Mohon tunggu...
Muhammad Fadli Fauzan
Muhammad Fadli Fauzan Mohon Tunggu... Lainnya - Fisikawan Muda dan Penggemar Motorsport

young physicist with disability, not too good in physical activity, but not too bad in physical science | into motorsport

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Energi Terbarukan, Indonesia Harus Memanfaatkan Energi Nuklir!

27 Januari 2024   18:39 Diperbarui: 27 Januari 2024   18:41 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang memiliki populasi lebih dari 270 juta jiwa, sayangnya hanya beberapa orang saja yang sudah "melek" akan pentingnya nuklir dan sebagian besar masyarakat masih takut akan nuklir. Mengapa itu bisa terjadi? Apa manfaatnya kalau nuklir sudah hadir di depan kita? Sebenarnya apa sih itu nuklir? Mari kita simak bersama!

1. Apa Itu Nuklir?

Ilustrasi Komponen Inti Atom (https://kompas.com/)
Ilustrasi Komponen Inti Atom (https://kompas.com/)

Secara sederhana, nuklir adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan inti atom atau nukleus, di mana terjadi proses pemisahan inti atom ataupun penggabungan menjadi inti atom lain. Atom sendiri adalah unit terkecil dari suatu unsur kimia. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung partikel bermuatan positif yang disebut proton dan partikel bermuatan netral yang disebut neutron. 

Berdasarkan kajian akademik Universitas Gadjah Mada, nuklir merupakan solusi ramah lingkungan yang berkelanjutan untuk mengejar Indonesia sejahtera dan rendah karbon. Implementasi nuklir sebagai energi terbarukan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi sekaligus dapat mencapai target penurunan karbon di masa mendatang.

Berkaitan dengan inti atom, tidak semua inti atom yang bisa menghasilkan efek nuklir yang besar, salah satu yang biasa digunakan adalah Uranium, seperti apa penggabungan atau pemisahan inti atom?

2. Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi

Ilustrasi Reaksi Fusi dan Reaksi Fisi (https://kompas.com/)
Ilustrasi Reaksi Fusi dan Reaksi Fisi (https://kompas.com/)

Reaksi fisi adalah reaksi pemisahan atom dengan inti berat karena ditembak oleh partikel neutron. Reaksi fisi hanya membutuhkan sedikit energi untuk dapat terjadi, energi ini digunakan untuk mempercepat partikel yang ditembakkan. Partikel dipercepat oleh akselelator sehingga memiliki energi yang cukup untuk sampai ke inti atom.

Kebalikan dengan reaksi fisi yang berarti pemecahan, reaksi fusi adalah penyatuan, di mana dua atom bergabung menghasilkan satu atom dengan inti yang lebih berat.

Secara sederhana, energi dari reaksi fisi dan fusi akan bisa disalurkan menjadi energi listrik, ini sesuai dengan prinsip energi mekanik karya Newton.

Bayangkan, dengan beberapa inti atom saja, kita bisa menjalankan output energi yang lumayan besar, apa lagi kalau nanti dibangun Reaktor Nuklir. Pertanyaan selanjutnya, apakah Indonesia mampu membangun Reaktor Nuklir?

3. Apakah Indonesia mampu membangun Reaktor Nuklir?

Reaktor Riset Kartini di Yogyakarta (https://www.brin.go.id/)
Reaktor Riset Kartini di Yogyakarta (https://www.brin.go.id/)

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Alangkah baiknya, kita mengenal Reaktor Riset Indonesia terlebih dahulu, salah satunya ada di Yogyakarta. Dulu pada tahun 2018, saya dan organisasi riset kampus berkunjung ke Reaktor Riset Yogyakarta yang diberi nama Reaktor Kartini. Kartini di sini merupakan akronim dari Karya Teknisi Indonesia dan reaktor ini sudah beroperasi dari tahun 1979, memang sudah sangat lama.

Reaktor Kartini merupakan Reaktor Riset yang berfungsi untuk penelitian isotop dan pendidikan bagi peneliti dan mahasiswa/i, daya yang dihasilkan pun kecil sekali yaitu 100kWh listrik, kalau dibandingkan dengan Reaktor Nuklir, rata-rata Reaktor Nuklir menghasilkan lebih dari 1000kWh listrik.

Jadi, kalau tahun 1979 saja kita mampu membuat Reaktor Riset, bukan tidak mungkin kita bisa dan mampu membuat Reaktor Nuklir!

Apakah kita mampu? Iya kita mampu!

4. Apa yang perlu diwaspadai?

Reaktor Nuklir di Australia (https://ewsaus.com/power)
Reaktor Nuklir di Australia (https://ewsaus.com/power)

Ada beberapa yang harus diwaspadai, namun sebenarnya kalau kita rasiokan antara benefit dan defisit, maka masih unggul benefitnya dengan segala permasalahan yang ada yakni listrik yang mahal, dengan adanya Reaktor Nuklir di Indonesia, maka akan menurunkan biaya listrik dan tanpa listrik, kita nyaris tidak berbuat apa-apa.

Salah satu yang perlu kita waspadai adalah maintenance system, baik itu sumber nuklirnya, sumber daya manusianya dan limbahnya. Pada saat saya berkunjung ke Reaktor Kartini, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan kalau nantinya membangun sebuah Reaktor Nuklir, diantaranya staf-staf yang ada di Gedung Reaktor Nuklir, akan diperiksa dengan alat semacam survey meter agar bisa mengetahui apakah ada kontaminasi di suatu permukaan atau tidak. Setelah radiasi radioaktif terdeteksi di suatu area, alat ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar penyebaran kontaminasi.

Untuk staf personalnya, akan dibawakan semacam personal dosimeter, alat ini untuk melengkapi petugas yang bekerja di daerah radiasi. Alat tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa besar dosis yang terpapar. Kalau pun ada staf yang terpapar radiasi melewati indicator alat tersebut, maka staf tersebut diistirahatkan selama beberapa bulan dan boleh masuk lagi setelah beberapa bulan.

Sesuai arahan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), limbah nuklir bisa diolah, dibuang, dikubur dan lain-lain. BAPETEN sudah merancang dan merilis buku mengenai limbah nuklir pada tahun 1999, sayangnya sampai detik ini nuklir masih asing di negeri kita sendiri, yaitu Indonesia.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah political will behavior, nantinya kalau sudah dibangun nuklir di Indonesia, maka negara-negara lain akan melirik dan memandang Indonesia sebagai pusat politik yang baru. Ada sisi positifnya dan ada sisi negatifnya, sisi positifnya antara lain negara-negara lain akan “sopan” terhadap Indonesia, bahkan mungkin Indonesia bisa menjadi negara yang lebih berdaulat karena adanya nuklir. Dari sisi negatifnya, negara-negara lain akan memandang Indonesia sebagai ancaman untuk negaranya, namun sebagai warga negara yang baik, tentu kita tidak mau semua itu terjadi, nuklir bisa bersahabat dengan siapa pun tanpa merugikan apa pun.

Berikutnya yang harus diwaspadai yakni oknum warga Indonesia sendiri yang gampang terpengaruh dan gampang tersulut oleh berita hoax tentang nuklir dari oknum-oknum yang tidak mau nuklir ada di Indonesia. Harus digalakkan lagi penyuluhan tentang nuklir agar masyarakat yang awam akan nuklir, bisa menerima dan tahu akan nuklir.

5. Yuk Bangun!

Pada Oktober tahun 2023 yang lalu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Indonesia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pemerintah disebut telah mengolah data, serta telah mengerucutkan untuk melakukan pembangunan PLTN sekitar tahun 2030.

Mengapa harus menunggu tahun 2030? buku pedoman dari BAPETEN saja sudah ada dari tahun 1999 lho! dengan mempercepat PLTN, maka masyarakat bisa menyesuaikan dan bisa beralih dari sumber minyak, atau bahkan masyarakat bisa menggunakan keduanya.

Negara kita sudah lama tergantung akan minyak dan sekarang sudah marak mobil listrik yang menggunakan nikel dan lithium, namun dengan menggunakan nikel, akan bertolak belakang dengan visi hijau energi terbarukan.

Saya sudah menyaksikan liputan dari kanal Youtube dari narasi newsroom tentang nikel, di Youtube tersebut menyiratkan bahwa itu sama saja dengan “tambal sulam”, memang tidak menggunakan minyak, tapi ekspoitasi nikel yang sering melanggar aturan akan merusak tanah dan mencemari air.

Oleh karena itu, visi tentang energi terbarukan akan bisa diselesaikan dengan membangun PLTN sesegera mungkin, mari kita wujudkan energi yang sustainable dengan terciptanya nuklir di Indonesia, salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun