Mohon tunggu...
Singgih S
Singgih S Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Omo Sanza Lettere Disini http/www.kompasiana.com/satejamur

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mencecap ‘Kejujuran’ Ragam Kopi Nusantara di Kedai Kopi Praketa (Secangkir Kopi) #1-2

30 Juni 2015   19:56 Diperbarui: 30 Juni 2015   19:56 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Menurut Mas bro Indra sengaja memilih hanya menyediakan menu minuman kopi saja dengan metode pembuatan manual brewing seperti ; kopi tubruk, french press, drip filter, pour over, turkish, moka pot, aeropress, dan clever dan seduhan kopi yang disajikan dapat mengeluarkan ‘kejujuran’ nya dengan caranya masing-masing. Pelanggan tinggal pilih grade: low, caffeine, acid, dan > bitter. Lalu menunjuk ‘menu’ racikan manual brewing kopi tubruk seduhan kopi ala Indonesia, French press: peredaman kopi ala Prancis, Drip filter: penyaringan kopi ala Vietnam, pour Over: penyaringan kopi ala Jepang, Turkish: rebusan kopi ala Turki, Moka Pot: penekanan kopi ala Italia, Aeropress: penekanan kopi ala Amerika, Clever: kombinasi peredaman dan penyaringan kopi

.

Tak hanya itu, menyediakan pula Espresso Based yakni varian minuman yang menggunakan ekspresso sebagai bahan dasar dan dibuat dengan cara manual dengan menggunakan Moka Pot ekspress (tanpa cream) dan menurut penulis ini unik dan tak ditemui di tempat lain. Keunikannya bukan terdapat pada alat atau perilaku brewing pada ground coffee nya, melainkan pemisahan antara cup kopi dengan susu. Ketika penulis bertanya mengenai cara saji unik itu mereka memberikan alasan sederhana: "menyesuaikan selera pasar atau komunitas yang menjadi main customer mereka" - ini merupakan kebijakan tersendiri, yakni mencari konvergensi antara idealisme mereka dengan selera pasar "bravo !". (23/6)

Untuk harga minuman IDR 7.500 – 16.000, sangat terjangkau mengingat minumannya menggunakan ’fresh’ kopi dan saya lihat dan rasakan memiliki konsistensi standar pelayanan yakni berbagi kekuatan dan ciri rasa setiap kopi serta metode brewing yang akan dipilih pada pelanggannya. Sebagaimana Mas bro Indra dan Dimasz duo Barista berbagi dengan penulis tentang taste natural sweetness ‘kejujuran’ ragam biji kopi dan menurutnya saling memperkuat dan menyatu, seperti kopi Kintamani dengan ‘body’ yang ringan, keasaman yang ‘medium’ dan ‘flavor citrus’ cenderung ke arah rasa jeruk; Enrekang aroma coklat, herbal; Gayo ‘body’ yang ‘full’ pekat, dengan ‘flavor’ khasnya,’spicy’ dan tanah; kopi Lintong dari Sumatera ‘Flavor’-nya cenderung ke tanah dan herbal; Mandailing sensasi keasamannya rendah karena ‘flavor’ dan aroma seperti tanah, tembakau, dan sangat kuat; Toraja sedang tingkat keasaman dan ada unsur dark chocolate.

 

Akankah konsep manual brewing diusung kedai kopi Praketa bisa menghadirkan ‘kejujuran’ nuansa seduhan kopi Nusantara dalam secangkir kopi? akan penulis bagi ceritanya di bagian 2. Pembuktian…

Bersambung...

salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun