Mohon tunggu...
Singgih S
Singgih S Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Omo Sanza Lettere Disini http/www.kompasiana.com/satejamur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Geliat Tanam Padi Metode Hazton di Kabupaten Banjarnegara

29 Juli 2016   22:58 Diperbarui: 31 Juli 2016   08:53 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Djoko sedang berbincang-bincang dengan Pak Fachrudin dan Pak Totok (dokpri)

Geliat tanam padi metode Hazton tidak hanya di wilayah pedesaan Kabupaten Banyumas dan Cilacap, kini merambah pula di wilayah pedesaan di Kabupaten Banjarnegara, dimulai musim tanam II tahun 2016 di sawah seluas 10 HA, yang menyebar di 4 Desa, yakni di Desa Argasoka seluas 4 HA, Semampir 1 HA, Karangtengah 1 HA, Wangon 1 HA dan di desa Semarang seluas 3 HA.

Data tersebut di atas didapat ketika saya ikut ‘mbonceng’ Pak Djoko Juniwarto yang sehari-harinya menjabat Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPw BI Purwokerto saat melakukan monitoring tanaman padi metode Hazton di wilayah Kabupaten Banjarnegara pada hari Kamis, 28/7/2016.

Kami meluncur dari Purwokerto pukul 8.45 WIB dan tiba pukul 10.15 WIB di lokasi Kantor Balai Penyuluhan Banjar Taru Martani Kecamatan Banjarnegara, dan disambut hangat oleh Bapak Fachrudin Sekda Banjarnegara, Rohadi koordinator PPL dan beserta jajaranya.

Kantor Balai Penyuluhan Banjar Taru Martani Kecamatan Banjarnegara (dokpri)
Kantor Balai Penyuluhan Banjar Taru Martani Kecamatan Banjarnegara (dokpri)
Kami langsung melihat dan mengamati tumbuh kembang tanaman padinya yang terletak persis di belakang kantor Balai Penyuluhan. Terlihat keseragaman tanaman dan satu rumpun ada 55 tanaman. Mula awal tanam hanya 20 bibit padi. Gulma tidak tumbuh disela rumpun padi.

Hamparan Padi (dokpri)
Hamparan Padi (dokpri)
Rumpun Padi (dokpri)
Rumpun Padi (dokpri)
Selesai mengamati kami bincang-bincang di aula BPP, Pak Fachrudin menyampaikan apreasi tumbuh kembang tanaman padi metode Hazton sangat memuaskan, kedepan (musim tanam 2017) akan dikembangkan lebih luas lagi di berbagai daerah (di Banjarnega) dan berencana akan mengajukan usulan dana guna perluasan lahan seribu Hektar ke Kementerian Pertanian di Jakarta.

Sedang kendala-kendalanya, menurut Rohadi kendala hanya saat menanam padi yakni merubah kebiasaan petani saat tanam padi, pada saat ‘daut’ mencabut bibit padi dari persemaian lalu di kopyok supaya tanah di akar hilang, lantas di ‘jiwir’ tinggal 1 – 3 jiwir (bibit padi) sedang metode Hazton di ‘jiwir’ antara 20-25 bibit dan tidak boleh di kopyok. Dan diakui pula ada sebagian lahan sawah yang kurang tumbuh kembang dengan baik dikarenakan kurang pemberian pupuk kandang.

Setelah cukup bincang-bincang, sekitar pukul 11.30 kami beserta rombongan Sekda meluncur ke Desa Semampir dengan luasan sawah 1 HA, saya terkagum-kagum melihat hamparan padi menguning merata dan kami bertemu dengan Pak Totok Ka UPT. Pak Rohadi menunjukkan pada kami tanaman padi petani disebelahnya yang memakai sistem konvensional, pada saat tanam hampir bersamaan (umur padi sama) tapi metode Hazton lebih cepat menguning dan merata. sayang terlihat cukup banyak padi yang dimakan burung.

Hamparan Padi di Desa Semampir (dopkpri)
Hamparan Padi di Desa Semampir (dopkpri)
dokpri
dokpri
Kami di lokasi sekitar 20 menit, lalu rombongan melanjutkan ke Desa Karangtengah, dengan luasan sawah 1 HA tanaman umur 40 HST (Hari Setelah Tanam) hadir pula ketua Kelompok Taninya yang mengatakan kendala awal belum biasanya para petani menanam secara ombol (banyak) 20-25 bibit padi, hal tersebut terlihat sebagian sawah kurang maksimal anakannya dan mengharap periode tanam tahun 2017 program Hazton dilanjutkan. Setelah dirasa cukup puas melihat geliat tanaman padi metode Hazton, kami berpisah.

Pak Djoko sedang mengamati tanaman padi di Desa Karangtengah (dokpri)
Pak Djoko sedang mengamati tanaman padi di Desa Karangtengah (dokpri)
Pak Djoko sedang berbincang-bincang dengan Pak Fachrudin dan Pak Totok (dokpri)
Pak Djoko sedang berbincang-bincang dengan Pak Fachrudin dan Pak Totok (dokpri)
Hamparan tanaman padi umur 40 HST di Desa Karangtengah (dokpri)
Hamparan tanaman padi umur 40 HST di Desa Karangtengah (dokpri)
Dalam perjalanan pulang Pak Djoko menyampaikan rasa optimis akan keberhasilan peningkatan produksi padi dengan tanam padi metode Hazton di empat wilayah Kabupaten Banjarnegar dan memberikan informasi ketika dalam bincang-bincang Sekda Banjarnegara segera menugaskan Ka UPT dan Koordinator PPL supaya mengajukan usulan dana bantuan ke Kementan di Jakarta untuk tanam padi metode Hazton seluas 1000 HA pada musim tanam tahun 2017. Purwokerto 29/7/2016 (SS).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun