“Ya, masuk dari sikut naik ke atas, Pak,” kata Pak Misbach yang saya telepon setelah salat isya. Saya membuat janji akan ke Cilegon hari Jumat (18/7-2014). Dari “penglihatan” Pak Misbah benda yang dimasukkan ke sikut kanan saya adalah benda padat.
Selepas salat subuh saya berangkat ke Cilegon dengan naik bus antar kota dari Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.
Saya tida di rumah Pak Misbach sekitar pukul 10.00.
Setelah ngobrol Pak Misbach mulai “praktek” dengan memegang sikut kanan saya. “Wah, bendanya sudah jalan,” ujar Pak Misbach.
Dia pun memegang bagian bawa telinga kiri saya. Dan, otot di sana keras seperti batu. Sambil membaca ayat-ayat suci Pak Misbach menarik benda dengan bantuan minyak sayur.
Ketika benda ditarik Pak Misbach, terasa ada benda yang dikelurkan dari dalam tubuh. Nyeri.
Huhhhhh .... benda tercabut. Benda itu adalah jarum ukuran besar yang dipotong bagian tempat memasukkan benang.
Jarum itu berjalan di dalam otot sehingga nyeri dan membuat meriang. Jarum itu dikirim oleh seorang duku perempuan muda dari sebuah tempat, Nrg, di kawasan timur Kota Bandung.
“Si Neng”, dukun santet itu, semula justru belajar ‘ilmu putih’, tapi di perjalanan dia berbalik arah mempelajari ilmu hitam. Dia dibayar oleh seseorang, ada hubungan keluarga, di Smd di bagian timur Kota Bandung.
Semoga ini benda terakhir yang dikirim ke badan saya. Amin. *** [Syaiful W. Harahap] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H