Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kompasiana “Mengeroyok” Band Geisha

1 Oktober 2014   18:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:48 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_362996" align="aligncenter" width="600" caption="Band Geisha/Kompasiana (Kompas Video)"][/caption]

“Aduh, ada apa ini.” “Wooo, siapa ini.”

Itulah antara lain lontaran kata-kata yang diucapkan oleh Momo, panggilan akrab Narova Morina Sinaga, vokalis Band Geisha, ketika Sasa dan beberapa kompasianer (anggota kompasiana.com) tiba-tiba masuk ke ruangan tempat latihan mereka di sebuah studio di bilangan Tebet, Jakarta Selatan (30/9-2014). Ini ada di acara “Studio Attack Geisha”.

Bukan hanya Momo, tapi lima awak Band Geisha pun kaget bukan alang-kepalang karena mereka tidak menyangka akan “dikeroyok” kompasianer yang tiba-tiba ‘mendobrak’ pintu ruangan tempat mereka latihan.

14121360911038221712
14121360911038221712



Lantunan suara Momo, petikan gitar Roby (Robby Satria), dentuman drum Aan (Ahmad Rasyid), petikan bas Nard (Ashari Aulia) dan desingan keyboard Dhan (Rahmad Ramadhan) pun terhenti ketika melihat Sasa dan kompasianer ada di depan mereka.

“Saya dan kompasianer ingin melihat Geisha latihan,” ujar Sasa memecah keheningan di sore hati itu (30/8-2014).

“Boleh, nggak?” Tanya Sasa.

Momo sekilas mengerenyitkan dahi, sambil berujar serius: “Boleh nggak ya?”

Sasa dan kompasianer menunggu dengan harap-harap cemas, “Ya, bolehlah,” ujar Momo.

Sasa dan kompasianer pun lega. Geisha yang semula bernama Band Jingga ketika di Pekanbaru, Riau, memainkan dua lagu khusus untuk kompasianer.

Selesai lagu pertama, Sasa pun bertanya, “Momo, apa judul lagu tadi?”

“Kamu Jahat.” Itu yang terlontar dari mulut Momo.

Sasa kaget. “Koq, saya jahat?”

“Ya, ‘Kamu Jahat’,” kembali Momo menunjuk Sasa.

Lagi-lagi Sasa heran.

“Hehe ....,” ujar Momo sambil menyibakkan rambutnya. “Memang itu judul lagunya,” kata Momo sambil terkekeh-kekeh.

Suasana pun mencair. Sasa mengusulkan agar Geisha memainkan lagu kedua dulu baru sesi wawancara. Momo setuju. Sasa dan kompasianer mendengarkan lagu kedua Geisha, “Lumpukan Ingatanku”.

Dentuman drum Aan menghentak yang diikuti petikan gitar, bas dan desingan keyboard yang dilengkapi dengan vokal Momo.

Aliran atau genre musuk Geisha adalah pop rock yang selalu bertema cinta. “Ya, kalau ada yang menganggap lirik lagu kami melo, boleh-boleh saja,” kata Momo.

Yang jelas, menurut Robby, mereka melantunkan lirik berdasarkan realitas sosial terkait dengan pengalaman hidup sehingga terasa melo, “Tapi, nada dan lirik kami jelas mengajak move on,” ujar Robby.

Fakta menunjukkan Band Geisha dikontrak oleh Musica Studio's, sebuah studio musik ternama di Indonesia. Inilah bukti lagu-lagi mereka layak menjadi bagian dari khasanah musik nasinal.

Sejak mereka berlima mulai main band di Pekanbaru tahun 2003 mereka sudah sepakat akan terus berkarya di bidang musik dengan harapan bisa berkiprah di kancah nasional. Dengan langkah pasti mereka pun berangkat ke Jakarta mengikuti ajang kompetisi band. Inilah awal mula Geisha berkiprah di kancah musik nasional hingga mereka sekarang berada di deretan papan atas grup band nasional.

Seperti dikatakan Momo, tahun ini (2014) Geisha Band merilis album terbaru yang merupakan album studio keempat mereka “Album Bersinar Terang” sebagai bagian dari kehadiran mereka selama satu dekade di dunia musik.

Salah satu kebanggaan Geisha adalah ketika lagu-lagu mereka disukai semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Seperti hari itu ketika kompansianer berkunjung ke tempat latihan mereka ada seorang anak kecil, Khaira, berumur 4 tahun yang lancar melantunkan lagu-lagu Geisha yang ikut melihat latihan Geisha.

1412088445308142091
1412088445308142091

Khaira @Iwasto Junior

“Waktu itu ada lagu ‘Lumpuhkanlah Ingatanmu’ diputar di Radio “GenFM” yang kami dengar di mobil,” kata Indah, ibu Khaira, mengenang awal mula anaknya senang mendengar lagu-lagu Geisha. Indah juga seorang kompasianer.

Khaira pun bulak-balik memandang Momo. Mereka berfoto dan memberikan tanda tangan di salah satu sampul album Geisha.

“Kami merasa senang kalau semua penonton berseru dan mengangkat tangan tinggi-tinggi,” ujar Momo yang diiyakan oleh personel Geisha.  Itulah yang membuat mereka tidak merasa lelah ketika manggung. Semua terasa ringan dan lega.

Itulah yang mendorong Geisha terus berkarya. Percikan-percikan masalah di masyarakat yang menjadi realitas soisal di social settings menjadi inspirasi bagi mereka.

Ketika ada ide, Robby misalnya akan langsung membuat catatan dan dibicarakan bersama. Setelah disepakati mulailah ditulis lirik dan selanjutnya notasi. “Ya, semua lagi merupakan hasil keroyokan,” kata Robby. Tapi, mereka tetap mencantumkan nama penemu ide dan penggagas lagu di setiap lagu yang mereka ciptakan.

Diskografi Geisha adalah album: “Anugerah Terindah”, “Meraih Bintang”, dan “Bersinar Terang”. Selain itu ada pula album “Seleksi Hits”. *** [Syaiful W. Harahap] ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun