Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelisik Pembantaian Massal PKI

3 Oktober 2015   07:40 Diperbarui: 21 Juli 2016   10:53 2393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu kesuksesan rezim Soeharto adalah membangun kebencian terhadap PKI. Sejarahnya dikelamkan dan dimanipulasi. PKI adalah korban kepentingan Amerika dan Orde Baru. Di mana di zaman Soekarno PKI yang erat kaitannya dengan China banyak menghalangi kepentingan Amerika. Tumbangnya Soekarno menjadi awal bagi Amerika mengeruk kekayaan Indonesia, di mulai dari Freeport.

Tulisan ini mencoba mengkritisi kembali sejarah yang terkelamkan tentang PKI. Saya bukan orang PKI, tapi nurani saya mecoba berpihak dan mencari kebenaran. Ada hal yang sangat serius, yang harusnya dibuka dan diungkap. Kejanggalan propaganda kebencian tentang PKI terlihat sejak reformasi, dimana film G30 S/PKI yang tidak lagi ditayangkan. Kenapa film itu tidak lagi ditayangkan? Karena pasti ada yang salah dalam film itu. Saya mencoba berangkat dari fakta ini dan mencoba mengembangkannya lebih jauh.  

Salah satu cerita yang membuat rakyat benci terhadap PKI adalah penyerangan PKI terhadap pesantren. Cerita ini dimuat di tempo, saya salin seperti berikut ini.

#Tragedi Kanigoro, PKI Serang Pesantren

TEMPO.CO , Jakarta - Masih lekat di ingatan Masdoeqi Moeslim peristiwa di Pondok Pesantren Al-Jauhar di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, pada 13 Januari 1965. Kala itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 04.30. Ia dan 127 peserta pelatihan mental Pelajar Islam Indonesia sedang asyik membaca Al-Quran dan bersiap untuk salat subuh. Tiba-tiba sekitar seribu anggota PKI membawa berbagai senjata datang menyerbu. Sebagian massa PKI masuk masjid, mengambil Al-Quran dan memasukkannya ke karung. "Selanjutnya dilempar ke halaman masjid dan diinjak-injak," kata Masdoeqi saat ditemui Tempo di rumahnya di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pekan lalu.

Para peserta pelatihan digiring dan dikumpulkan di depan masjid. "Saya melihat semua panitia diikat dan ditempeli senjata," tutur Masdoeqi, yang kala itu masuk kepanitiaan pelatihan.

Dia menyaksikan massa PKI juga menyerang rumah Kiai Jauhari, pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhar dan adik ipar pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Makhrus Aly. Ayah Gus Maksum itu diseret dan ditendang ke luar rumah.

Selanjutnya, massa PKI mengikat dan menggiring 98 orang, termasuk Kiai Jauhari, ke markas kepolisian Kras dan menyerahkannya kepada polisi. Menurut Masdoeqi, di sepanjang perjalanan, sekelompok anggota PKI itu mencaci maki dan mengancam akan membunuh. Mereka mengatakan ingin menuntut balas atas kematian kader PKI di Madiun dan Jombang yang tewas dibunuh anggota NU sebulan sebelumnya. Akhir 1964, memang terjadi pembunuhan atas sejumlah kader PKI di Madiun dan Jombang. "Utang Jombang dan Madiun dibayar di sini saja," ujar Masdoeqi, menirukan teriakan salah satu anggota PKI yang menggiringnya.

Kejadian itu dikenal sebagai Tragedi Kanigoro pertama kalinya PKI melakukan penyerangan besar-besaran di Kediri. Sebelumnya, meski hubungan kelompok santri dan PKI tegang, tak pernah ada konflik terbuka.

Meski tak sampai ada korban jiwa, penyerbuan di Kanigoro menimbulkan trauma sekaligus kemarahan kalangan pesantren dan anggota Ansor Kediri, yang sebagian besar santri pesantren. Memang kala itu para santri belum bergerak membalas. Namun, seperti api dalam sekam, ketegangan antara PKI dan santri makin membara.

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Idris Marzuki, mengakui atmosfer permusuhan antara santri dan PKI telah berlangsung jauh sebelum pembantaian. "Bila berpapasan, kami saling melotot dan menggertak," katanya. Kubu NU dan PKI juga sering unjuk kekuatan dalam setiap kegiatan publik. Misalnya ketika pawai memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus, rombongan PKI dan rombongan NU saling ejek bahkan sampai melibatkan simpatisan kedua kelompok. Kondisi itu semakin diperparah oleh penyerbuan PKI ke Kanigoro.

Peristiwa di Kanigoro itu pula yang memperkuat tekad kaum pesantren dan anggota Ansor di Kediri, termasuk Abdul, membantai anggota PKI. Pembantaian mencapai puncaknya ketika pemerintah mengumumkan bahwa PKI adalah organisasi terlarang. Abdul dan para anggota Ansor lainnya semakin yakin bahwa perbuatan mereka benar. "Seperti api yang disiram bensin, kami semakin mendapat angin untuk memusnahkan PKI," ujarnya.

nasional.tempo.co/read/news/2012/10/01/078432924/tragedi-kanigoro-pki-serang-pesantren

Jika kita mencoba menelaah secara adil, apa yang dilakukan PKI bisa dipahami sebagai upaya mencari keadilan karena orang mereka dibunuh. Namun PKI tetap menjunjung penegakan hukum dengan cara menyerahkan orang yang mereka tuduh kepada polisi. Tidak main hakim sendiri. Maka terlihat bahwa propaganda terhadap keberingsan PKI merupakan hal yang tidak sesuai fakta.

#PKI pelaku atau korban G30 S ?

30 September 1965 merupakan titik balik pembataian PKI di Indonesia, PKI dituding melakukan kudeta. Tudingan ini secara logika agak janggal karena kepentingan PKI di zaman Soekarno cukup diakomodasi, hal terbukti melalui propaganda ajaran Nasakom oleh Soekarno. 

Setelah peristiwa G 30 S yang dituding diotaki oleh PKI. Indonesia mengalami peristiwa yang sangat mengerikan, bisa di katakan terjadi genosida terhadap orang-orang PKI. Pelanggaran HAM terberat di abad ke-20. Berdasarkan pengakuan Mertua SBY, Sarwo Edhie yang memimpin pembataian orang PKI ada 3 juta orang yang tewas. 

'Merekalah yang kelak menjadi jagal bagi para anggota PKI, atau simpatisan, atau orang yang dituding sebagai PKI. Sejarah kemudian mencatat pembantaian massal terjadi di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Sarwo Edhie mencatat korban tewas tak kurang dari 3 juta orang.'

m.merdeka.com/peristiwa/sarwo-edhie-jangan-berikan-leher-kalian-gratis-pada-pki.html

Penelitian-penelitian lainnya oleh lembaga asing yang dipublikasikan melalui wikipedia menyebutkan setidaknya setengah juta orang PKI dibantai. Sedangkan versi pemerintah 'hanya' 78ribu. 

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September

Jika dilihat dari data korban ini, jelas, yang menjadi korban sesungguhnya adalah orang PKI, tapi data ini perlu diverifikasi kembali. Maka untuk meluruskan fakta sejarah yang sangat memilukan ini, saya berpendapat perlu  untuk meluruskan sejarah secara jujur dan adil, perlulah kiranya membuat tim investigasi/penelitian secara resmi yang bekerja secara independen agar setiap warga negara mendapatkan keadilannya dan agar hal serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun