Mohon tunggu...
Inezia Sukonco
Inezia Sukonco Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

Mahasiswa Komunikasi Universitas Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pandangan Patriarkis yang Sama dari Dua Negara yang Berbeda

14 Desember 2020   22:19 Diperbarui: 14 Desember 2020   22:33 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinda dipaksa untuk cepat menikah dan membawa pasangan ke kampung halamannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan kedua orangtuanya. Tekanan dari kedua orangtuanya itu pun juga ditambah dengan umur Dinda yang sudah mencapai 33 tahun. Orang tua Dinda pun juga mengibaratkan Dinda di umurnya yang ke 33 tahun ini layaknya sebuah kapal perang yang sirine tanda bahayanya pun sudah berbunyi.

Ini bisa diartikan bahwa kedua orang tua Dinda menganggap Dinda yang sudah berumur 30an ini dalam bahaya.

Sumber: Tangkapan layar sendiri
Sumber: Tangkapan layar sendiri
Kedua orangtuanya pun tega membohongi Dinda dengan memanipulasinya mengenai umur mereka yang sudah tidak lama lagi.
Sumber: Tangkapan layar sendiri
Sumber: Tangkapan layar sendiri

Tak jauh berbeda dengan Dinda, Sloane diharapkan untuk cepat settle down dengan seorang laki-laki, hingga ibunya rela untuk menjodohkan dirinya dengan tetangga barunya. Ibunya menganggap Sloane telah mencapai momen “coming-of-age”, atau momen dimana ia sudah harus menyatakan kedewasaannya atau maturity dalam dirinya, dan salah satu contohnya adalah dengan memiliki pasangan yang serius. Hal ini juga didorong dengan kedua saudara Sloane yang telah menikah.

Sumber: Tangkapan layar sendiri
Sumber: Tangkapan layar sendiri

Kedua film ini juga dikeluarkan dalam rentang waktu yang bisa terbilang jauh, yaitu pada tahun 2015 dengan 2020. Hal ini bisa menunjukan bahwa nilai yang dianut atau berada di dalam masyarakat mengenai ‘saat matang’ seorang perempuan masih kerap dipercaya, meskipun terjadi di 2 negara yang memiliki latar belakang yang jauh berbeda. 

‘Saat matang’ bagi perempuan ini pun juga akhirnya semakin merambah di dalam masyarakat, sehingga di dalam masyarakat pun muncul sebutan bagi sekelompok orang yang masih belum menikah juga di usianya yang sudah dianggap ‘matang’, yaitu sebutan ‘perawan tua’. Hal ini dapat ditemukan di dalam masyarakat Indonesia dan bisa dilihat dalam cuplikan scene ketika Jerry, mantan pacar Dinda sekaligus suami Nana, kakak Dinda. 

Sumber: Tangkapan layar sendiri
Sumber: Tangkapan layar sendiri

'Saat matang' seorang perempuan pun juga dijelaskan dalam film Kapan Kawin? di dalam scene ketika Ibu Dinda menyatakan bahwa Nadya, kakak Dinda, telah hamil pada 'waktu yang seharusnya', layaknya wanita normal.

Sumber: Tangkapan layar sendiri
Sumber: Tangkapan layar sendiri

Hampir sama dengan apa yang terjadi dalam film Kapan kawin, meskipun bukan sebutan di dalam masyarakat yang muncul dalam film Holidate, akan tetapi muncul kekhawatiran dari sang Ibu bagi Sloane yang akan menjalani hidup tua seorang diri sama seperti apa yang akan terjadi pada Tante dari Sloane, perempuan single yang dijadikan contoh oleh Sloane untuk mengundang seorang ‘holidate’ di tiap acara keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun