Mohon tunggu...
Lyfe

Karir Mentok? Jangan Stress

13 Januari 2016   21:42 Diperbarui: 20 Januari 2016   09:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Stress adalah keadaan jiwa yang paling populer di abad ini. Coba anda ingat-ingat kembali berapa banyak orang yang anda jumpai mengatakan bahwa mereka sedang mengalami stress atau mungkin anda sendiri sedang mengalaminya?

Seseorang yang bekerja baik di institusi pemerintah maupun swasta memiliki target atau output yang hendak dicapai organisasi. Terkadang target menjadi beban kerja bagi pimpinan dan bawahan. Beban kerja yang tidak terealisasi dapat berubah menjadi beban pikiran. Ketika itu terjadi otomatis kita mengalami stress dan emosi tinggi. Lebih fatal lagi biasa menyebabkan stroke! Dalam kehidupan sehari-hari pernah terjadi hilangnya pengendalian diri dari seorang ayah terhadap anaknya.

Ada kasus seorang ayah yang stress karena bokek atau indak bakepeang(dalam bahasa padang) dimintai uang oleh anaknya. Apa yang terjadi kemudian, ternyata, bukan uang yang didapat oleh sang anak akan tetapi “gambar tangan” yang melekat di pipi. Fenomena sosial ini bisa disebut “pelarian” atas masalah yang terjadi ditempat kerja.

Stress adalah gangguan jiwa yang bermuara dari adanya tuntutan dari dalam dan luar anatomi individu sehingga memaksa otak untuk menemukan solusi atas masalah yang ada. Seseorang yang mengalami penyakit dan menginginkan atau berusaha untuk sembuh tapi tak sembuh-sembuh dapat mengakibatkan stress. Perintah pimpinan yang harus dilakukan namun tidak sesuai dengan hati nurani mengakibatkan seseorang terus menerus dilanda stress selama dia belum melaksanakan perintah sang pimpinan.

Stress bukanlah sutau penyakit, tetapi jika anda tidak dapat mengatasinya dalam waktu tertentu, anda akan terkena banyak masalah kesehatan. Jika sudah begitu, bukan hanya perusahaan tempat anda saja yang rugi karena kepincangan dalam operasional. Akan tetapi juga nama baik kamu akan tercoreng citra keprofesionalan dalam bekerja yang akan berdampak kurang baik nantinya. Seperti kesulitan mendapatkan pekerjaan baru contohnya, karena alasan berhenti yang tertulis di riwayat pekerjaan saat melamar. Karena itu sangat di butuhkan kerjasama dari kedua belah pihak untuk menciptakan kondisi tempat kerja yang nyaman.

Ada beberapa langkah yang dapat mengendalikan stress yaitu: Pertama, menulis. Dengan menulis stess dapat berkurang karena anda menyalurkan emosi dengan tulisan. Ketika masih menjadi Anak Baru Gede (ABG) anda rajin menulis buku harian, kini tak ada salahnya anda menulis kembali dibuku harian tentang permasalahan yang anda alami dan bagaimana solusinya. Kedua, Kritik Diri.

Sebagai manusia anda tidak selalu benar pasti juga pernah salah. Intropeksi diri sangat diperlukan sehingga stress dapat berkurang dengan mengambil hikmah dari kejadian yang tidak menyenangkan. Ketiga, Berdamai dengan keadaan. Terkadang anda merasa jengkel dengan orang yang rada (bandel). Orang jarang yang mau mendengarkan kita. Apabila mereka menolak mengikuti masukan anda mereka “memarahi” dengan kata-kata kasar. Ini membuat anda strees. karena fungsi anda hanya sebagai seorang penyampai informasi yang positif yang kadang diterima dan kadang ditolak. Agar tidak stress maka anda  harus berdamai dengan keadaan biarpun keadaan itu tidak menyenangkan hati. Keempat, Rekreasi. Mengunjungi obyek wisata dapat meminimalkan strees.

Indahnya panorama membuat anda untuk sementara melupakan beban kerja yang berat. Kelima, Memotivasi diri. Caranya, ingatlah apa yang menjadi motivasi awal anda  bekerja dulu. Entah itu rencana masa depan seperti melanjutkan pendidikan, menabung untuk biaya pesta pernikahan ataupun rencana membangun sebuah usaha yang telah kamu impikan sejak dulu. Ingatlah harapan-harapan indah kamu ketika stres dipekerjaan datang menghampiri. Keenam, Bersyukur. Setiap orang memang mempunyai kecendrungan mengalami stres dengan cara yang berbeda. Tinggal bagaimana kamu mengendalikannya saja. apapun pekerjaan kamu, bersyukur adalah cara yang bisa anda lakukan untuk mengatasi stress anda, bersyukurlah dengan hidup dan pekerjaan yang kamu dapatkan sekarang, karena banyak orang diluar sana yang menginginkan posisi yang kamu tempati sekarang. 

Agar solusi diatas dapat berjalan dengan baik, anda memerlukan teman sehati dan sejiwa (soulmate). Sahabat dapat dijadikan tempat “curhat” atas problema stress yang kita rasakan. Tak perlu minder menceritakan stress yang kita alami kepada orang lain sebab kita tidak tahu terkadang orang lain memiliki solusi yang lebih baik dari kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun