Mohon tunggu...
INE ERNA ANDRIANA
INE ERNA ANDRIANA Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hallo Semuanya Selamat Datang, Terima Kasih Telah Bergabung profil Kami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Etika dalam Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

20 Mei 2022   11:18 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:38 4110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil Aksi Nyata

Dilema etika pertama yang saya alami, sebagai wali kelas saya akan mementingkan kepentingan siswa. Saya putuskan untuk memberikan nilai kepada WS dengan memberiknnya tugas-tugas yang didapat dari guru mapel. Saya bekerjasama dengan guru BK untuk mengunjunginya dan mengantarkan soal-soal/ tugas-tugas yang harus diselesaikan. Selain itu juga memberikan motivasi agar anak tersebut menyadari bahwa pendidikan itu penting. Dilema yang kedua saya mengambil keputusan dengan tidak mengubah visi misi sekolah yang selama ini sudah berjalan, akan tetapi saya memasukkan program di dalamnya, yaitu program Gelipan (Gerakan Literasi Peduli Pendidikan). Pengambilan keputusan yang saya ambil tentunya sudah melalui diskusi dengan semua pihak yang ada di sekolah/ stakeholder.

Hasil yang saya peroleh dari aksi nyata Modul 3.1 adalah saya dapat melakukan praktik baik dalam memahami dan menerapkan pengambilan keputusan yang bertanggug jawab sebagai pemimpin pembelajaran. Tentunya ada kendala yang dihadapai seperti perbedaan kodrat anak, waktu yang bersamaan dengan kegiatan lain, ada yang tidak mendukung, serta tantangan dari dalam diri seperti, capek, malas, dan lainnya. Tentunya perlu ada solusi yaitu melakukan diskusi, melakukan asesmen diagnosis awal, pendekatan persuasif, dan memanagemen waktu dengan baik. Hasil aksi nyata ini dapat dirasakan oleh saya sendiri sebagai CGP, murid,  dan rekan sejawat di sekolah dan MGMP. Harapan saya, dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak secara maksimal.

Perasaan(feelings)

Saya merasa bangga menjadi bagian dari Program Guru Penggerak karena mendapatkan banyak ilmu dan wawasan baru. Harapannnya adalah bersama dengan rekan sejawat guru, saya dapat berbagi praktik baik terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, terlebih dalam suatu kasus dilema etika, yang mana bukanlah hal yang mudah untuk mengambil sebuah keputusan terkait hal tersebut dikarenakan akan diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang bernilai benar namun bertentangan secara etika.

Pembelajaran (findings) 

Pembelajaran dalam pengambilan keputusan mempertimbangkan segala hal sesuai dengan prinsip pengambilan keputusan sehingga sebuah keputusan dapat diuji apakah sudah efektif dan tepat sasaran dengan bantuan dan dukungan warga sekolah, seperti kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, murid, orangtua, dan masyarakat yang berada disekitar sekolah. Praktik baik tersebut tentunya dapat diterapkan tidak saja pada lingkungan sekolah namun juga pada lingkungan kehidupan pribadi manakala dihadapkan pada suatu situasi untuk mengambil sebuah keputusan baik sebagai pribadi, individu maupun kelompok. Usaha terus menerus berlatih mengambil serangkaian keputusan yang efektif dan tepat sasaran diharapkan dapat semakin membuat keputusan yang diambil sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat memerdekakan murid untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya, dalam proses pembelajaran yang bermakna sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda dan dinamis yang dimiliki murid dan paradigma merdeka belajar dapat kita wujudkan bersama demi generasi emas Bangsa Indonesia.

Pikiran saya makin terbuka lebar saat mendalami materi pengambilan keputusan yang efektif dan tepat untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui keteladanan dan pembiasaan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Penerapan kedepan (future)

Penerapan ke depannya adalah pengambilan keputusan akan saya lakukan mulai saat ini dan dari diri sendiri. Saya akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan dengan:
1. Konsultasi dengan kepala sekolah;
2. Sosialisasi Program Guru Penggerak di sekolah dan MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Tulungagung;
3. Menerapkan praktik  baik dalam pembelajaran sesuai ajaran Ki Hadjar Dewantara;
4. Melakukan aksi nyata  sebagai role model  agar komunitas tergerak untuk mengikuti praktik baik dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada anak dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Saya melakukan refleksi setelah mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pada Aksi Nyata Modul 3.1. Saya akan membagi pengalaman dan praktik baik dalam menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak kepada guru-guru di sekolah dan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Tulungagung. Kegiatan yang saya lakukan akan menjadi keunggulan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan layanan pendidikan kepada murid. Guru-guru pun akan menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat  menerapkan merdeka belajar yang berpihak pada murid sesuai kodrat alam dan zamannya demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Rencana perbaikan di masa mendatang adalah saya akan mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran melalui 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun