Mohon tunggu...
Singgih S
Singgih S Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Omo Sanza Lettere Disini http/www.kompasiana.com/satejamur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Pak Guru: Ingin Membangun Indonesia dari Kampung Sendiri

31 Januari 2016   06:07 Diperbarui: 31 Januari 2016   08:47 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Guru mengungkapkan latar belakang pemikirannya sederhana “Pada dasarnya tidak ada anak yang bodoh. Semua anak itu cerdas. Cerdas  sesuai dengan bakat dan minatnya. Ada yang cerdas matematika. Cerdas bahasa. Cerdas bergerak. Cerdas musik. Cerdas Warna. Untuk itu, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan anak. Salah satunya melalui pendidikan kreatif.  Sebabnya, saat berkreasi ini, sesungguhnya anak sedang menggunakan kecerdasannya untuk menghasilkan karya. Maka, kreatif berarti kecerdasan yang selalu digunakan. Anak yang kreatif pastilah anak yang cerdas.  Dalam berkreativitas inilah,  karakter anak-anak yang baik akan dibentuk. Jadi, cerdas, kreatif, dan karakter tidak dipisahkan,” ungkapnya.

Gambar 6. Pak Guru Beserta Sang Juara. Dok: RKWK

“Dengan demikian, menciptakan pendidikan melalui kegiatan-kegiatan kreatif  bagi anak harus selalu kita lakukan [sebagai guru, orangtua, dan masyarakat].  Sebab melalui kegiatan kreatif  ini anak-anak mampu menuangkan ide gagasan dalam bentuk aktivitas kegiatan yang berulang dan berpola sehingga akan menciptakan anak-anak yang berkarakter. Di sinilah, pendidikan yang kreatif secara intensif akan melahirkan generasi anak-anak masa depan yang cerdas, kreatif, dan berkarakter,” tutur Pak Guru

Masih menurut pendapat Pak Guru, “Pendidikan kreatif yang menyenangkan, yang selalu diselenggarakan setiap hari akan membuat anak-anak kita tidak terimbas oleh dampak negatif teknologi, televisi, dunia gadget, game, dan pergaulan bebas karena melalui pendidikan kreatif anak-anak diorganisasi untuk bermain secara menyenangkan dan mendidik. Di sinilah, di masa sekarang pendidikan kreativitas yang berbasis soal masyarakat sudah urgen untuk diselenggarakan. Hal ini senada dengan pinsip pendidikan yang Anies Baswedan [Kemendikbud] anjurkan bahwa penyelenggaraan pendidikan substansinya ada di masyarakat. Arti penting ini yang menjadi semangat kami untuk terus mendidik anak-anak melalui lembaga sosial masyarakat, yaitu Rumah Kreatif Wadas Kelir,” pungkasnya. (30/1/2016)

Gambar 7. Pak Guru Beserta Anak-anak Didik RKWK. Dok: RKWK

Dalam perjalanan waktu, sebuah perubahan telah dan sedang terjadi pada anak-anak yang bergabung di RKWK, mereka berasal dari desa, keluarga secara ekonomi kurang mampu, rerata orang tuanya berpendidikan SD atau SMP, tukang sapu, tukang becak, tukang batu dan sebagainya. Mereka anak-anak pedesaan yang minder, tidak saling kenal, beberapa anak hampir putus sekolah, tak punya cita-cita dan pasrah pada jeratan kemiskinan orangtuanya. Tapi, dalam kurun waktu tiga tahun lebih RKWK mendampingi anak-anak belajar kreativitas: Belajar tentang kecerdasaan bahasa, angka, warna, gerak dan musik. Dalam waktu yang singkat itu mereka telah tumbuh menjadi anak-anak yang kreatif, cerdas, dan berkarakter. Anak-anak sudah tahu akan potensi kreativitas dan kecerdasannya masing-masing, anak-anak berprestasi di sekolahnya, bisa masuk sekolah-sekolah favorit karena  kreativitasnya,  memiliki prestasi kreativitas sampai tingkat nasional, dan anak-anak telah tumbuh menjadi anak-anak yang pemberani, bersahabat, baik, memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, cerdas, dan kreatif.

Gambar 7. Pak Guru Beserta Anak-anak RKWK Belajar di Alam. Dok: RKWK

Dengan banyaknya jumlah anak-anak yang belajar, Ia membuka kesempatan siapa saja untuk menjadi relawan, dan kini lima belas mahasiswa  menjadi relawan  yang membimbing dan mengajar di RKWK. Mengemban visi: Mewujudkan anak-anak Indonesia yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. Misi: Menyelenggarakan  pembelajaran kreatif yang berbasis pada permainan; menyelenggarakan kegiatan edukatif  yang berbasis sosial, budaya, dan lingkungan; menyelenggarakan kegiatan interaktif orang tua berbasis kekeluargaan; menyelenggarakan pendampingan belajar dan konsultasi berbasis kekeluargaan; menyelenggarakan kegiatan kompetitif dalam aktualisasi prestasi anak.

Tentu dengan harapan: anak-anak cerdas yang berpengetahuan luas; anak-anak kreatif yang bisa mengaktualisasikan ide dan gagasannya; anak-anak yang memiliki dedikasi yang tinggi untuk keluarga, masyarakat, dan bangsa; anak-anak yang memiliki sikap cinta terhadap lingkungan; anak-anak yang memiliki prestasi yang membanggakan; anak-anak yang berani hidup sederhana.

RKWK yang didirikan Pak Guru pun memiliki kegiatan intensif yang dilakukan secara rutin. Dimulai dari kegiatan  harian: Setiap Rabu – Minggu, pukul 16.00 – 17.45 WIB, yang kegiatan berupa: Bermain kreativitas bahasa setiap Rabu, bermain kreativitas musik setiap Kamis, bermain kreativitas gerak setiap Jumat, bermain kreativitas warna setiap Sabtu, bermain kreativitas angka setiap Minggu. Untuk kegiatan-kegiatan mingguan:  “Aksi Kecil untuk Lingkungan” setiap Minggu pertama pukul 08.00 – 11.00 WIB, “Nonton Film Edukasi” setiap malam Minggu kedua pukul 19.30 – 21.30 WIB, senam bersama warga dua kali dalam sebulan setiap hari minggu, “Minggu Kreatif: Karya Wisata” setiap Minggu ketiga pukul 08.00 – 12.00 WIB. Kegiatan bulanan: Setiap malam Minggu pertama dan ketiga  pukul 19.00 – 21.00 WIB. Kegiatan parenting dengan orang tua anak-anak, dan kegiatan olimpiade kreatif untuk tiga bulan sekali, dan bakti literasi dan mewarnai setiap bulannya.

Penerapan dan penjabaran visi dan misi RKWK, Pak Guru berserta relawanya bahu membahu tak kenal lelah, telah menghantarkan prestasi anak-anak yang mengagumkan diberbagai bidang telah disabetnya, seperti bidang kreativitas bahasa, musik, gerak, warna, angka, serta film dan drama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun