Pengalaman ini bermula saat bulan kemarin rekan kerja bernama Bude Sam membawa teman nasi alias tumisan. Kami setiap pagi selalu sarapan bersama di ruang guru. Kami membawa bekal sarapan dari rumah masing-masing. Tak jarang kami saling icip-icip bekal yang dibawa sesama rekan kerja.Â
"Bu, mau ini!" Bude Sam menawari rekan-rekan termasuk saya.Â
"Apa Bude? Tanyaku penasaran.Â
" Takokak. " Bude menjawab.Â
Terlintas dibenak saya adalah lalapan mentah sejenis leunca yang kulitnya agak kasar dan rasanya sedikit keset. Tapi penampakan takokak yang Bude Sam tawarkan berbeda. Takokaknya dalam bentuk tumisan.Â
"Boleh Bude!"
"Saya coba ya! " Saya mengambil beberapa sendok dan saya masukkan ke wadah bekal saya.Â
Saya mencicipi bersama bekal yang saya bawa. Rasanya di luar dugaan sangat enak. Saya pun bilang ke Bude Sam.Â
"Bude enak."
"Boleh minta lagi ya! "
"Ini lebih enak dari pada daging!"