Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Para Golputer Terbahak-bahak

2 Februari 2015   14:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika Pemilu Dulu Ada Satu Golongan Yang Cukup Direndahkan Karena Mereka Distempeli Sebagai Golongan Apatis Yang Tidak Perduli Dengan Bangsanya Sendiri. Padahal Asumsi Ini Sama Sekali Tidak Bisa Dibuktikan Dan Dipertanggungjawabkan Karena Sekarang Terbukti Para Legislator Terpilih Telah Menjadi Penghianat Bagi Konstituennya Sendiri.

Hal Ini Sangat Jelas Ketika Mereka Mendukung Dengan Memuluskan Komjen Budi Gunawan Yang Sudah Tersangkakan Oleh KPK Untuk Menjadi Kapolri. Lebih Dari Itu, Mereka Juga Mendesak Presiden Jokowi Untuk Segera Melantik Budi Gunawan, Desakan Itu Datang Dari Kubu KIH Dan KMP. Banyak Orang Terperanga Mengapa KMP Satu Haluan Dengan KIH Mendesak Jokowi Melantik Budi Gunawan, Sebagian Berpikir Bahwa Ini Adalah Jebakan Betmen Untuk Memakzulkan Jokowi. Hal Yang Sangat Ironis Malah Ditunjukkan Oleh PKS, Salah Satu Politikus PKS Mengatakan Bahwa Budi Gunawan Merupakan Calon Kapolri Terbaik Bahkan Kualitasnya Layak Jadi Presiden.

Sampai Disini Saya Sudah Kehabisan Kata-Kata Untuk Memberikan Gambaran Secara Positif Pada Legislator Hasil Pilihan Pemilu 2014 Kemarin.

Kini Rasa Kasihan Saya Tertuju Pada Para Konstituen Yang Dulu Begitu Bangga Dengan Pilihannya Namun Kini Hanya Bisa Menonton Melongo Melihat Para Legislator Beratraksi Tanpa Bisa Melakukan Hal Apapun. Anggota Legislatif Yang Kalian Pilih Benar-Benar Tidak Berguna, Buktinya Jika Ada Hal Yang Ingin Kalian Suarakan Kalian Buat Petisi, Ribut Di Media, Ribut Di Jalanan. Pertanyaannya, Dimanakah Wakil Kalian Itu? Suara Kalian Benar-Benar Telah Tergadaikan, Dihitung Dan Dibungkam Dalam Kotak Pemilu, Tapi Bodohnya Kalian Bangga Dengan Itu. Dan Kini Mereka Lebih Patuh Ke Partai Dari Pada Ke Kalian Sebagai Konstituen.

Ada Beberapa Pertanyaan Yang Ingin Saya Tanya Ke Kalian Yang Pada Pemilu Kemarin Menggunakan Hak Suara Dan Memilih Caleg Kalian:


  1. Apakah Kalian Tahu Caleg Yang Kalian Pilih Itu Terpilih?

  1. Jika Terpilih, Apakah Kalian Tahu Caleg Kalian Kini Ada Di Komisi Apa Dan Apakah Ia Tepat Di Komisi Yang Ia Tempati Sekarang?

  1. Jika Terpilih, Apakah Kalian Tahu Apa Yang Telah Dilakukan Caleg Kalian Pilih Selama Menjadi Legislator, Minimal Perbulannya?

Tiga Pertanyaan Itu Jika Kalian Bisa Jawab Maka Kalian Adalah Pemilih Yang Cerdas Dan Kritis, Dan Sebaliknya Jika Anda Tidak Bisa Menjawabnya. Maka Wajar Saja Rendahnya Kualitas Politik Saat Ini Karena Disumbang Oleh Orang-Orang Yang Kurang Cerdas Dan Kritis.

Saya Melihat Sesungguhnya Indonesia Tidak Siap Melaksanakan Pemilu Secara Langsung, Hal Ini Dibuktikan Bahwa 60% Para Pemilih Tidak Mengetahui Siapa Yang Dipilihnya Sehingga Orang Yang Bermasalah Secar Moral Seperi Aceng Fikri Bisa Melaju Dengan Tenang Menjadi Anggota DPD. 60% Pemilih Buta Inilah Yang Menjerumuskan Indonesia Menjadi Negara Dengan Kualitas Politik Makin Murahan. Secara Sistem Pemilu 2014 Tidak Bisa Melahirkan Politisi Yang Berkualitas.

Saya Golput Pada Pemilu 2014 Kemarin Sistem Pemilu Hanya Menyediakan Mekanisme Untuk Memilih Wakil Rakyat (Legislator), Tetapi Tidak Ada Mekanismen Bagaimana Ia Harus Mempertanggungjawabkan Diri Langsung Ke Konstituen,Atau Tidak Ada Mekanisme Bagaimana Konstituen Bisa Memberhentikan Mereka Sebagai Legislator Jika Konstituen Menilai Mereka (Anggota DPR/Legislator) Telah Melanggar Janjinya, Contoh Yang Paling Nyata Kini Hampir Semua Anggota DPR Mendukung Pelantikan Budi Gunawan Padahal Hal Ini Sangat Bertentangan Dengan Sebagian Besar Masyarakat. Kini Apa Jadinya? Para Pemilih/Konstituen Cuma Bisa Menyesal. Sungguh Menyedihkan...

Hahahaha...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun