Hai guys! Setelah di beberapa tulisan sebelumnya kita telah membaca mengenai sejara internet dan karakteristik media baru, sekarang kita akan membahas sebenarnya apa saja sih perbedaan dari jurnalisme online dengan jurnalisme multimedia.
Jurnalisme Daring (Online)
Menurut Widodo (2020) dalam buku Jurnalisme Multimedia, jurnalisme online ini adalah sebuah aktivitas jurnalistik yang dilakukan secara online atau daring dengan menggunakan basis internet. Menurut Pavlik dalam Widodo (2020), jurnalisme daring merupakan kegiatan jurnalisme yang kontekstual yang disatukan dengan menggunakan 3 fitur unik komunikasi, yaitu kemampuan multimedia dari medium digitalnya, kualitas interaktif dalam komunikasi online, dan fitur-fitur lain yang bisa dicustom.
Jurnalisme daring bisa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu rentangan atau jangkauan dan domain yang lebih berfokus pada tingkat komunikasi partisipatoris yang difasilitasi oleh situs berita yang bersangkutan.Â
- Rentangan, web pada domain ini lebih berfokus pada jangkauan konektivitas publik dan juga konten editorial. Maksud dari konten editorial ini adalah teks, baik kata-kata yang tertulis, serta gambar-gambar yang terlampir di dalamnya, yang telah dibuat atau diedit oleh sang jurnalis. Sedangkan konektivitas publik dapat diartikan sebagai komunikasi "publik" tanpa menggunakan perantara atau hambatan di antaranya, misalnya dalam bentuk editting. Jadi pesan masih dalam bentuk apa adanya.
innovation-future-technology-connectivity-5f602635d541df3d364bb184.jpg
- Tingkat komunikasi partisipatoris, sebuah situs akan dianggap sebagai situs yang terbuka apabila ia memungkinkan para penggunanya untuk berkomentar, mengunggah, dan mendokumenkan konten dari situs tersebut tanpa adanya pertimbangan lain atau intervensi dari pihak manapin.
Berdasarkan Deuze dalam Widodo (2020), jurnalisme daring ini pun dikategorikan menjadi 4 jenis jurnalisme daring:
Mainstream News Sites, merupakan bentuk media berita daring yang tersebar paling luas. Situs-situs ini menawarkan pilihan editorial content. Situs-situs ini memiliki tingkat partisipatoris yang minim dan tidak berbeda dengan jurnalisme yang berada pada media cetak atau digital.
Jurnalisme Multimedia
Sebenarnya belum ada arti pasti mengenai jurnalisme multimedia. Akan tetapi, Robyn Tomlin, editor Thunderdome, sebuah divisi dari Digital First Media yang merupakan organisasi yang berada di New York menyatakan bahwa ia usdah tidak menggunakan kata multimedia, melainkan menggantinya dengan istilah videos and interactives (Widodo, 2020).
Multimedia merupakan kombinasi dari berbagai bentuk media, baik teks, foto, video, audio, grafik, dan interaktivitas dengan pengguna yang difasilitasi oleh situs web yang menggunakan format komunikasi dua arah. Kehadiran dari multimedia ini memiliki maksud untuk memberikan informasi yang menarik dan informatif. Kehadiran multimedia ini dibantu dengan adanya konvergensi media di dalam masyarakat.
- kemitraan atau partnership dengan organisasi media lain untuk menyediakan, mempromosikan, menggunakan ulang berita, atau bertukar berita
- pemasaran lintas media (terintegrasi) dan proyek manjemen,
- pengembangan strategi penelitian dan pengembangan,
- faktor kontekstual yang terkait dengan peraturan lokal atau industri dan aturan mengenai serikat pekerja.Â
Ada beberapa elemen yang menjadi kunci adanya konvergensi organisasi,
- tingkat komitmen konvergensi dari manajemen,
- anggaran, strategi, dan jadwal yang ditentukan,
- jaminan untuk mendapatkan kesempatan pelatihan dan perekrutan, atau pemecatan,
- integrasi fisik memasukkan wartawan pada newsroom yang berbeda,
- sinergi antara departemen yang berbeda.
Dari logika multimedia kita harus melihat lebih dekat pada budaya para pengguna, salah satunya perubahan cara interaksi orang dengan media dalam konteks yang disebut budaya informasi.Â
- orang tidak lagi membaca versi cetak, tapi lebih memilih membaca melalui daring.
- cara masyarakat melihat dunia bisa disesuaikan dengan konteks hasil manipulasi dari editing gambar maupun video (menonton).
- orang-orang masih mendengarkan radio, tapi sekarang mereka mengaksesnya secara daring.
- pengguna terlibat dalam kegiatan konsumsi dan produksi informasi dalam media yang berbeda dalam saat yang bersamaan, sehingga pegguna dianggap sebagai multitasker.Â
Setelah membaca penjelasan di atas tersebut, dapat kita simpulkan bahwa jurnalisme online dengan jurnalisme multimedia merupakan kedua hal yang berbeda. Meskipun jurnalisme multimedia juga ada yang berbasis dengan internet, seiring dengan berjalannya waktu dan adanya konvergensi organisasi dan juga konvergensi media, tapi jurnalisme multimedia memiliki cakupan yang lebih luas dari jurnalisme online dalam praktiknya di dunia nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H