Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial Santet #23 | “Si Neng” Mengirim Jarum untuk Mencelakai

19 Juli 2014   19:53 Diperbarui: 15 Juni 2018   14:25 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ya, masuk dari sikut naik ke atas, Pak,” kata Pak Misbach yang saya telepon setelah salat isya. Saya membuat janji akan ke Cilegon hari Jumat (18/7-2014). Dari “penglihatan” Pak Misbah benda yang dimasukkan ke sikut kanan saya adalah benda padat.

Selepas salat subuh saya berangkat ke Cilegon dengan naik bus antar kota dari Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.

Saya tida di rumah Pak Misbach sekitar pukul 10.00.

Setelah ngobrol Pak Misbach mulai “praktek” dengan memegang sikut kanan saya. “Wah, bendanya sudah jalan,” ujar Pak Misbach.

Dia pun memegang bagian bawa telinga kiri saya. Dan, otot di sana keras seperti batu. Sambil membaca ayat-ayat suci Pak Misbach menarik benda dengan bantuan minyak sayur.

Ketika benda ditarik Pak Misbach, terasa ada benda yang dikelurkan dari dalam tubuh. Nyeri.

Huhhhhh .... benda tercabut. Benda itu adalah jarum ukuran besar yang dipotong bagian tempat memasukkan benang.

Jarum itu berjalan di dalam otot sehingga nyeri dan membuat meriang. Jarum itu dikirim oleh seorang duku perempuan muda dari sebuah tempat, Nrg, di kawasan timur Kota Bandung.

“Si Neng”, dukun santet itu, semula justru belajar ‘ilmu putih’, tapi di perjalanan dia berbalik arah mempelajari ilmu hitam. Dia dibayar oleh seseorang, ada hubungan keluarga, di Smd di bagian timur Kota Bandung.

Semoga ini benda terakhir yang dikirim ke badan saya. Amin.  *** [Syaiful W. Harahap] ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun