Secara umum, terdapat 4 gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditory, gaya belajar read/write dan gaya belajar kinesthetic.Â
Gaya belajar visual adalah adalah tekhnik yang berfokus kepada penglihatan dan peserta didik akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melihat gambar, grafik atau warna. Selanjutnya, gaya belajar auditory adalah dimana peserta didik lebih gampang dalam memahami pelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari guru terkadang mereka juga suka belajar sambil mendengarkan music.Â
Gaya belajar ketiga adalah read and write yaitu peserta didik lebih suka belajar dengan cara menulis lalu membaca ulang semua tulisannya, mereka juga suka meringkas pembelajaran untuk lebih memahaminya.Â
Gaya belajar keempat adalah kinesthetic yaitu peserta didik lebih suka belajar dengan cara langsung mempraktikan materi atau dengan menggunakan alat peraga dan lebih banyak bergerak dalam pembelajaran. (Callista, 2022).Â
Selain dari keempat gaya belajar yang sudah disebutkan, ada juga satu gaya belajar yaitu audio visual yang mana merupakan gabungan dari auditory dan visual, dengan gaya belajar ini, peserta didik lebih suka belajar dengan menonton video pembelajaran untuk bisa lebih mengerti tentang materi yang diberikan.
Hasil dari kegiatan observasi ini ditemukan bahwa peserta didik secara umum memiliki gaya belajar kinestetik dan audio visual. Hal ini menjadi pertimbangan penulis dalam merancang modul ajar yang sesuai yaitu dengan menyelipkan kegiatan games based learning ditengah pembelajaran saat peserta didik merasa jenuh atau diakhir pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mencairkan suasana pembelajaran agar lebih kondusif dan juga mendukung gaya belajar peserta didik yang kinesthetic.Â
Penulis juga menerapkan video based learning disetiap awal pemebelajaran mengenai materi yang akan dibahas saat itu. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik dengan gaya belajar audio visual.Â
Selain itu juga, penulis selalu berusaha untuk mengintegrasikan media dan metode pembelajaran yang bervariasi disetiap pertemuan contohnya menggunakan PPT, gambar yang relate dengan materi ajar, song, aplikasi pembelajaran dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa bosan dan  selalu bersemangat dalam belajar serta dapat mewadahi semua gaya belajar peserta didik dikelas.
 Hal lain yang juga ditemukan sebagai hasil observasi karakteristik peserta didik dikelas yaitu terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dalam kemampuan kognitif peserta didik.Â
Secara umum peserta didik mempunyai background knowledge yang baik terhadap Bahasa Inggris dan setiap pertemuan dalam pembelajaran sudah bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan kurikulum dan modul ajar yang sudah dibuat. Akan tetapi terdapat moniritas yaitu beberapa siswa yang masih belum memenuhi target kurikulum dikarenakan kurangnya kosa kata Bahasa Inggris yang diperoleh sebelumnya dan tidak ada background knowledge tentang Bahasa Inggris sama sekali sebelum masuk ke SMP.
Salah satu cara yang digunakan penulis untuk mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan diferensiasi konten. Diferensiasi konten merupakan metode pembelajaran dengan memberikan materi yang disesuaikan dengan capaian peserta didik, minat, ketrampilan, atau gaya belajar yang masih sejalan dengan kurikulum yang berlaku (Terkini, 2022).Â