa Depan

30 April 2014   21:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah jamak terjadi bayangan sebagian orang jika mendengar kata perpustakaan hanya akan berhadapan dengan buku-buku lusuh, termpat yang pengap, dan petugas yang acuh tak acuh.

Tapi, akan lain halnya jika Anda berkunjung ke Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jalan Pattimura No 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Perpustakaan yang ada di Gedung Heritage di kompleks perkantoran Kementerian PU itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung selain buku-buku, terutama buku-buku langka dari berbagai zaman, ada pula audio visual dan jaringan internet dan tempat yang nyaman.

Sekretaris Jenderal Kementerian PU,  Ir  Agoes Widjanarko, MIP, mengatakan bahwa perpustakaan itu sebagai bagian dari perjalanan bidang pekerjaan umum untuk mendukung pembangunan di Indonesia.

13988418781531253231
13988418781531253231

Jika berkunjung ke perpustakaan itu pengunjung akan memahami bidang-bidang pekerjaan PU secara utuh. Soalnya, seperti dikemukakan oleh Ir  Danis Hidayat Sumadilaga, Meng,Sc, Kepala Pusat Komunikasi Publik, Setjen Kementerian PU, ada kesan PU itu hanya mengurusi jalan raya.

Padahal, PU itu bekerja di berbagai bidang. “Agar lebih mudah ingat saja ABC,” ujar Danis.

A adalah singkatan untuk air. Artinya, PU mengurus bidang air melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Di daerah ada jaringan kerja langsung dan ada pula bagian di pemerintah provinsi. Direktorat jenderal ini berjalan berdasarkan UU No 27 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Alam.

B adalah singkatan dari Bina Marga yang mengurus bidang jalan raya, jalan tol dan jembatan. Kegiatan direktorat jenderal ini berlandaskan UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

C adalah singkatan dari Cipta Karya yang mengurusi bidang-bidang air minum, air limbah, persampahan, drainase, teriminal, apsar dan fasos-fasum lainnya. Direktorat jenderal ini pun berjalan berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Karena diamanatkan oleh UU, maka Kementerian PU menerbitkan beberapa peraturan, al. peraturan presiden (Perpres) dan peraturan daerah (Perda), yaitu 18 Perpres, 259 Perda Kabupaten, dan 70 Perda Kota, serta 4 Perpres pulau.

PU sendiri merupakan kementerian yang berperan sebagai pendukung pembangungan nasional yang berkelanjutan untuk mencapai kesejahteraan dan melestarikan lingkungan hidup.

Cikal bakal Kementerian PU diawali tahun 1919 yang berlanjut sampai awal kemedekaan, Orde Baru, awal reformasi, sampai era reformasi.

Setelah merdeka pada kabinet pertama RI yang dibentuk tanggal 2 September 1945 ditunjuk Abikusno Tjokrosoejoso sebagai Menteri PU. Tapi, Hari Bhakti PU selalu diepringati tanggal 3 Desember sebagai bagian dari mengenang kepahlawanan 7 pegawai PU yang gugur mempertahankan Markas Besar Departemen PU di Kota Bandung, Jabar, yang sekarang dikenal sebagai “Gedung Sate”, pada tanggal 3 Desember 1945.

Kementerian PU sendiri sudah tercantum dalam UUD 45 sebagai kementerian utama (kluster satu) sehingga tidak bisa diganti atau diubah. Tentu saja hal ini untuk menjamin pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Salah satu “tonggak” sejarah pembangunan PU adalah pembangunan Kota Baru yaitu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  Karya PU yang juga dikenal luas adalah Jembatan Semanggi yang dirancang oleh Menteri PU Ir Soetami (27 Agustus 1964 – 29 Maret 1978).

1398842013284797532
1398842013284797532

Filosofi Jembatan Semanggi yang berpijak pada alur-alur urat di daun semanggi menunjukkan arus lalu lintas yang tidak akan terhalang, “Karena semua kendaraan dari berbagai arah berjalan seperti air mengalir,” ujar Agoes.  Cuma, karena pembangunan jalan tol dan jalur busway arus lalu lintas di Jembatan Semanggi pun tersendat.

Agoes sendiri mengatakan bahwa pengembangan perpustakaan PU merupakan komitmen Menteri PU, Ir Djoko Kirmanto, Dipl HE, “Pak Menteri sudah mengamanatkan untuk mengembangkan perpustakaan yang dilengkapi dengan museum,” ujar Agoes pada acara “Kompasiana Nangkring” bertema “Mengenal Infrastruktur PU Lewat Perpustakaan Kementerian PU” di Perpustakaan PU (29/4-2014).

Museum itu kelak akan menggambarkan perkembangan ke-PU-an mulai dari zaman penjajahan sampai sekarang, bahkan untuk masa depan. Misalnya, akan ada contoh tiang pancang pertama yang dikerjakan PU. Ada pula rangkaian pembangunan jalan raya, jalan tol, jembatan, bendungan, embung, dll.

Hasil-hasil bagian penelitian dan pengembangan (Litbang) akan dipemerkan pula sehingga bisa menjadi bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Untuk itulah lantai dua Gedung Heritage akan dijadikan perpustakaan dan museum.

Itu artinya berkunjung ke perpustakaan Kementerian PU akan membawa Anda ke masa lalu berupa karya bhakti  Kementeraian PU dan memberikan gambaran ril tentang masa depan yang akan dikembangkan Kementerian PU. ***[Syaiful W. Harahap]***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun