Halo, para pencari informasi! Kembali lagi dengan artikel terbaru saya terkait dengan multimedia, yang kali ini akan mengangkat mengenai Jurnalisme Masa Depan dan hubungannya dengan multimedia.
Nama ini mungkin bukan nama yang familiar terdengar di kehidupan kita sehari-hari. Yuk kita kupas mengenai Jurnalisme Masa Depan ini jika terkait dengan multimedia!
Menurut McAdams (2014), sebenarnya tidak ada penjelasan pasti mengenai apa itu sebenarnya multimedia atau bahkan apakah itu masih digunakan atau tidak. Tapi, masih sering kita jumpai mengenai bagaimana kemampuan multimedia masuk ke dalam list kemampuan yang dicari untuk mendaftar pekerjaan.Â
Berdasarkan survey yang dilakukan pada 29.000 orang jurnalis di seluruh dunia, didapatkan bahwa menurut mereka salah satu hal terpenting yang harus dimiliki adalah kemampuan new multimedia.
Salah satu contoh penting dari perkembangan new multimedia adalah "Snow Fall", yang merupakan sebuah cerita digital yang dibentuk menggunakan kombinasi dari banyak media oleh New York Times pada tahun 2012.Â
Dengan gebrakannya, NY Times berhasil menarik lebih dari 3 juta pengunjung ke laman Snow Fall hanya dalam jangka waktu 10 hari pertama.Â
Akhirnya storytelling dengan menggunakan multimedia terus menerus berkembang sembari para jurnalis bereksperimen dengan peluang-peluang baru yang bisa dihasilkan dari teknologi serta teknik terbaru ini.
Dengan hadirnya teknik baru ini, ada beberapa perubahan yang terjadi baik dari sisi produksi hingga konsumsi, yaitu
Complement, don't repeat. Dalam menghasilkan konten jurnalistik dalam masa multimedia ini, diharapkan informasi yang diberikan bukanlah informasi yang mengulang. Akan tetapi merupakan informasi yang bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Integrate media types. Dalam menggunakan media yang berbeda, penulis diharapkan untuk bisa mengintegrasikan media-media tersebut dengan memperhatikan bahwa media ini merupakan bagian pelengkap dari cerita atau berita yang disampaikan.
Simplify. Jurnalis diharapkan untuk menentukan bagian informasi yang mana saja yang benar-benar harus dibahas dan informasi mana yang bisa dikesampingkan.Â
Grab the audience's attention. Jurnalis diharapkan juga bisa menarik perhatian konsumen atau pembaca dengan sesuatu yang bisa menarik perhatian, misalnya seperti ajakan untuk mendengarkan informasi yang akan diberikan selanjurnya.
Nonlinear does not need to be complicated. Kehadiran dari multimedia ini memudahkan jurnalis untuk menonjolkan bagian-bagian tertentu dari suatu informasi. Tapi jurnalis harus hati-hati dalam membuat pembaca kewalahan dengan banyaknya informasi yang diberikan.
Low interactivity is okay. Meskipun multimedia memiliki unsur interaktif, akan tetapi tidak jarang juga banyak yang menghasilkan pembaca yang pasif. Contohnya seperti scrolling sebuah situs website.
Immersive experiences rule. Jurnalis diharapkan dapat membawa pembaca ke 'tempat' yang belum pernah dikunjungi sebelumnya dan menjadikannnya sebuah pengalaman baru bagi sang pembaca.
Good journalistic judgement is still needed. Dengan banyaknya perubahan, salah satu aspek penting yang tetap harus ada adalah penilaian mengenai produk jurnalistik yang baik. Keputusan dari informasi apa saja yang bisa masuk dan apa yang tidak, tetap menjadi keputusan dari sang produsen berita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H