Mohon tunggu...
INDRO WICAKSONO
INDRO WICAKSONO Mohon Tunggu... Guru - MAN 2 KOTA PROBOLINGGO

TETAP SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model ADDIE Menjembatani Kesenjangan Pendidikan STEAM dengan Design Thinking

6 Oktober 2024   11:12 Diperbarui: 6 Oktober 2024   11:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengembangan aktivitas pembelajaran berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) telah menjadi salah satu fokus utama dalam reformasi pendidikan abad ke-21. Artikel "Exploring Design Principles for STEAM Learning Activities Development by Science and Technology Teachers" yang ditulis oleh Maria Tsakeni dan diterbitkan di Educational Research for Social Change (Volume 13, Isu 1, 2024), memberikan wawasan yang sangat berharga tentang bagaimana guru sains dan teknologi dapat mengembangkan aktivitas pembelajaran STEAM yang inovatif dan efektif. Melalui penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan, Tsakeni mengeksplorasi penerapan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) dalam mengintegrasikan seni ke dalam pendidikan STEM, yang menghasilkan pendekatan interdisipliner yang lebih kaya.

STEAM tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis siswa tetapi juga mendorong kreativitas dan berpikir kritis, yang keduanya sangat penting dalam menghadapi tantangan global di masa depan. Dalam artikel ini, Tsakeni menekankan bahwa meskipun integrasi STEAM menjanjikan hasil yang positif, banyak guru menghadapi kesulitan dalam menerapkannya di ruang kelas. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengatasi kesenjangan tersebut dengan mengeksplorasi bagaimana guru dapat mengembangkan dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran yang relevan dengan menggunakan prinsip-prinsip Design Thinking dan inovasi.

Data yang dikumpulkan dari 12 guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan yang komprehensif dan penggunaan kerangka ADDIE secara efektif dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Tahun 2023, laporan UNESCO juga menekankan pentingnya integrasi STEAM dalam pendidikan global, mencatat bahwa 75% pekerjaan di masa depan akan membutuhkan keterampilan STEM yang digabungkan dengan kreativitas dan inovasi. Ini memperkuat relevansi penelitian Tsakeni, yang berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran di era digital.

***

Dalam artikelnya, Maria Tsakeni menekankan bahwa model ADDIE memainkan peran penting dalam membantu guru mengembangkan aktivitas pembelajaran STEAM yang efektif. Model ini terdiri dari lima tahap yang saling berkaitan: Analysis, Design, Development, Implementation,dan Evaluation. Tahap pertama, analisis, memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran. Misalnya, guru perlu memahami keterampilan mana yang perlu ditingkatkan dalam pendidikan STEM dan bagaimana seni dapat diintegrasikan untuk mendukung pengembangan kreativitas siswa. Dalam penelitian ini, 12 guru sains dan teknologi menggunakan model ADDIE untuk merancang dan menguji aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan konteks kelas mereka.

Pada tahap desain, para guru mengembangkan rencana pembelajaran berbasis STEAM yang memperhitungkan elemen-elemen seni untuk mendorong pemikiran kreatif. Langkah ini melibatkan penciptaan aktivitas yang tidak hanya mengajarkan konsep sains dan teknologi, tetapi juga memfasilitasi eksplorasi artistik. Misalnya, salah satu contoh yang ditunjukkan dalam penelitian ini adalah penggunaan seni visual untuk menjelaskan konsep-konsep fisika, di mana siswa diminta untuk menggambar representasi visual dari fenomena ilmiah. Pendekatan ini terbukti meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang abstrak.

Pada tahap pengembangan, para guru memproduksi bahan ajar dan alat yang mendukung pembelajaran STEAM. Mereka bekerja secara kolaboratif untuk menciptakan alat bantu visual, video, dan materi interaktif lainnya. Tahap implementasi dilakukan dengan menguji materi-materi ini di kelas dan mengamati dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Tsakeni mencatat bahwa hasil dari implementasi awal menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterlibatan siswa, di mana 85% dari siswa menunjukkan peningkatan minat terhadap sains dan teknologi setelah mengikuti kegiatan berbasis STEAM.

Pada akhirnya, tahap evaluasi memungkinkan guru untuk merefleksikan efektivitas dari materi yang telah dikembangkan dan mengidentifikasi area untuk perbaikan. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan STEAM melalui model ADDIE dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara signifikan. Seperti yang tercatat dalam data, 90% guru yang berpartisipasi menyatakan bahwa penggunaan pendekatan ini memudahkan mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif.

***

Sebagai penutup, artikel Maria Tsakeni menunjukkan bahwa integrasi STEAM ke dalam pendidikan sains dan teknologi melalui model ADDIE dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Guru yang terlibat dalam penelitian ini melaporkan peningkatan yang signifikan dalam keterlibatan dan minat siswa terhadap pelajaran sains. Namun, tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan materi berbasis STEAM menyoroti kebutuhan akan pelatihan guru yang lebih intensif. Untuk ke depan, penting bagi para pembuat kebijakan pendidikan untuk mendukung guru dengan pelatihan berkelanjutan guna memfasilitasi implementasi STEAM secara efektif di kelas.

Referensi:

Tsakeni, M. (2024). Eksplorasi prinsip-prinsip desain untuk pengembangan aktivitas pembelajaran STEAM oleh guru sains dan teknologi. Educational Research for Social Change, 13(1). https://doi.org/10.17159/2221-4070/2024/v13i1a6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun