Mohon tunggu...
Muhammad Fadli Fauzan
Muhammad Fadli Fauzan Mohon Tunggu... Lainnya - Fisikawan Muda dan Penggemar Motorsport

young physicist with disability, not too good in physical activity, but not too bad in physical science | into motorsport

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Energi Terbarukan, Indonesia Harus Memanfaatkan Energi Nuklir!

27 Januari 2024   18:39 Diperbarui: 27 Januari 2024   18:41 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PLTN (https://www.bapeten.go.id/)

Salah satu yang perlu kita waspadai adalah maintenance system, baik itu sumber nuklirnya, sumber daya manusianya dan limbahnya. Pada saat saya berkunjung ke Reaktor Kartini, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan kalau nantinya membangun sebuah Reaktor Nuklir, diantaranya staf-staf yang ada di Gedung Reaktor Nuklir, akan diperiksa dengan alat semacam survey meter agar bisa mengetahui apakah ada kontaminasi di suatu permukaan atau tidak. Setelah radiasi radioaktif terdeteksi di suatu area, alat ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar penyebaran kontaminasi.

Untuk staf personalnya, akan dibawakan semacam personal dosimeter, alat ini untuk melengkapi petugas yang bekerja di daerah radiasi. Alat tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa besar dosis yang terpapar. Kalau pun ada staf yang terpapar radiasi melewati indicator alat tersebut, maka staf tersebut diistirahatkan selama beberapa bulan dan boleh masuk lagi setelah beberapa bulan.

Sesuai arahan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), limbah nuklir bisa diolah, dibuang, dikubur dan lain-lain. BAPETEN sudah merancang dan merilis buku mengenai limbah nuklir pada tahun 1999, sayangnya sampai detik ini nuklir masih asing di negeri kita sendiri, yaitu Indonesia.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah political will behavior, nantinya kalau sudah dibangun nuklir di Indonesia, maka negara-negara lain akan melirik dan memandang Indonesia sebagai pusat politik yang baru. Ada sisi positifnya dan ada sisi negatifnya, sisi positifnya antara lain negara-negara lain akan “sopan” terhadap Indonesia, bahkan mungkin Indonesia bisa menjadi negara yang lebih berdaulat karena adanya nuklir. Dari sisi negatifnya, negara-negara lain akan memandang Indonesia sebagai ancaman untuk negaranya, namun sebagai warga negara yang baik, tentu kita tidak mau semua itu terjadi, nuklir bisa bersahabat dengan siapa pun tanpa merugikan apa pun.

Berikutnya yang harus diwaspadai yakni oknum warga Indonesia sendiri yang gampang terpengaruh dan gampang tersulut oleh berita hoax tentang nuklir dari oknum-oknum yang tidak mau nuklir ada di Indonesia. Harus digalakkan lagi penyuluhan tentang nuklir agar masyarakat yang awam akan nuklir, bisa menerima dan tahu akan nuklir.

5. Yuk Bangun!

Pada Oktober tahun 2023 yang lalu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Indonesia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pemerintah disebut telah mengolah data, serta telah mengerucutkan untuk melakukan pembangunan PLTN sekitar tahun 2030.

Mengapa harus menunggu tahun 2030? buku pedoman dari BAPETEN saja sudah ada dari tahun 1999 lho! dengan mempercepat PLTN, maka masyarakat bisa menyesuaikan dan bisa beralih dari sumber minyak, atau bahkan masyarakat bisa menggunakan keduanya.

Negara kita sudah lama tergantung akan minyak dan sekarang sudah marak mobil listrik yang menggunakan nikel dan lithium, namun dengan menggunakan nikel, akan bertolak belakang dengan visi hijau energi terbarukan.

Saya sudah menyaksikan liputan dari kanal Youtube dari narasi newsroom tentang nikel, di Youtube tersebut menyiratkan bahwa itu sama saja dengan “tambal sulam”, memang tidak menggunakan minyak, tapi ekspoitasi nikel yang sering melanggar aturan akan merusak tanah dan mencemari air.

Oleh karena itu, visi tentang energi terbarukan akan bisa diselesaikan dengan membangun PLTN sesegera mungkin, mari kita wujudkan energi yang sustainable dengan terciptanya nuklir di Indonesia, salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun