INE ERNA ANDRIANA, M.Pd.
SMPN 1 Sendang
CGP Angkatan 4 Kelas 119 Kabupaten Tulungagung
A. Latar Belakang
Visi guru penggerak sangat erat kaitannya den'gan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, serta paradigma dan pendekatan Inkuiri  Apresiatif dengan tahapan BAGJA. Visi yang saya rumuskan adalah "Unggul dan Kompeten Mewujudkan Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila". Unggul dan kompeten merupakan implementasi dari nilai-nilai dan peran guru penggerak, merdeka belajar dan profil pelajar pancasila implementasi dari filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Untuk mewujudkan visi tersebut harus ada pendekatan yang dilakukan, yaitu dengan pendekatan IA tahapan BAGJA.
Inkuiri Apresiatif merupakan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah Buat Pertanyaan Utama (Define), Â Ambil Pelajaran (Discover), Gali Mimpi (Dream), Jabarkan Rencana (Design), Atur Eksekusi (Delifer).
Nilai-nilai dan peran guru penggerak diharapkan mampu diimplementasikan guru dalam menerapakan merdeka belajar sehingga mampu menuntun anak sesuai  kodrat alam dan zamannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat dalam memperbaiki laku anak sehingga terwujud Profil Pelajar Pancasila. Untuk mewujudkan visi tersebut, tentunya diperlukan peran pemangku kepentingan baik intern maupun ekstern secara maksimal melalui pemetaan kekuatan/potensi dan nilai-nilai postif yang dimiliki sekolah.
Untuk mencapai visi sekolah, tentunya perlu adanya prakarsa perubahan. Guru merumuskan visi dan membuat prakarsa perubahan di sekolah dengan melibatkan pemangku kepentingan. Guru diminta memetakan peran pemangku kepentingan dalam menyukseskan visi yang ditetapkan. Guru berkolaborasi dengan pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal dalam mewujudkan visi sekolah.
Prakarsa perubahan yang digagas adalah Gelipan (Gerakan Literasi Peduli Kesehatan). Alasan prakarsa perubahan dalam bidang literasi peduli kesehatan ini adalah pandemi COVID-19 telah memengaruhi penutupan sekolah, di mana kegiatan pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh; pandemi COVID-19 mengakibatkan hilangnya kesempatan belajar (learning loss) yang berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik; program literasi sekolah tidak sesuai dengan harapan. Kegemaran anak dalam membaca menurun, orang tua mengeluh terhadap daya baca anak, kurangnya pengawasan literasi di rumah. Selain PJJ, pada Tahun Pelajaran Baru 2021/2022 pemerintah memperbolehkan sekolah melakukan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Akan tetapi, pemakaian masker, cuci tangan, menghindari kerumunan dan protokol kesehatan yang lain sering kali terlupakan bahkan terbaikan. Perlu adanya sarana pengingat agar warga sekolah tetap mematuhi protokol kesehatan dan literasi di sekolah berjalan. Literasi adalah kemampuan dasar yang dimiliki anak dalam menerima dan mengolah informasi. Jika literasi rendah, maka tidak dipungkiri mutu pendidikan juga akan rendah. Gelipan merupakan prakarsa perubahan yang memberikan solusi, karena sekolah dapat menjalankan himbauan pemerintah untuk selalu menjalankan protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran covid-19 dengan selalu mengingatkan warga sekolah melalui tulisan-tulisan karya siswa. Jadi, warga sekolah sehat, minat baca meningkat, dan siswa mampu menghasilkan karya.
B. Deskripsi Aksi Nyata
Tujuan Umum aksi nyata ini adalah mendeskripsikan optimalisasi Gelipan di  SMPN 1 Sendang.Â