Pada tahap Siklus I, pembelajaran dilaksanakan pada Senin, 13 Juli 2024 dan Selasa,  14 Juli 2024 dalam 2 kali pertemuan dengan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran di laksanakan dengan menerapkan model PBL melalui Permainan Engklek tetapi belum menggunakan media IT (anak antusias bermain engklek). Pembelajaran dilakukan melalui diskusi kelompok, Pertama peserta didik diberikan suatu masalah kontekstual kemudian dipecahkan bersama kelompok menggunakan   cara   mereka   sendiri   berbantuan   benda   konkret,   kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka kemudian menyimpulkan bersama dengan kelompoknya. Kendala pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu anak belum  bisa mengantri, anak masih bermain sendiri, kurangnya keterampilan mendengarkan dan ditemukan beberapa masih tidak mau menulis sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah.  Pada saat siklus 1 pertemuan 2 anak menunjukkan peningkatan mau antri, tetapi masih kurangnya keterampilan mendengarkan dan beberapa masih tidak mau  menulis.
Berdasarkan pelaksanaan post test siklus I memperoleh nilai terendah adalah 55, sedangkan nilai tertinggi adalah 80 dan diperoleh rata-rata ketuntasan 45% atau 9 peserta didik yang tuntas KKM 75 dengan rata-rata 72,35.
pada tahap Siklus II, pembelajaran dilaksanakan pada Senin,  12 Agustus 2024 dan Selasa, 13 Agustus 2024 dalam 2 kali pertemuan dengan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran di laksanakan dengan menerapkan model PBL melalui Permainan Engklek dan menggunakan media lainnya seperti proyektor, mahasiswa menayangkan video ice breaking, PPT, dan Quiz. Pembelajaran dilakukan melalui diskusi kelompok. Pertama peserta didik diberikan   suatu masalah kontekstual kemudian dipecahkan bersama kelompok menggunakan cara mereka sendiri berbantuan benda konkret, kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka. Lalu, menyimpulkan menggunakan bersama-sama dengan kelompok. Kendala pada saat melaksanakan siklus II yaitu pada saat pemasangan proyektor, semkain meningkat suasana kelas lebih kondusif, keterampilan mendengarkan anak sudah baik, peserta didik aktif ikut serta dalam pembelajaran dan mau menulis. Salah satu usaha yang dilakukan selain menambah media mahasiswa juga mencoba merolling tempat duduk.
Berdasarkan pelaksanaan penelitian dari prasiklus, siklus I dan siklus II maka diperoleh hasil pra siklus nilai tertinggi 75 meningkat pada siklus I dan siklus II menjadi 90, sedangkan nilai terendah pada prasiklus 50, menjadi 55 pada siklus I, meningkat lagi pada siklus II menjadi 65. Dengan rata-rata 64,25 menjadi 72,35 pada siklus I, siklus II rata-rata kelas meningkat menjasi 79,7 Jumlah peserta didik yang tuntas KKM juga meningkat setiap siklusnya.
Adapun rencana tindak lanjut, Penelitian yang telah dilaksanakan terbukti mampu meningkatkan kemampuan mengenal angka peserta didik apabila dilihat dari hasil penilaian dan pengamatan langsung dalam proses pembelajaran. Penggunaan Permainan Engklek sebagai upaya meningkatakan kemampuan mengenal angka membawa hasil yang baik bagi peserta didik. Oleh karena itu, rencana tindak lanjut peneliti terhadap penelitian ini ingin mengembangkan model pembelajaran yang dapat dikolaborasikan dengan Permainan Engklek dalam pembelajaran matematika khususnya kemampuan mengenal angka. Selain itu, rencana tindak lanjut penulis yaitu ingin menerapkan pembelajaran menggunakan Permainan Engklek pada cakupan sampel yang lebih luas lagi, missal di kelas maupun di sekolah yang berbeda kelak. Peneliti ingin mengetahui seberapa efektif Permainan Englek apabila diterapkan untuk peserta didik yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H