ABSTRAK
Pemilu serentak pertama kali di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019. Setiap partai politik peserta pemilu diharuskan menggunakan komunikasi politik untuk mendapatkan suara dari para pemilih. Tujuan komunikasi politik ini adalah untuk membangun citra publik dan membentuk opini publik. Terdapat beberapa unsur komunikasi politik, yaitu komunikator politik, pesan, media/saluran, khalayak, dan efek komunikasi politik. Tujuan dari dibuatnya artikel ini adalah untuk mengetahui besarnya antusias Gen Z terhadap calon presiden Anies Baswedan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, dimana penulis mengumpulkan literatur yang berasal dari jurnal-jurnal dan penelitian terdahulu. Hasil yang ditemukan yaitu akun @aniesbubble membuktikan seberapa besar antusias Gen Z pada calon presiden nomor urut 1 tersebut. Akun @aniesbubble sering membagikan postingan dan cuplikan-cuplikan live Anies Baswedan di TikTok dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Korea dan diisi dengan komentar-komentar positif.
Kata Kunci: Pemilu; Kampanye politik; Gen Z;
LATAR BELAKANG
Indonesia menyelenggarakan pemilu serentak pertama kalinya pada tanggal 17 April 2019, hal itu menjadi sejarah dalam pemilu Indonesia, yaitu Pemilu Presiden/Wakil Presiden yang dilaksanakan berbarengan dengan pemilihan legislatif (pemilihan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota) (Ardipandanto, 20, h. 25). Setiap partai politik peserta pemilu mempunyai visi, misi dan ideologi untuk memenangkan suara pemilih. Oleh karena itu komunikasi politik sangat diperlukan setiap partai politik. Tujuan komunikasi politik adalah membangun citra politik, membentuk opini publik dan mendorong pemilih untuk berpartisipasi dalam politik (Ardial, 2010 dalam Moneter, Susanto, 2020, h. 44).
Komunikasi politik mengacu pada politik sebagai pesan media, khususnya bagaimana politik berkaitan dengan pengaruh, kekuasaan, otoritas, nilai-nilai, ideologi, kebijakan umum, dan distribusi kekuasaan dalam pesan yang ditransmisikan secara melingkar dari pengirim (komunikator politik) ke penerima (komunikan), publik atau khalayak politik (Shahreza, 2018, h. 1). Dalam komunikasi politik, terdapat beberapa unsur, yaitu komunikator politik, pesan atau isi, media, khalayak, dan efek komunikasi politik.
Internet merupakan era baru. Jika kita menolak menggunakannya atau membatasi penggunaannya, maka kita akan tertinggal (Yuniani, Indarsih, Astuti, Bakiyah, 2023, h.26). Lahirnya internet juga berarti lahirnya generasi baru. Generasi Z adalah generasi di mana mereka lahir saat teknologi sudah berkembang. Mereka lahir di antara tahun 1995 sampai tahun 2012. Kehadiran teknologi dan internet telah menjadi faktor penting dalam kehidupan dan keseharian mereka. Mereka menggunakan telepon pintar (gadget) yang merupakan satu-satunya perangkat yang mereka miliki untuk berkomunikasi, memperoleh berbagai informasi dari dunia luar melalui internet, dan bermain game, serta terbiasa melakukan hal-hal seperti berbelanja (Hastini, Fahmi, & Lukito, 2020, h. 13).
Media daring muncul karena adanya internet. Media daring atau media online merupakan media yang populer di Indonesia dan mulai berkembang pada tahun 1995 hingga tahun 1996 (Hill & Sen, 2005, h. 1). Sampai saat ini media online telah menjadi bagian dari perkembangan media di Indonesia, terlepas dari apakah media tersebut termasuk dalam industri media papan atas atau bukan (Listiorini, Asteria, & Hidayana, 2019, h. 244). Dengan munculnya media online itulah, segala sesuatu dapat diakses dengan begitu mudah dan cepat. Sehingga banyak orang yang sudah paham mengenai media online. Termasuk melakukan kampanye politik. Dalam artikel ini penulis ingin mengetahui antusias para Gen Z yang nantinya akan mendominasi pemilu pada 14 Februari 2024 khususnya pada pendukung capres nomor urut 1. Pasalnya beliau sampai dibuatkan fan account di X (Twitter).
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Politik
Komunikasi politik mengacu pada politik sebagai pesan media, khususnya bagaimana politik berkaitan dengan pengaruh, kekuasaan, otoritas, nilai-nilai, ideologi, kebijakan umum, dan distribusi kekuasaan dalam pesan yang ditransmisikan secara melingkar dari pengirim (komunikator politik) ke penerima (komunikan), publik atau khalayak politik (Shahreza, 2018, h. 1). Dalam komunikasi politik, terdapat beberapa unsur, yaitu komunikator politik, pesan atau isi, media, khalayak, dan efek komunikasi politik.
Kampanye Politik
Kampanye politik adalah tindakan terorganisir yang bertujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kelompok tertentu. Dalam negara demokrasi, kampanye politik sering kali mengacu pada kampanye pemilu di mana satu atau lebih calon  pemimpin dipilih (Fatimah, 2018, h. 7-8). Kampanye adalah program dukungan terhadap partai politik populer yang ditujukan untuk pemilihan umum (Corputty, 2019, h. 111).
Pemilu (Pemilihan Umum)
Menurut Ramlan pemilihan umum diartikan sebagai  mekanisme pemilihan individu atau partai politik yang dipercaya dan dipindahkan atau dialihkan kedaulatannya (Harahap, Siregar, & Siregar, 2021, h. 92). Pemilu merupakan upaya untuk mempengaruhi masyarakat secara persuasif (tidak memaksa) melalui retorika, hubungan masyarakat, pers, lobi, dan aktivitas lainnya (Purba, 2021, h. 37). Pemilu merupakan sarana penting dalam negara demokrasi untuk memilih orang-orang yang nantinya akan menjadi pemimpin dan wakil rakyat di badan legislatif dan eksekutif (Lubis, Gea, & Muniifah, 2022, h. 45).
Gen Z
Generasi Z merupakan generasi yang sudah terpapar kemajuan teknologi sejak lahir. Mereka lahir antara tahun 1995 sampai tahun 2012 dan tidak pernah merasakan hidup tanpa teknologi atau internet. Pesatnya kemajuan teknologi dan arus informasi melalui internet berdampak pada kehidupan Gen Z (Hastini, Fahmi, & Lukito, 2020, h. 13).
Fan Account
Fan account adalah akun khusus untuk mendukung idola atau artis yang disukai. Yang istimewa dari akun penggemar tersebut adalah biasanya pemilik akun menggunakan identitas yang sangat berbeda dengan identitas aslinya, seperti nama pengguna atau gambar profil yang terkait dengan idola favoritnya (Sawitri, Kusuma, & Kom, 2023, h. 2). Fan account ini dapat digunakan untuk berinteraksi antar sesama penggemar. Umumnya, fan account sering digunakan untuk para penggemar K-pop saja, namun belakangan ini fan account bisa digunakan bukan hanya untuk idol K-pop contohnya seperti akun @aniesbubble.
METODE
Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dengan mengumpulkan data-data dari jurnal dan penelitian terdahulu. Data yang dikumpulkan akan dikaji sesuai dengan tujuan penulis. Selain itu, penulis juga mengamati media sosial Twitter atau sekarang dikenal dengan X. Jenis data dalam penulisan artikel ini adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan penulis akan diuraikan dengan bentuk narasi atau deskripsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anies Baswedan berhasil menyita perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai pemenang pilkada. Anies Baswedan tergolong pendatang baru di dunia politik, namun di antara nama-nama politisi yang ramai diperbincangkan tahun ini, Anies tetap menjadi sorotan publik sepanjang tahun (Indra & Wahid, 2021, h. 228). Namun sekarang, beliau merupakan calon presiden nomor urut 1 pada pemilihan presiden tahun 2024 ini berpasangan dengan Muhaimin Iskandar (AMIN). Mendekati pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, para calon presiden sudah mulai melaksanakan kampanye ke beberapa daerah.
Namun karena sekarang teknologi sudah berkembang, kampanye juga dapat dilakukan melalui media daring atau media online. Salah satu dampaknya adalah muncul fan account Anies Baswedan di media sosial Twitter atau X dengan nama @aniesbubble. Akun tersebut sering membagikan cuplikan-cuplikan Anies Baswedan saat sedang live di TikTok dengan menggunakan terjemahan bahasa Korea seperti ala-ala idol K-pop. Sebenarnya "bubble" merupakan platform yang biasa digunakan penggemar K-pop untuk berinteraksi langsung dengan idolanya. Akun tersebut pun sering membagikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Anies Baswedan. Selain itu, prestasi-prestasi yang diraih olehnya juga dibagikan di akun tersebut.
Hal tersebut membangkitkan rasa antusias para Gen Z yang akan mendominasi pemilu pada 14 Februari 2024. Pasalnya, akun tersebut menampilkan hal-hal yang persis seperti penggemar K-pop lakukan. Dikarenakan banyak para remaja Indonesia yang menyukai musik Korea, maka mereka merasa senang jika ada fan account dari seorang politikus Indonesia. Komentar yang mereka tinggalkan memberikan kesan yang positif.
Anies Baswedan juga kerap kali merekomendasikan buku-buku yang dibacanya. Live yang dilakukan terkesan santai dan tidak membicarakan politik.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Gen Z sangat antusias dengan calon presiden Anies Baswedan terbukti dengan adanya fan account dengan nama @aniesbubble di Twitter atau sekarang dikenal dengan X. Pasalnya, akun tersebut persis seperti  idol K-pop yang sering membagikan pencapaian dan keseharian idolanya. Komentar-komentar di akun tersebut sangat positif. Mereka terhibur dengan postingan yang menerjemahkan live Anies dengan bahasa Korea. Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu, cerdaslah dalam memilih pemimpin dan jangan sampai golput. Semoga dengan adanya artikel ini bisa dapat menambah pengetahuan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, F. (2023, Desember 30). Anies Jadi Sorotan usai Live TikTok, Sampai Dibuatin Fan Account Khas Idol K-pop di Twitter. Diakses dari https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/3NO1Gozk-anies-jadi-sorotan-usai-live-tiktok-sampai-dibuatin-fan-account-khas-idol-k-pop-di-twitter#google_vignette
Ardipandanto, A. (2019). Permasalahan Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 11(11), 25-30.
Corputty, P., & Ilmu Hukum, F. H. (2019). Masa Tenang Kampanye Politik Pada Media Sosial Dan Ketentuan Pemidanaanya. Jurnal Belo, 5(1), 110-122.
Fatimah, S. (2018). Kampanye sebagai Komunikasi Politik. Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 1(1), 5-16. https://doi.org/10.32699/resolusi.v1i1.154
Harahap, P. A., Siregar, G. T., & Siregar, S. A. (2021). Peran Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda-Su) Dalam Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Pemilihan Umum. Jurnal Retentum, 2(1), 90-98.
Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020). Apakah Pembelajaran Menggunakan Teknologi dapat Meningkatkan Literasi Manusia pada Generasi Z di Indonesia?. Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA), 10(1), 12-28. https://doi.org/10.34010/jamika.v10i1.2678
Indra, D., Wahid, U., & Magister, P. (2021). Tinjauan Literatur: Digital Komunikasi Politik Anies Baswedan. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 228-239.
Listiorini, D., Asteria, D., & Hidayana, I. (2019). Diskursus Ujaran Kebencian Pemerintah pada Kasus LGBT di Media Daring. Jurnal Ilmu Komunikasi, 16(2), 243-258. https://doi.org/10.24002/jik.v16i2.2430
Lubis, M. A., Gea, M. Y. A., & Muniifah, N. (2022). Penerapan Asas Pemilu Terhadap Electronic Voting (E-Voting) Pada Pemilu Tahun 2024. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 9(1), 44-56. 10.31289/jiph.v9i1.6491
Moneter, B. A. H., & Susanto, E. H. (2020). Strategi Komunikasi Politik Partai Baru (Studi Kasus Perolehan Suara Partai Solidaritas Indonesia di DPRD DKI Jakarta Pada Pemilu 2019). Koneksi, 4(1), 43-49. https://doi.org/10.24912/kn.v4i1.6508
Purba, A. M. (2021). Tinjauan Yuridis Terhadap Prosedur Pemilu yang Bermutu dan Berintegritas. Publik Reform, 8(2), 36-44. https://doi.org/10.46576/jpr.v8i2.1660
Sawitri, D. Z., Kusuma, R. S., & Kom, S. S. M. (2023). Fan Account sebagai Identitas Penggemar Perempuan K-Pop (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/115651
Shahreza, M. (2018). Pengertian Komunikasi Politik.
Yuniani, H., Indarsih, M., Astuti, F. D., & Bakiyah, H. (2023). Revitalisasi etika komunikasi media sosial dalam membangun budaya Indonesia yang luhur dan beradab. Jurnal Public Relations (J-PR), 4(1), 23-30. https://doi.org/10.31294/jpr.v4i1.1957
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H