Mohon tunggu...
Inezia Sukonco
Inezia Sukonco Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

Mahasiswa Komunikasi Universitas Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Online Vs Jurnalisme Multimedia?

14 September 2020   22:07 Diperbarui: 15 September 2020   09:29 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Multimedia merupakan kombinasi dari berbagai bentuk media, baik teks, foto, video, audio, grafik, dan interaktivitas dengan pengguna yang difasilitasi oleh situs web yang menggunakan format komunikasi dua arah. Kehadiran dari multimedia ini memiliki maksud untuk memberikan informasi yang menarik dan informatif. Kehadiran multimedia ini dibantu dengan adanya konvergensi media di dalam masyarakat.

commentbubble1-5f60270a9cac1b13e40e3bc2.jpg
commentbubble1-5f60270a9cac1b13e40e3bc2.jpg
Ada beberapa karakteristik tingkatan konvergensi:
  1. kemitraan atau partnership dengan organisasi media lain untuk menyediakan, mempromosikan, menggunakan ulang berita, atau bertukar berita
  2. pemasaran lintas media (terintegrasi) dan proyek manjemen,
  3. pengembangan strategi penelitian dan pengembangan,
  4. faktor kontekstual yang terkait dengan peraturan lokal atau industri dan aturan mengenai serikat pekerja. 

c-5f60270fd541df726a24ce43.jpg
c-5f60270fd541df726a24ce43.jpg
Sayangnya, konvergensi bisa menjadi salah satu penyebab masalah akan adanya persoalan etika den estetika terkait plagiasi, kurangnya kreativitas, dan ketergantungan pihak eksternal dalam penggunaan software ataupun hardware, dan lain-lain. 

Ada beberapa elemen yang menjadi kunci adanya konvergensi organisasi,

  1. tingkat komitmen konvergensi dari manajemen,
  2. anggaran, strategi, dan jadwal yang ditentukan,
  3. jaminan untuk mendapatkan kesempatan pelatihan dan perekrutan, atau pemecatan,
  4. integrasi fisik memasukkan wartawan pada newsroom yang berbeda,
  5. sinergi antara departemen yang berbeda.

Dari logika multimedia kita harus melihat lebih dekat pada budaya para pengguna, salah satunya perubahan cara interaksi orang dengan media dalam konteks yang disebut budaya informasi. 

provider-internet-rumah-terbaik-di-indonesia-2019-870x480-5f6027269cac1b0833212742.png
provider-internet-rumah-terbaik-di-indonesia-2019-870x480-5f6027269cac1b0833212742.png
Menurut Deuze (dalam Widodo, 2020), ada beberapa kebiasaan pengguna dalam kegiatan mengakses berita,
  1. orang tidak lagi membaca versi cetak, tapi lebih memilih membaca melalui daring.
  2. cara masyarakat melihat dunia bisa disesuaikan dengan konteks hasil manipulasi dari editing gambar maupun video (menonton).
  3. orang-orang masih mendengarkan radio, tapi sekarang mereka mengaksesnya secara daring.
  4. pengguna terlibat dalam kegiatan konsumsi dan produksi informasi dalam media yang berbeda dalam saat yang bersamaan, sehingga pegguna dianggap sebagai multitasker. 

Setelah membaca penjelasan di atas tersebut, dapat kita simpulkan bahwa jurnalisme online dengan jurnalisme multimedia merupakan kedua hal yang berbeda. Meskipun jurnalisme multimedia juga ada yang berbasis dengan internet, seiring dengan berjalannya waktu dan adanya konvergensi organisasi dan juga konvergensi media, tapi jurnalisme multimedia memiliki cakupan yang lebih luas dari jurnalisme online dalam praktiknya di dunia nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun