Perdebatan antara bubur diaduk vs bubur tidak diaduk ramai dibicarakan masyarakat. Terutama di media sosial, sudah banyak postingan yang mengacu pilihan antara dua hal tersebut. Banyak hal yang menganggap kedua hal tersebut sungguh penting untuk diperdebatkan. Bubur memang memiliki keestetikaan nya sendiri dalam tampilannya, tetapi banyak juga yang lebih memilih dalam hal rasa daripada kestetikaan itu sendiri.
Dilansir dari KOMPAS.com, ada sebuah perseteruan yang muncul usai akun TikTok @banggaswan mengunggah video berisi jurnal terkait bubur diaduk dan bubur tidak diaduk. Video tersebut menarik perhatian banyak warganet. Menanggapi video pengunggah, warganet pun kembali menyerukan tipe makan bubur masing-masing.
"Gak diaduk. jangankan bubur. nasi aja sama sayur juga ndak diaduk. sampai teman bilang, saya klo makan tu rapi," ujar salah satu warganet.
"Diaduk. kalo ga diaduk, merica ama micinnya suka ga nyampur," kata warganet lain.
Jika saya ikut memberikan pendapat, saya lebih menyukai bubur diaduk. Menurut saya, beberapa macam bumbu yang ada di dalam bubur tersebut memang sudah ditakdirkan untuk diaduk. Yang artinya, bumbu tersebut akan bersatu padu menciptakan rasa baru yang lebih seimbang. Serta selain estetika, tentunya rasa menjadi hal yang paling penting dalam sebuah makanan.
Lalu dapat dilihat lagi dari Tribun News Bogor. Belakangan ini terjadi lah perdebatan netizen tentang cara memakan bubur ayam ramai dicuitkan netizen di media sosial khususnya Twitter.
Hal itu memang tampak sepele, tetapi banyak sekali yang menyerukan pendapatnya bahkan sampai berdebat seperti ingin memenangkan opini nya. Sehingga dua kubu ini terbagi dengan cepat.
Berikut dapat kita lihat cuitan ngakak netizen dua kubu tersebut:
@fyanelshaa: Sekiranya sudah takdirnya bubur, seledri, kacang, bumbu kari dan ayam suwir diaduk. Jangan zolim wahai penikmat bubur ayam.
@Septia: Makan bubur diaduk itu rasanya tidak sesuai dengan tahapan rasa bubur yang bisa di-explore dengan makan satu per satu and it doesn't look good.
Setelah melihat berbagai perdebatan dan berbagai pendapat yang diserukan oleh beberapa warganet, dapat saya simpulkan permasalahan utama dari perdebatan ini adalah soal selera bagi setiap orang. Tidak ada yang salah antara bubur diaduk maupun tidak diaduk. Dua-dua nya tetap memberikan citra rasa yang khas dan disukai oleh masing-masing orang. Selain itu, jika saya kaitkan dengan selera, memang sudah jelas ada beberapa orang yang suka bubur tidak diaduk karena ingin merasakan bumbu itu satu persatu tanpa harus tergabung oleh rasa lain. Lalu mereka tidak ingin merusak keindahan dari bubur itu sendiri. Tetapi beberapa orang juga suka dengan bubur yang diaduk, dengan alasan rasa yang dihasilkan akan terasa lebih kaya dan lebih kompleks perpaduan antara bumbu tersebut.
Jadi, dua pilihan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing menurut peminatnya. Kembali lagi ke selera masing-masing, maka bebas untuk setiap orang menyukai pilihannya tanpa harus mengubah atau terganggu oleh selera atau cara makan yang berbeda.
Oleh : Ines Laras Yulianti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H