Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Suara Golput

29 Maret 2019   04:56 Diperbarui: 29 Maret 2019   06:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keistimewaan pun berlaku jika sang tokokh punya banyak uang. Akhirnya yang bermain di dalam partai itu ada dua kalau tidak pengaruh ya uang. Sistem keuangan partai politik yang buruk tadi melahirkan koruptor-koruptor, seperti korupsi Gubernur Jambi Zumi Zola dan Bupati Lampung Selatan yang harus setoran buat partai.

Untuk sistem seperti ini, dengan segala kewarasan saya, saya lebih baik golput.

Saya sudah golput lebih dari 15 tahun, namun saya akan berhenti golput jika :
1. Rakyat bisa memecat wakil rakyat yang berkinerja buruk.
2. Partai politik yang kadernya terbukti korupsi, partainya harus dibubarkan karena telah gagal melakukan kaderisasi dan menipu rakyat. Bukan hanya cuci tangan dengan memecat kader tersebut.
3. KPU harus membuat sistem pemilu berbiaya murah dan adil. Saya menyarankan KPU untuk membuat alat peraga kampanye yang informatif, komprehensif dan berimbang dengan memanfaatkan sistem sosialisasi struktur pemerintahan hingga yang terendah RT/RW, sebaiknya sudah berbasis digital. Tidak kacau seperti sekarang, spanduk-spanduk tidak beraturan tapi minim informasi, tidak lebih seperti sampah.

Untuk Indonesia yang lebih baik dan beradab,
Presiden Gollput Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun