Mohon tunggu...
Fajar Azay
Fajar Azay Mohon Tunggu... -

cari tahu tentang saya di http://infoana.com/

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng| Seikat "Sandal" dan "Sepatu"

30 April 2017   10:38 Diperbarui: 1 Mei 2017   20:19 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah kisah sandal dan sepatu… Pak Abdullah punyai sepasang sandal dan sepatu di rumahnya.  Tepat pukul 04.00 pak Abdullah bangun berasal dari tidurnya dan bergegas mengambil alih sandalnya untuk di pakainya ke kamar mandi. Selepas ke kamar mandi, pak Abdullah menempatkan sandalnya  di rak depan pintu kamarnya dan pak Abdullah langsung menunaikan ibadah sholat subuh.  Ketika pak Abdullah sholat, terjadilah percakapan antara sandal dan sepatu..

Eh sandal… malang sekali sih nasib muu… pagi-pagi gini sudah basah kuyub begitu… celoteh si sepatu..

Gak papa deh,,, yang mutlak kan aku berguna dan bermanfaat… jawab si sandal

Bermanfaat apanya?? Mending kayak aku nih… tiap hari aku di memanfaatkan ke kantor… gak kayak kamu, Cuma di memanfaatkan ke kamar madi doang… Huuu… payah sekali anda ndal sandal… Hina si Sepatu  

Si Sandal pun menangis dikarenakan hinaan si Sepatu…

Hiks… Hiks… ya allaahhh.. kenapa nasibku layaknya inii?? Jadikan hamba sandal yang terlalu berguna ya Allaaah. Supaya hidup aku tidak sia-sia layaknya ini… . Ucap si Sandal berdoa di dalam hati.  

Tak lama kemudian, pak Abdullah bergegas untuk pergi ke kantor. Pak Abdullah memakai sepatu kulit hitam mengkilat yang ia menempatkan di rak sepatu itu…

Eh… Sandal, aku pergi ke kantor dulu yaa… dadaaa… ejek si Sepatu..

Iya… hati-hati ya sepatuu… senyum si sandal bersama dengan hati sedih..

Yuhuuuu… sahut si sepatu bersama dengan sombongnya…  

Pagi itu langit nampak cerah sekali, agar Pak Abdullah lupa tidak membawa payung padahal lagi musim hujan.. Sore harinya ketika pak Abdullah menanti bis kota, eh tiba-tiba langit jadi mendung dan hujan mengguyur seluruh kota. Pak Abdullah berlari kecil mencari daerah yang lebih teduh. Si sepatu pun berteriak keras-keras..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun