Pendidikan desain tengah berada di persimpangan yang menentukan, di mana tuntutan dunia modern telah mengubah peran desainer dari sekadar pembuat produk menjadi pemecah masalah global. Dalam artikel *Changing Design Education for the 21st Century*, Michael W. Meyer dan Don Norman (2020) menggarisbawahi bagaimana pendidikan desain yang ada saat ini gagal mempersiapkan desainer untuk menghadapi kompleksitas abad ke-21.Â
Penulis menyebutkan bahwa hanya 2-4% dari perusahaan Fortune 500 yang memiliki Chief Design Officer, menunjukkan bahwa meskipun desain memiliki dampak besar, kontribusi desainer belum diakui sepenuhnya di tingkat eksekutif. Salah satu kritik utama yang diajukan adalah fokus yang berlebihan pada keterampilan manual yang sering kali usang dan tidak lagi relevan dengan tantangan yang dihadapi dunia saat ini, seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan tantangan global lainnya.
Penulis menyoroti pentingnya meminjam praktik dari bidang profesional lain seperti kedokteran, hukum, dan bisnis. Sebagai contoh, mereka mencatat bagaimana profesi medis telah berevolusi melalui kombinasi pendidikan akademis dan praktik yang kuat. Pendekatan serupa dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan desain, di mana pembelajaran berbasis pengalaman digabungkan dengan landasan teoretis yang kuat. Mereka juga mengusulkan pembentukan kelompok studi untuk mengevaluasi dan merancang kembali kurikulum desain yang lebih sesuai dengan kebutuhan abad ini.
Dengan tantangan besar yang dihadapi oleh dunia saat ini, pendidikan desain tidak lagi bisa hanya fokus pada pembuatan objek fisik. Desainer harus diperlengkapi dengan keterampilan untuk berpikir sistemik dan bekerja secara lintas disiplin untuk menciptakan solusi inovatif yang tidak hanya berdampak pada produk, tetapi juga pada sistem sosial dan teknologi yang lebih besar.
***
Meyer dan Norman (2020) menyoroti bahwa sistem pendidikan desain saat ini terfokus pada keterampilan manual dan studio yang cenderung terbatas dalam cakupan. Meskipun pendidikan desain menghasilkan praktisi yang terampil, mereka sering kali tidak siap untuk menghadapi masalah kompleks yang memerlukan pendekatan lintas disiplin. Ini terbukti dengan hanya sekitar 10-20 dari perusahaan Fortune 500 yang memiliki desainer di posisi eksekutif, menunjukkan bahwa pendidikan desain belum mencapai potensi maksimalnya dalam menciptakan pemimpin dalam organisasi besar.
Pendekatan yang lebih holistik diperlukan untuk mengatasi perubahan ini. Penulis mencontohkan profesi kedokteran dan hukum yang menggabungkan pembelajaran akademis dengan praktik intensif, memungkinkan para praktisi tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks nyata. Mereka juga menyebutkan tantangan global seperti perubahan iklim dan ketimpangan sosial yang memerlukan solusi desain yang lebih komprehensif. Pendidikan desain saat ini hanya sedikit menyentuh pada tantangan global ini, dengan sebagian besar sekolah masih terfokus pada keterampilan teknis dasar dan proyek individual.
Salah satu rekomendasi utama dalam artikel ini adalah pembentukan kelompok studi untuk merumuskan pedoman baru bagi kurikulum desain. Ini termasuk pengenalan keterampilan manajerial dan kepemimpinan, yang penting untuk memungkinkan desainer memainkan peran lebih besar di luar ruang studio. Meyer dan Norman juga menekankan perlunya pendidikan desain untuk mengintegrasikan metodologi sistemik yang mampu menghadapi masalah besar dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan studi lain yang menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan pendekatan berbasis desain berhasil meningkatkan performa hingga 228% dibandingkan perusahaan yang tidak menerapkan desain-driven innovation (Westcott, 2014).
Namun, transformasi ini tidak akan mudah. Sistem pendidikan yang telah mapan akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan perubahan signifikan dalam pendekatan mengajar dan materi kurikulum diperlukan. Sekolah desain harus menggabungkan disiplin ilmu lain seperti sains sosial, teknologi, dan manajemen untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan global yang lebih besar.
***
Pendidikan desain saat ini membutuhkan perubahan mendasar agar relevan dengan tantangan abad ke-21. Dengan fokus yang terlalu sempit pada keterampilan manual dan proyek individu, para desainer sering kali tidak siap menghadapi masalah global yang kompleks. Meyer dan Norman (2020) telah memberikan rekomendasi yang jelas tentang bagaimana pendidikan desain dapat bertransformasi menjadi lebih relevan dan komprehensif, termasuk pengenalan metodologi sistemik dan keterampilan manajerial.