Mohon tunggu...
Ines Laras Yulianti
Ines Laras Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

Saya suka menjelajahi kuliner, berjalan-jalan ke tempat wisata, serta hal-hal kecil seperti mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bahasa Isyarat Itu Indah

14 Desember 2023   10:09 Diperbarui: 14 Desember 2023   10:15 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu adanya teknologi seperti telepon model lama atau telepon umum yang digunakan menggunakan koin atau alat komunikasi seperti mesin fax yang memang menandakan itu tahun 1995 juga ada. 

Dari kendaraan juga, mobil-mobil lama juga menandakan pertukaran waktu yang benar yaitu 1995. Serta dari cara berpakaian juga sudah menggambarkan pada tahun tersebut. Lalu ada juga penggambaran mata uang yang berbeda pada tahun 2023 dengan 1995.

Lalu poin penting dalam film ini adalah akting para aktor dan aktris juga sangat bagus, terlebih lagi mereka harus berbahasa isyarat yang tantangan nya cukup besar karna harus ada feel di bahasa tersebut. 

Bahasa isyarat menjadi poin yang menarik ketika menonton film tersebut. Dari film tersebut membuka pemikiran bahwa bahasa isyarat juga menjadi bahasa penting yang digunakan dalam komunikasi. Anak-anak yang terlahir tuli dan tidak bisa berbicara berhak bisa berkomunikasi oleh dunia dengan bahasa isyarat tersebut. 

Akting dari aktor dan aktris bisa membuat penonton tersentuh. Baik dari gerakan tangan, tatapan mata, sehingga dari bahasa tersebut mereka mampu memunculkan emosi walaupun tanpa berbicara dengan mulut. Rasa kesedihan, bahagia, terharu, takut sangat tersalurkan dalam bahasa isyarat ini.

Kekurangan dalam film ini adalah lambat nya alur cerita dalam film tersebut. Alur cerita nya terlalu fokus terhadap kehidupan di 1995, sehingga menimbulkan banyak nya pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab hingga film itu sudah memasuki endingnya. 

Sebagai contohnya masih banyak yang mempertanyakan mengapa ibu ChungAh dipisahkan sama ChungAh dan hingga akhir episode pun tidak ada penjelasan lebih lanjut. 

Lalu ada juga yang bertanya-tanya sejak kapan Anaknya Choi Segyeong mengetahui bahwa kunci Viva La vida ini adalah kakeknya sendiri. Lalu ada juga kekurangan lainnya yaitu pada episode terakhir terkesan buru-buru. Sehingga alur ceritanya terkesan dipaksa untuk ending. Seperti terlihat langsung melompat-lompat sehingga pertanyaan-pertanyaan di atas bisa muncul.

Jadi, dari film ini sudah banyak mengajarkan tentang kehidupan orang tua dengan anaknya bahwa setiap anak tidak akan tau masa lalu orang tua nya dengan detail sehingga tidak seharusnya kita menyakiti hati orang tua seolah-olah mereka tidak mengerti anaknya. Mereka sebagai orang tua juga berusaha untuk menjadi orang tua yang baik untuk anaknya.

Selain itu, saya cukup puas dengan ending dari film tersebut. Karena bagaimana film itu di shoot dan percampuran warna nya baik membuat kita sebagai penonton bisa tertarik dan tidak terkesan bosan menontonnya. Sehingga saya bisa merekomendasikan film ini kepada banyak orang sebagai film yang bagus serta bisa membuka lebar pemikiran anak-anak zaman sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun