Mohon tunggu...
Aris Haryanto
Aris Haryanto Mohon Tunggu... PNS -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memiliki hobi menulis artikel mengenai seluk beluk Aplikasi Pendataan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Daur Air

25 Juni 2015   11:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daur Siklus Air adalah suatu perputaran air dengan berubahnya berbagai bentuk air dan kembali pada bentuk awal. Hal ini juga menunjukkan bahwa volume air di  bumi bersifat  tetap. Meskipun jumlah air tetap , namun dengan adanya perubahan iklim dan cuaca, letak maka mengakibatkan volume didalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara alamahi berlangsung panjang dan cukup lama. Sulit jika kita menghitung secara tepat berapa lama  siklus air berjalan. Hal ini karena tergantung pada kondisi geografis suatu daerah, pengaruh manusia dan banyak faktor lain. Siklus air  adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari lapisan atmosfer turun ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui tahapan kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Evaporasi (penguapan)

Ketika air terkena sinar matahari, maka permukaan molekul-molekul air memiliki energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfier. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap menuju angkasa setiap tahun . Hampir 80.000 mil kubik menguap dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya ini disebut Evapotranspirasi.

Presipitasi

Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Kondensasi (pengembunan)

Ketika uap air mengembang, mendingin dan berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam daur air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara keseluruhan cenderung tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun