Mohon tunggu...
indriyas
indriyas Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu rumah tangga, blogger, content writter, freelancer http://www.indriariadna.com http://meubelmart.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Edukasi dan Kreativitas untuk Raih Masa Depan Cemerlang

29 Agustus 2016   23:27 Diperbarui: 30 Agustus 2016   00:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan melihat pengalaman orang tua saya yang bercerai, ternyata tidak membuat saya antipati atau takut dengan kata perceraian. Bahkan saya cenderung berani, selalu menantang untuk bercerai. Aneh ya atau mungkin trauma saya kurang tahu. Sudah pernah saya berniat bercerai, beberapa kali, dengan berbagai problema dan permasalahan keluarga kecil kami yang ada saat itu.

Menoleh ke belakang, akibat dari perceraian orangtua saya, saya tumbuh menjadi seseorang yang sangat keras kepala, cuek akan segala hal terlebih lagi dari omongan orang lain, dan sangat sombong. Saya seringkali merasa dan berpikir bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu sendiri, bahkan tanpa bantuan suami saya.

Berdasar kepada pengalaman dari orangtua dan saya sendiri, saya menyadari betapa untuk menikah dan berkeluarga, bukan hanya kita butuh umur yang dewasa yang berupa angka, tetapi juga kita sudah harus mempunyai pemikiran dan sikap hidup yang benar-benar dewasa.

Dewasa dalam artian siap berkomitmen seumur hidup. Menanggung segala sesuatu yang terjadi berdua tanpamelibatkan orang lain. Ibarat kata, ada persoalan di kamar, ya kita berusaha atasi sendiri berdua.

Saya membayangkan apabila kita menikah hanya karena dia [pasangan] kita itu cantik atau tampan. Kalau sudah umur bertambah, sudah tidak cantik dan tidak tampan lagi, lalu bagaimana ? Cari yang lebih muda ? Jangan lah ya.

Bagaimana kalau kita menikah hanya karena pasangan kita kaya ? Pernah terbayang apabila pasangan kita mengalami kebangkrutan, apakah kita sudah siap?

Saya pernah mendengar perkataan Pak James Gwee di sebuah tayangan televisi nasional, yang mengatakan bahwa sebenarnya problem atau masalah itu tidak ada. Yang ada adalah, kita tidak atau belum mempunyai problem solving atau jalan keluar, sehingga kita memandang sebuah persoalan sebagai masalah.

Saya pikir, benar juga. Apabila kita terbiasa menemukan cara atau jalan keluar untuk setiap masalah kita, sama dengan kita tidak mempunyai masalah.

Satu hal yang kita perlukan untuk meraih masa depan yang cemerlang, yang saya pikir penting adalah mempunyai pemikiran yang kreatif untuk memecahkan persoalan. Lebih bagus lagi apabila berpikir kreatif mulai dilatih sejak dini, sejak masa kanak-kanak.

Meraih masa depan cemerlang bukan hanya soal kita menikah di usia ideal, mempunyai pekerjaan tetap, mempunyai gaji tetap, mempunyai rumah sendiri. Menurut saya yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan diri untuk berpikir dan menemukan solusi kreatif yang mungkin akan kita hadapi kelak.

Meskipun umur ideal untuk menikah di tetapkan untuk wanita berusia 20 tahun dan laki-laki 25 tahun, akan lebih baik lagi apabila  dari keluarga juga sudah menyiapkan anak perempuan dan anak lelakinya supaya saat mereka berumah tangga dan berkeluarga tidak akan kaget atau shock menemukan setiap masalah rumah tangga yang mungkin timbul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun