Mohon tunggu...
Indyra Bernicee
Indyra Bernicee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa ilpol

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahaya Ancaman Disintegrasi Bangsa Lewat Media Sosial

1 Juli 2022   15:45 Diperbarui: 1 Juli 2022   15:52 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Disintegrasi bangsa merupakan perpecahan hidup dalam masyarakat yang disebabkan oleh karena adanya pengaruh dari negara lain. Disintegrasi bangsa tersebut bisa atau dapat disebabkan pula pengaruh negaranya sendiri, seperti kekurang terimaan terhadap suatu perbedaan sehingga tidak munculnya sikap toleransi. Adapun menurut pendapat para ahli, definisi atas disintegrasi bangsa. Antara lain sebagai berikut; 

1. Webster Enciclopedy Dictionary, Disintegrasi artinya menghancurkan kesatuan atau memecah persatuan menjadi bagian yang terpisah. 

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu, hilangnya keutuhan atau persatuan dan munculnya perpecahan. 

3. Soerjono Soekanto, Disintegrasi merupakan keadaan dalam masyarakat yang mengalami ketidakteraturan. Hal tersebut didasarkan atas pudarnya norma serta nilai yang sudah ada. 

Membahas media sosial secara umum tentunya akan membias pada berbagai segmen sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial yang berdampak pada kesejahteraan dan kepentingan-kepentingan yang berkenaan dengan kebutuhan publik. Oleh karena itu, berkaitan dengan pembahasan dalam tulisan ini lebih terfokus pada konsep media sosial berbasis internet. 

Media sosial adalah wadah yang didesain untuk mempermudah sosialisasi interaktif. Seiring berjalannya waktu, penggunaan media sosial semakin meningkat dan didominasi oleh remaja. Hal ini menyebabkan ketergantungan dan justru memberikan dampak yang kurang positif. 

Dengan berkembangnya teknologi, medsos semakin beragam pilihan dan mempunyai fitur-fitur bawaan yang canggih sehingga memungkinkan pengguna (user) untuk dapat mengakses (unduh) maupun mendistribusi kiriman (upload) dalam beragam bentuk seperti konten ber-video, rekaman pembicaraan, hingga kepada video call. 

Karena berbasis internet maka medsos tidak mengenal pembatasan ruang dan waktu. Dengan demikian maka informasi dan komunikasi melalui medsos dapat diakses oleh user dimanapun dan kapanpun sepanjang terdapat sinyal/jaringan internet. 

Pengguna media sosial cenderung lebih mudah dalam menyampaikan pendapat atau bahkan hanya mencari perhatian "di balik layar" tanpa menyadari hal tersebut dapat

menimbulkan konflik yang memicu perpecahan. Adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab justru memanfaatkannya sebagai ajang memecah belah bangsa. Oleh karena itu, perlu ada pembenahan terhadap penggunaan media sosial. 

Banyak sekali terjadinya penyalahgunaan media sosial di kalangan masyarakat. Secara harfiah, kata penyalahgunaan berasal dari kata “salah guna” yang artinya tidak sebagaimana mestinya atau berbuat keliru. Dengan demikian, penyalahgunaan media sosial merupakan suatu tindakan penyelewengan dan penyimpangan dalam menggunakan media sosial. bentuk penyalahgunaan media sosial yang paling banyak ditemukan adalah penyebaran berita bohong (Hoax), bullying, dan konflik SARA. 

Ironisnya, saat ini makin marak pemanfaatan media sosial oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat kegaduhan sosial dengan menyampaikan informasi bohong (hoax) dengan judul yang sangat provokatif, menyerang pihak ataupun membuat orang takut, terancam, berkonten ujaran kebencian atau hate speech, intoleransi, adu domba, hasutan kepada orang banyak untuk mengadakan huru hara, pemberontakan, dan sebagainya. 

Fenomena semacam ini secara tidak sadar mengancam keselamatan nasional dan menimbulkan disintegrasi bangsa. Kemampuan memproduksi hoax jauh lebih banyak dan cepat dibandingkan upaya pencegahan dan pemberantasannya. 

Penyebaran hoax secara masif dan berulang-ulang dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran, bahkan Tindakan seseorang atau kelompok. Hal ini sangat berbahaya menyebabkan perpecahan dan memudarnya nilai Pancasila ke-3. 

Pada kenyataannya penyebaran hoax tetap saja terjadi, bahkan semakin berkembang. Dibutuhkan pola pikir di masyarakat yang kritis, demokratis, dan konstruktif, sehingga tidak mudah terprovokasi. Diperlukan payung hukum yang tegas dengan cara pemerintah memblokir situs-situs yang tidak bertanggung jawab dan menyusun UU ITE untuk menjerat aktor kegaduhan sosial. Bagaimanapun kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia harus kita jaga dan pertahankan. 

Masing-masing bentuk penyalahgunaan memiliki dampak yang berbeda-beda. Contohnya seperti politik yang tidak sehat dapat menyebabkan ketidakadilan dalam masyarakat dan perpecahan antara masyarakat dan pemerintah serta menimbulkan gerakan separatisme, Separatisme merupakan hal yang sangat mengancam persatuan suatu negara. 

Separatisme adalah gerakan memisahkan diri dari suatu kelompok atau negara. Dari berbagai macam dampak yang disebabkan oleh penyalahgunaan media sosial, semuanya dapat mengakibatkan terjadinya perpecahan bangsa. Maka dari itu, media sosial merupakan

salah satu hal yang berdampak besar pada terjadinya disintegrasi nasional. Berbagai Solusi Untuk Mencegah dan Menangani Penyalahgunaan Media Sosial Solusi Untuk Mencegah dan Menangani Bullying di Media Sosial Sebagai tindakan represif untuk memberikan efek jera bagi pelaku bullying di media sosial bisa diberikan solusi seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik lebih diketatkan dan diperjelas implementasinya oleh pemerintah. Sebagai langkah preventif, bisa dilakukan penyuluhan oleh pihak berwenang seperti polisi dan medkominfo kepada masyarakat. Edukasi untuk mematuhi norma dan bijak dalam bersosial media bisa menjadi sarana dalam mengurangi bullying di media sosial 

Solusi Untuk Mencegah dan Menangani Konflik Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) Salah satu penyebab adanya konflik SARA di media sosial adalah intoleransi masyarakat Indonesia atau tingkat toleransi yang rendah. solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi konflik SARA, salah satunya adalah meningkatkan rasa toleransi antar sesama masyarakat terutama di media sosial. Sikap toleransi dapat ditingkatkan dan diajarkan kepada anak - anak terlebih dahulu dari usia sedini mungkin. Agar pada generasi berikutnya, konflik SARA pada kehidupan sehari-hari dan terutama di media sosial dapat berkurang 

Menurut pendapat saya Untuk mencegah terjadinya kasus-kasus baru penyalahgunaan media sosial, masyarakat perlu bersikap kritis terhadap informasi yang diterima. Pertama, masyarakat jangan mudah percaya terhadap informasi-informasi yang beredar di media sosial, khususnya informasi-informasi yang bersifat provokatif dan dapat berdampak kepada keutuhan nasional. Kedua, masyarakat perlu melakukan verifikasi kebenaran dari informasi yang diterima, Ketiga, masyarakat perlu bersikap tegas dan melaporkan para pelaku penyalahgunaan media sosial kepada pihak yang berwenang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun