Mohon tunggu...
Indriyntt
Indriyntt Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Akuntansi Syariah UIN Lampung

Tetaplah berusaha walau sudah usaha

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Covid-19 terhadap Perbankan di Indonesia

20 Mei 2020   08:55 Diperbarui: 20 September 2022   20:19 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 merupakan pandemi yang menyerang seluruh dunia termasuk Indonesia. Covid-19 adalah suatu penyakit yang sangat cepat menular dan menyerang sistem pernafasan, hal ini sangat berdampak pada aktivitas manusia yang harus dibatasi hingga ekonomipun menjadi beku. Bukan hanya ekonomi, sektor perbankanpun tidak luput dari terkoreksinya laba dan NIM (Net Interest Margin) karena profitabilitas perbankan indonesia dipengaruhi oleh pendapatan bunga dan non bunga yang rendah dan biaya provisi yang tinggi.

Covid-19 ini menyebabkan kepanikan global dimana semua investor ingin menarik sahamnya dan menjadikannya uang tunai karena khawatir dengan nilai rupiah yang terus menerus mengalami penurunan. Hal ini tentu saja sangat berdampak pada perbankan sehingga Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah dan OJK untuk upaya mitigasi dengan cara melonggarkan likuiditas, menurunkan suku bunga, stabilisasi makro ekonomi dan sistem keuangan serta mengeluarkan sejumlah stimulus seperti POJK No. 11/POJK 03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercylical dampak penyebaran Covid -19 yang mulai berlaku sejak 13 Maret 2020 sampai 31 Maret 2021. POJK ini diharapkan bisa mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dengan diterapkannya stimulus-stimulus tersebut akhirnya kondisi pasar mengalami perbaikan, seperti yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada Kamis (9/4) bahwa nilai tukar Rupiah cenderung stabil dan menguat, cadangan devisa diperkirakan meningkat, kerja sama repurchase agreement line (repo line) dengan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) senilai USD60 miliar telah siap untuk  sewaktu-waktu digunakan dan perkembangan harga-harga di pasar terkendali dan rendah dan saat ini kondisi perbankan Indonesia sangat sehat.

Oleh karena itu, demi mendukung upaya pemerintah dalam mengemban tugasnya patutnya kita mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah seperti melakukan pekerjaan/belajar from home, stay at home dan social distancing. Karena masalah yang kita hadapi saat ini adalah masalah kemanusiaan yang menyebabkan dampak pasar keuangan dan dampak ekonomi. Semakin baik kita merealisasikan kebijakan pemerintah maka akan semakin cepat Covid-19 ini akan teratasi dan dampak terhadap pasar keuangan, ekonomi dan juga kemanusiaan akan semakin kecil.

Nama : Indri Yanti (indriyntt)

Npm   : 1851030236

Kelas  : Akuntansi Syariah F

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Iqbal Fasa, M.E.I

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun