Mohon tunggu...
Ineke Novianty Sinaga
Ineke Novianty Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relation

I am very passionate about writing! Melihat,membaca, menilai, menganalisa,menyindir, mentertawakan, menyukai, mengagumi, memperbaiki, mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertahan untuk Berjuang, Inspirasi Kisah Louis Zamperini

19 September 2019   08:49 Diperbarui: 19 September 2019   19:17 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Ine Cappuccino (koleksi pribadi)#RambutAkuKataAku (Inspirasi dari image di stasiun MRT Istora Senayan)

Hope is the power of the human soul to endure. There is always a light at the end of the tunnel, no matter how dim it may seem, nor how far away it is. --- Clay Zamperini, Louis' grandson

Anda pernah  menyaksikan film Unbroken? Ini film lama tetapi menarik. Bagi yang belum pernah nonton, boleh dicari dan nonton filmnya biar cerita kita lebih asyik. Bagi yang sudah pernah nonton, saya mengajak Anda sedikit bernostalgia dan merenungkan kisah hidup dalam film ini. Siapa tahu ada yang bermanfaat untuk hidup kita.

Asumsi saya, ketika Anda membaca tulisan ini, Anda sudah pernah nonton ya...jadi kalau cerita tentang Louis dalam tulisan ini singkat dan lompat-lompat tidak menjadi masalah ya karena fokus kita soal pelajaran hidup.

Film Louis Zamperini mengisahkan tentang hidup seorang pelari marathon Amerika di tahun 1940-an. Dalam perjalanan hidupnya, ia tidak melulu menjadi pelari tetapi ada suatu masa ia harus menjadi tentara. Saat menjadi tentara ini lah pengalaman berat yang tak terlupakan dan mengubah hidup seorang Louis.

Boleh di kata, Louis  mengalami penyiksaan secara emosional sejak Ia masih anak-anak. Sebagai anak Amerika keturunan Italia, Ia tidak disukai oleh teman-teman Amerika di sekitarnya. 

Menghabiskan hari-harinya yang sendu dan mungkin amburadul, ia memilih untuk menyendiri, mengonsumsi rokok ,dan minuman keras. Ia juga kerap melakukan kenakalan dan pernah dipukul oleh ayahnya karena kerap menerima pengaduan mengenai kenakalannya.

Sebenarnya Louis muda memiliki bakat yang mumpuni yaitu kemampuan berlari. Bakat larinya diketahui oleh sang kakak. Itu juga kebetulan karena kenakalan Louis. Kalau tidak salah sih..saat itu, ia berlari cepatkarena ketahuan mengintip wanita duduk dari bawah balkon stadion. Ia melarikan diri ke lapangan tempat atlet maka sejak saat itu, ia pun dilatih dengan keras. 

Perjuangan Louis dan sang kakak tidak sia-sia. Kerja keras mereka  akhirnya mengantar Louis menjadi atlet kelas dunia yang mampu memenangkan berbagai kejuaraan hingga olympiade. Salah satunya medali emas di olympiade musim panas di Berlin, tahun 1936.   

Namun sayang, keinginan untuk mengikuti olympiade berikutnya di Jepang harus kandas karena terjadi perang dan kebijakan wajib militer yang harus ia ikuti. 

Dikisahkan, Louis Zamperini mengalami nasib naas pada suatu operasi untuk mencari rekan-rekannya yang hilang. Waktu itu, pesawat yang mereka tumpangi jatuh ke laut dan beberapa temannya tewas. Sedangkan Louis dan dua temannya selamat. Namun, nasib naas menimpanya, ia ditangkap oleh tentara Jepang setelah 47 hari berada di perahu karet yang terombang ambing di lautan dan dalam penantian itu salah satu temannya tewas karena  kelaparan.

Adalah Phil, salah satu temannya. Ia dan Louis masih bertahan hidup. Setelah ditemukan, mereka dibawa ke kamp militer di sebuah pulau di Pasifik. Di sana, Ia dan tawanan lainnya disiksa, terutama Louis sangat sering dianiaya oleh komandan camp. Hingga dipindahkan ke camp lain, penyiksaan pun terulang oleh komandan camp yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun