Tanya Jawab AIDS No 1/Januari 2015
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap di “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021) 4756146 dan (021) 8566755, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya:Saya seorang pria berumur 24 tahun. Bulan lalu saya melakukan hubunga seksual dengan pekerja seks komersial (PSK). Saya ngeseks memakai kondom dengan dua PSK yang berbeda. Tapi, saya tidak memakai kondom ketika dioral oleh PSK. Saya juga melakukan seks oral kepada PSK tsb. Setelah melakukan hal itu saya merasa sangat bersalah dan berdosa serta sangat cemas tertular HIV. Akibatnya, saya tidak bisa tidur dan sering melamun memikirkan masa depan saya. Saya sangat khawatir akan masa depan saya. Saya takut. Mohon bantuan: (1) Apa yang harus saya lakukan? (2) Sebesar apa kemungkinan saya terinfeksi HIV?
Mr “X” di Jakarta Selatan via SMS (5/1-2015)
Jawab:(1) Kalau Anda jujur artinya Anda memakai kondom sejak awal sampai akhir ketika melakukan hubungan seksual dengan dua PSK itu, maka risiko Anda tertular HIV sagat kecil. Soalnya, bisa saja kondisi kondom rusak, cairan vagina PSK itu membasahi bagian pangkal penis, dll.
(2) Terkait dengan seks oral yang dilakukan PSK terhadap Anda (fellatio) risiko tertular HIV dari PSK sangat kecil karena tergantung dari status HIV dua PSK tsb., dan jika mereka mengidap HIV/AIDS apakah ketika mengoral Anda mereka mengalami sariawan. Kalau sariawan ada darah di rongga mulut dan bersentuhan dengan penis Anda.
Sedangkan seks oral yang Anda lakukan terhadap PSK yaitu memakai mulut dan lidah ke vagina (cunilingus yaitu seks oral dengan memakai mulut dan lidah terutama ke klitoris untuk mendorong rangsangan seks agar perempuan mencapai orgasme) ada risiko jika PSK tsb. mengidap HIV/AIDS. Tapi, belum ada laporan penularan HIV melalui cunilingus.
Tidak ada hitung-hitungan yang pasti secara matematis tentang seberapa besar kemungkinan tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual, fellatio, dan cunilingus.
Risiko tertular melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kali kemungkinan terjadi penularan HIV. Persoalannya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan. Bisa yang pertama, kedua, ketujuh, ketigapuluh lima, kesemilan puluh sembilan, bahkan yang keseratus.
Maka, setiap hubungan seksual yang berisiko, yaitu dilakukan dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom dengan: (a) yang mengidap HIV/AIDS di dalam dan di luar nikah, (b) dengan pasangan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah, seperti kawin-cerita, dan (c) dengan yang sering ganti-ganti pasangan, seperti PSK, selalu ada risiko tertular HIV.
Tertular HIV/AIDS tidak berarti masa depan hilang karena HIV/AIDS tidak mematikan hanya menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sekarang sudah ada obat antiretroviral (ARV) yang berguna menekan pertambahan virus di dalam darah sehingga kondisi tubuh tetap terjaga.
Jika Anda tetap khwatir dan merasa was-was, sebaiknya Anda tes HIV tapi setelah tiga bulan dari tanggal terkahir Anda ngeseks dengan tanpa kondom, al. dengan PSK. Silakan ke Klinik VCT di rumah sakit umum di kota Anda. *** [Syaiful W. Harahap - AIDS Watch Indonesia] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H