Purwokerto, Melanjutkan obrolan dengan Pak Djoko Juniwarto Kepala Unit Komunikasi dan Koordinator Kebijakan (UK3) KPw BI Purwokerto klik disini, pengagas tanam padi metode Hazton di wilayah Banyumas Raya mengutarakan lebih lanjjut keberhasilan tanam padi metode Hazton tidak lepas dari kedisiplinan para petani didalam penerapan Standard Operating Prosedur (SOP), termasuk pula pembukuan dan pencatatan aktivitas SOPnya yang baik dan benar, untuk itu pihaknya menempatkan satu orang pendamping yang setiap saat melakukan monitoring dilapangan. Saya pun diberi contoh foto hasil monitoring bulan Juni2016, tanaman padi metode Hazton dari berbagai wilayah di BanyumasRaya, di bawah ini.
Menurut Djoko untuk sosialisasi tanam padi metode Hazton tidak mudah, perlutiga, lima kali pertemuan dengan kelompok tani dan dilakukan dalam dua-tiga bulan sebelum menerapkan dilapangan.
Djoko pun membeberkan maksud diberlakukannya SOP yakni suatu cara untuk menghindari miskomunikasi, konflik dan permasalahan pada pelaksaantugas / pekerjaan pada suatu organisasi dan Intinya SOP mengatur bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan,siapa bertanggung jawab, siapa yang memberi persetujuan dan kapandilakukan.
Masih menurut keterangannya SOP dibuat dan ditentukan sejak tahun 2012 olehpenemunya yakni Ir. H. Hazairin, MS dan Anton Komaruddin Sp.M.Si,sebagai pedoman mutlak yang harus dipatuhi dalam tanam padi metodeHazton. Tentu, ketentuan SOP telah melalui berbagai uji kelebihan dankekurangannya mula dari hulu hingga hilir dalam bertanam padi yangterukur dan tercatat hingga akhirnya ditentukan standard operatingprosedur (SOP) yang tepat guna meningkatkan produktivitas sawahkhususnya di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat.
Bagaimana dengan lahan sawah di wilayah Banyumas Raya? Ia pun menjelaskan telahmenyusun dan menentukan SOP yang sudah ditentukan penemunya, namunada sedikit penyesuaian dengan keadaan alam (kesuburan tanah,irigasi, hama, penyakit dan lainnya) dan klimatologi (curah hujan,angin, suhu udara dan lainnya) melalui pengamatan lapangan dan kajianilmiah dari hulu hingga hilir permasalahanya. Termasuk pula kajiandampak sosial, ekonomi dan budayanya.
Lebihlanjut Ia menyampaikan salah satu temuan masalah dilapangan yaknibegitu miskinya unsur hara dan tingginya serangan hama danpenyakitnya, dikarenakan selama ini ketergantungan petani akan pupukdan insektisida kimia yang begitu tinggi.
Temuanpermasalahan tersebut, ia atasi dengan merekomendasikan pemakaianProbiotik (Decroprimadan Bactoplus)guna untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mencegah hama danpenyakitnya yang telah terbukti dapat peningkatan produksi padi diberbagai tempat.
Sedang Bactoplus adalah probiotik mengandung bakteri Endofit menguntungkandan juga berfungsi sebagai sistem kekebalan tanaman padi, masukmelalui jaringan lubang-lubang tanaman (sistemik) seperti stomata,lenti sel dan ujung2 perakaran. bekerjanya secara kompetitif akanmenekan keberadaan bakteri yang merugikan dan bakteri pembawapenyakit. Mekanismenya meningkatkan ketahanan tanaman, hinggamenimbulkan ‘endo-resistensi’atau kekebalan tanaman.
Kelebihan lainnya mampu meningkatkan pertumbuhan perakaran, pertumbuhan batanglebih kekar, jumlah anakan dan bertumbuhan daun lebih banyak sehinggadapat meningkatkan produksi dan dapat mengurangi pemakaian pupukkimia hingga 25%. Mampu pula meningkatkan imunitas padi serta efektifmengontrol penyakit hawar daun, bakeri/kresek/BLB (BacterialLeaf Blight) danmemiliki kandungan 100% pupuk hayati, dari kelebihan teknologi hayatiitulah yang menyokong pertumbuhan padi metode Hazton dan mengurangipengunaan pupuk kimia dan pestisida, pungkasnya. Jumat. 24/6/2016(SS).
“Saatmenanam padi rumputpun ikut tumbuh tapi saat kita menanam rumput,tidak pernah tumbuhnya padi. Dalam kita melakukan ‘kebaikan’kadang hal yang ‘buruk’ turut menyertai. Namun, saat melakukan‘keburukan’ tidak ada ‘kebaikan’ bersamanya. Jangan bosanuntuk berbuat ‘baik’ meski pun kadang-kadang tidak sempurna” .
Selamat menunaikan Ibadah Puasa, bagi yang menjalankannya.
Salam,
Kompasianer Banyumas Raya (KoBaR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H