Mohon tunggu...
Ine Ventyrina
Ine Ventyrina Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I am a lecture (PNS/government employee) of Indonesia Department of Education. I am glad to have a lot of friends, and learning new experiences, and writing articles.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Marwah Pendidikan

31 Juli 2013   04:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:48 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

31 Juli 2013, 21 Ramadhan  1434 Hijriah

MARWAHPENDIDIKAN

(Writer: Ine Ventyrina, SH., MH, Lecture/Government Employee of Indonesia Department of Education)

(Personal number: +6281396534624, Email: ineventyrina@ymail.com)

Hari Pendidikan Nasional tanggal 02 Mei telah berlalu, menyisakan keprihatinan besar. Di negeri Indonesia, kita sulit menemukan kecerdasan pikiran sebagi fitur utama kebijakan dan tindakan. Kecerdasan para founding fathers bumi pertiwi tercermin dalam kualitas substansi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sejak itu “pikiran” menjadi peta-jalan bagi idealisme generasi selanjutnya. Perjuangan selalu dimulai dari kerja wacana. Tanpa kata, perjuangan kehilangan arah. Seperti itu pula, tokoh perintis peta-jalan “marwah pendidikan” pada dekade pertama abad ke-20 yaitu masa generasi Ir. Soekarno, dr. Moehammad Hatta, Sjahrir, dan Natsir.

Peran pemuda yang signifikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia diperingati setiap tanggal 20 Mei, yang dikenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Indonesia tanpadaya muda adalah Indonesia yang menyangkal jati dirinya. Nyaris tak terbayangkan bagaimana Indonesia bisa merdeka tanpa dipelopori pergerakan kaum muda. Istilah kaum muda tidak hanya kriteria usia, melainkan suatu perspektif yang visioner untuk memutus pola pikir tradisi jahiliah masa lalu dengan memperjuangkan visi pencerahan masa depan. Pemikiran Bung Hatta menjelaskan bahwa generasi baru kaum terdidik dengan kemampuannya untuk membebaskan diri dari hypnosis kolonial, lebih mungkin mengambil inisiatif untuk membangkitkan kekuatan rakyat dan menyediakan basis teoretis bagi aksi kolektif.

Fakta historisnya, orang-orang muda ada di balik momentum terpenting kebangkitan bangsa. Guru-guru belia mulai mengampanyekan gerakan kemajuan lewat pers vernacular dan perkumpulan “Mufakat Guru” pada akhir abad ke-19;para pelajar STOVIA memelopori gerakan kultural Budi Utomo pada tahun 1908; pemuda-pemuda lulusan berbagai sekolah modern, termasuk Samanhudi yang lulusan sekolah “ongko loro”(tweede Klasse School) mengembangkan Sarekat Islam sejak tahun 1912 sebagai pergerakan politik proto-nasionalisme; para mahasiswa mengembangkan perhimpunan Indonesia, kelompok-kelompok studi pergerakan, serta partai-partai politik nasionalis sejak tahun 1920; pemuda-pelajar menggalang Sumpah Pemuda sebagai kode pembentukan blok nasional pada tahun 1928; bahkan revolusi kemerdekaan pada tahun 1940-an dilukiskan oleh Ben Anderson sebagai revolusi pemuda.

Kenanglah Sukarno! Ia mendirikan dan memimpin Partai Nasional Indonesia pada usia 26 tahun. Kenanglah Sjahrir, ia memimpin Pendidikan Nasional Indonesia pada usia 22 tahun. Kenanglah Mohammad Roem, ia telah menjadi Ketua Lajnah Tandfiziyah Barisan Penyadar PSII pada usia 29 tahun.

Ironinya, pada era modernisasi dengan teknologi kian canggih, kita masih dihadapkan pada rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Simak data UNESCO tahun 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala. Bahwa Indeks Pengembangan Manusia Indonesia semakin menurun.

Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (tahun 1996), ke-99 (tahun 1997), ke-105 (tahun 1998), dank ke-109 (tahun 1999). Data lain juga menunjukkan berdasarkan survey Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualtias pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12`dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.

Propinsi Kalimantan Timur menempati peringkat 5 Indeks Pembangunan Manusia se-Indonesia pada tahun 2011 dengan nilai 76,22. Prestasi ini mengalami peningkatan dari Indeks Pembangunan Manusia di Propinsi Kalimantan Timur sebesar 74,52 (tahun 2008); 75,11 (tahun 2009); dan 75,56 (tahun 2010). Sumber data ini diolah dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur.

Wacana pendidikan berkaitan erat dengan buku referensi. Mungkin sedikit diantara kita yang mengetahui bahwa 17 Mei adalah Hari Buku Nasional. Hari Buku ini digunakan untuk memperingati berdirinya Perpustakaan nasional di Jakarta tahun 1980. Meskipun buku dekat dengan dunia pendidikan, namun peringatan Hari Buku ini selalu dilewatkan. Bahkan pelajar, guru, dan mahasiswa tidak banyak yang mengetahuinya. Peringatan Hari Buku ini sangat berbeda dengan peringatan hari-hari lainnya, jauh dari euphoria masyarakat yang antusias memperingatinya. Dr. Awang Faroek Ishak, gubernur Kalimantan Timur, yang juga pernah sebagai dosen Universitas Mulawarman, membuat program Wakaf Buku dan Gemar Membaca pada tanggal 17 Mei 2013. Pencanangan program tersebut dikemas dalam sebuah event “Pesta Sejuta Buku” pada tanggal 17 Mei 2013 hingga tanggal 23 Mei 2013 yang diselenggarakan di Badan Perpustakaan Propinsi Kalimantan Timur.

Pemerintah daerah perlu bekerja cerdas untuk menyosialisasikan program tersebut. Perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah daerah harus mengakar sampai tingkat desa atau kelurahan. Kegiatan perpustakaan keliling yang pernah berjaya di masa pemerintahan Orde Baru bisa sangat efektif untuk menyosialisasikan program wakaf buku dan gemarmembaca di kalangan masyarakat.

Buku adalah jendela dunia. Inilah semboyan yang selalu digunakan untuk mengajak mesyarakat agar gemar membaca buku. Rasululloh juga mewasiatkan untuk meraih kesuksesan dunia dengan ilmu dan meraih kebahagiaan akhirat dengan ilmu pengetahuan. Inilah semboyan yang selalu digunakan untuk mengajak masyarakat agar gemar membaca buku. Namun, realitanya minat baca masyarakat justru semakin menurun. Data yang diolah Badan Perpustakaan Propinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah buku yang tersedia (available books)di Badan Perpustakaan Propinsi Kalimantan Timur yaitu dari jumlah 234.458 buku tersedia pada tahun 2010 turun menjadi 171.597 buku tersedia pada tahun 2011. Hal ini diikuti dengan menyusutnyajumlah pengunjung (visitors) dari 285.299 orang (tahun 2010) menjadi 225.676 pengunjung (tahun 2011) di Badan Perpustakaan Propinsi Kalimantan Timur.

Buku lebih bersifat eksklusif. Buku hanya milik kelompok berpendidikan, sementara orang awam tidak banyak yang memanfaatkan buku. Sebenarnya, ketika masyarakat awam tidak mampu mengenyam pendidikan, namun jika mereka mau dan diberi kesempatan untuk membaca sebuah buku, pengetahuan mereka setara dengan orang yang belajar formal. Sebagai gantinya, buku dapat diganti dengan suratkabar agar masyarakat menjadi melek pengetahuan dan informasi. Koran Kaltimpost yang telah memiliki wilayah distribusi luas di seluruh Kalimantan Timur senantiasa menemani sarapan pagi saya dalam memulai hari-hari dengan membaca. Hal ini membuat saya teringat dengan running textpada gerbang masuk (entering gate) di Badan Perpustakaan Propinsi Kalimantan Timur yaitu “Awali Hari mu dengan Membaca” dan disertai pula poster “Kick Andy” sebagai tokoh pemerhati pendidikan.

Peringatan hari Pendidikan Nasional pada tanggal 02 Mei, hari Buku Nasional pada tanggal 17 Mei, dan Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, harus dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan marwah pendidikan dan memudakan kembali jiwa Indonesia. Hal ini sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga Negara Indonesia. Bahkan hak untuk mendapatkan pendidikan merupakan hak asasi manusia yang dijamin oleh konstitusi dalam pasal 28 C termasuk hak untuk memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses pendidikan bermuara pada satu tujuan yaitu sebagaimana diamanatkan oleh pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan transformasi paradigmatik dalam kebudayaan. Strategi kebudayaan harus melakukan reorientasi pada dimensi mitos, logos dan etos. Kepercayaan kembali pada potensi kaum muda sebagai agen perubahan (agent of change). Pengukuhan kembali ilmu sebagai ukuran kehormatan, pemupukan etos kerja lewat pendidikan karakter yang memuliakan akhlak dan meritokrasi berbasis aktualisasi ragam kecerdasan insani, sebagai upaya untuk memperjuangkan kebajikan bersama. Wajah pendidikan kita harus menghargai anak sebagai subjek dan aktor yang aktif dengan berbagai haknya –bukan sebagai objek- adalah sebagai upaya humanisasi pendidikan. Anak-anak sebagai asset dan generasi yang memiliki kemerdekaan di kehidupannya. Visi kemanusiaan harus menjadi landasan penting dalam potret pendidikan Indonesia ke depan. Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai pemilik sah republik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun