Mohon tunggu...
Ineke Novianty Sinaga
Ineke Novianty Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relation

I am very passionate about writing! Melihat,membaca, menilai, menganalisa,menyindir, mentertawakan, menyukai, mengagumi, memperbaiki, mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Kanker Kolorektal

28 Agustus 2019   15:16 Diperbarui: 28 Agustus 2019   15:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nusantaranews.co

Perkembangan kanker kolorektal secara umum adalah interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik.  Beberapa faktor lingkungan (multiple cause) beraksi terhadap predisposisi genetik (kerentanan genetik) atau defect yang didapat dan berkembang menjadi kanker usus besar.  

Menurut dokter spesialis penyakit dalam OMNI Hospitals Pulomas dr. Chyntia Olivia Maurine Jasirwan, Sp.PD, Ph.D, terdapat banyak faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan risiko terjadinya kanker kolorektal; faktor risiko tersebut dibagi menjadi 2 yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. 

Termasuk di dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah herediter (genetik, misal HNPCC dan FAP) dan familial (riwayat keluarga yang mengalami kanker kolorektal). Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah inaktivitas, obesitas, konsumsi tinggi daging merah, merokok dan konsumsi alkohol dalam kadar sedang atau sering.

Mutasi genetik ditengarai menjadi faktor utama pemicu kanker kolorektal. Artinya, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan kanker kolorektal akan berisiko juga mengalami penyakit ini. "Ada 2 jenis kanker kolorektal yang bersifat keturunan, yakni Hereditary NonPolyposis Colorectal Cancer (HNPCC) atau dikenal dengan sindrom Lynch dan Familial AdenomatousPolyposis (FAP). 

Seseorang dengan sindrom Lynch berisiko tinggi mengidap kanker kolorektal sebelum usia 50 tahun. Sedangkan, FAP ditandai dengan munculnya ribuan benjolan kecil (polip) pada dinding usus besar dan rektum. Ini termasuk penyakit langka. Seseorang dengan FAP berisiko berkali-kali lipat mengalami kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun."ujar dr. Chyntia.

Pengobatan Kanker Kolorektal 

Operasi penanganan kanker kolorektal dapat dilakukan tergantung tingkat penyebaran kanker. Jika pasien terdiagnosis kanker ada pada tahap awal (dari stadium 0 sampai dengan 2) maka untuk mengetahui tingkat pertumbuhan kanker, operasi dilakukan lewat usus besar dan rektum yang disebut kolonoskopi. Biasanya gejala awal ditandai dengan gejala sakit perut, gangguan buang air besar hingga ada darah pada tinja, diare kronis, atau jika ditemukan gambaran abnormal pada usus dari hasil CT Scan

Lebih lanjut dijelaskan oleh dr. Chyntia bahwa jika tidak bisa melalui kolonoskopi maka organ tubuh yang terkena kanker bisa diangkat melalui operasi 'lubang kunci' atau laparoskopi (operasi bedah minimal invasif) untuk mengakses bagian dalam rongga perut dan panggul. Namun, jika kanker telah menyebar melalui dinding-dinding usus bisa dilakukan prosedur kolostomi. 

Melalui cara ini, bagian usus besar yang telah digerogoti kanker akan diangkat termasuk juga kelenjar getah bening di sekitarnya. Apabila kesehatan pasien sudah sangat buruk maka tindakan operasi dilakukan hanya untuk meringankan rasa sakit dan meningkatkan peluang hidup. Adanya kombinasi dengan kemoterapi atau radioterapi diharapkan dapat meningkatkan peluang hidup pasien.

Lindungi Masa Depan Dengan Asuransi Kesehatan 

Mengingat kanker kolorektal dapat menyerang siapa saja termasuk generasi milenial yang sudah terbiasa dengan gaya hidup modern, kesibukan, dan mobilitas tinggi maka sebaiknya kita melengkapi perencanaan keuangan keluarga dengan asuransi penyakit kritis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun