Mohon tunggu...
Indri Putri Sekarini
Indri Putri Sekarini Mohon Tunggu... Lainnya - Biarlah Hari Esok Tetap Jadi Rahasia

Gadis Kecil Yang Menyukai Sastra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seandainya Aku Pengelola DSP Likupang

23 Februari 2022   23:40 Diperbarui: 23 Februari 2022   23:43 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Likupang memang masih masih kalah pamor jika dibandingkan Destinasi Super Prioritas (DSP) lainnya seperti Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. DSP sendiri merupakan program wisata utama yang digadang oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini. 

Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku. Apa yang akan aku lakukan untuk mengembangkan wisata DSP Likupang? 

Setelah berpikir sejenak rasanya ada beberapa hal yang ingin aku lakukan dengan mengadopsi beberapa terobosan pengembangan pariwisata yang sudah ada untuk dikemas dan diadaptasi di DSP Likupang. 

  • Terobosan Pertama : Menggagas Wisata Pulau

Jika pernah wisata ke Lombok, Nusa Tenggara Barat pasti hal terlintas pertama adalah ingin berwisata pulau yang dikenal dengan istilah Gili. Ada beberapa Gili yang jadi primadona. Sebut saja Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno, Gili Layar, Gili Sudak dan masih banyak lagi. 

DSP Likupang yang terletak di North Sulawesi atau Sulawesi Utara juga punya potensi pengembangan sama. Jika lihat di peta, ada beberapa pulau di sekitar DSP Likupang contoh Pulau Gangga, Pulau Lihaga, Pulau Bangka, Pulau Talisei dan lain-lain. 

Menggagas wisata pulau sangat memungkinkan. Bisa jadi justru jadi wisata utama saat berkunjung di Likupang. 

Potensi wisata pulau tidak hanya berdampak pada branding wisata namun juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar. 

Bagi para nelayan, mereka bisa memanfaatkan perahu untuk moda transportasi menjelajah pulau-pulau terdekat. Disini selain menangkap ikan, para nelayan disaat tertentu bisa mendapatkan penghasilan lain dari jasa mengantar wisatawan ke pulau-pulau ini. 

Kaum muda pun bisa dilibatkan sebagai pemandu wisata. Ini karena anak muda lebih mudah berbaur dengan orang baru, lebih cepat mendapatkan informasi, mudah dalam menyampaikan informasi pada wisawatan dan ada kemampuan bahasa asing yang baik. 

Para ibu-ibu pun bisa ikut merasakan hal positif. Para ibu memiliki peluang menjual hasil kerajinan sebagai souvenir, membuka warung di sekitar tempat wisata dan menyediakan paket menu makan bagi wisatawan yang tengah menjelah pulau. 

  • Terobosan Kedua: Perketat Kebersihan dan Keasrian Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun