Mohon tunggu...
Indri PujiLestari
Indri PujiLestari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Jujur itu baik. Orang yang menolak kejujuran, menolak kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Konser CoM UPH "The Last Three Piano Sonatas of Beethoven"

1 Maret 2019   08:45 Diperbarui: 1 Maret 2019   09:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mario Santoso Saat Menggelar Konser. Sumber: dokpri


KARAWACI -- UPH Conservatory of Music (CoM) kembali menggelar Faculty Recital Series di semester baru berupa recital piano bertajuk "The Last Three Piano Sonatas of Beethoven" pada Selasa (19/2) di D 501 UPH Kampus Lippo Karawaci. Tiga karya Sonata terakhir komponis besar Ludwig van Beethoven dimainkan oleh 3 dosen piano UPH Conservatory of Music, yaitu Amelia Santoso, Dr. Mario Santoso, dan Dr. Johannes Nugroho.


"Masih belum semua di Indonesia yang berpenduduk padat bisa merasakan adanya konser klasik, jadi ini adalah cita-cita fakultas kita untuk menciptakan atmosfer ini. CoM UPH sangat berharap seluruh lapisan masyarakat Indonesia berkesempatan untuk bisa mendengarkan semua nomor Sonata karya Beethoven yang totalnya 32 nomor. Rencananya kami ingin menggelar konser semacam ini di Jakarta dan Salatiga," papar Dr. Mario Santoso.

Saat ditanya tentang makna yang didapat dari memainkan karya-karya Beethoven ini, Dr. Mario mengatakan bahwa tiga karya sonata terakhir ini ditulis saat Beethoven sudah tidak bisa mendengar apa pun.

"Pada suatu titik saya berpikir bahwa kita yang "tuli", bukan dia yang tuli, jadi sekarang kita harus bisa mendengar apa yang Beethoven dengar saat dia tuli. Karena itu untuk memainkan sonata ini memang dibutuhkan skill yang lebih dan pemahaman filosofis yang tinggi. Kita harus bisa memainkan karya ini di dalam dunia yang "tuli" karena kita memilik pendengaran normal," ungkapnya.

Dr. Mario mengungkapkan bahwa apresiasi terhadap musik klasik seperti karya-karya Beethoven di Indonesia masih rendah sekali, sehingga ia berharap orang-orang lebih banyak belajar musik dengan banyak mendengarkan lewat konser-konser klasik seperti ini.

"Saya juga berharap mahasiswa semakin sadar. Dengan melihat kami para dosen melakukan ini, maka mereka tahu bahwa kami bukan dewa; dosen juga melakukan kesalahan yang sama seperti mereka. Lebih dari ini kami ingin menunjukkan kalau musik itu tentang kemanusiaan. Mengapa kita bermusik? Musik pada dasarnya cuma punya 2 alasan, yaitu membagikan keindahan ciptaan Tuhan dan juga demi kemanusiaan. When words are done, only music can do that, bahkan orang tuli pun dengan musik bisa connect. Itulah keindahannya. Orang yang tidak bisa menghargai keindahan itu berarti tidak mengerti arti hidup," jelas Dr. Mario tegas.

Di 2019 ini, kembali CoM UPH ingin memberikan pengalaman bermusik berstandar internasional dengan menghadirkan seminar dan masterclass flute Federico Dalpr, seorang pemain flute dari Italia lulusan Codearts Hogeschool vor de Kunsten, Rotterdam yang kini berkarier sebagai pemain flute di Rotterdam Philharmonic Orchestra dan sebelumnya pernah berkolaborasi dengan Amelia Santoso dalam acara Rotterdam Chamber Music Society, pada tanggal 5 Maret 2019. 

Federico Dalpr juga berkesempatan tampil dalam konser memainkan lagu-lagu soundtrack film bersama UPH Symphonic Band dengan tajuk "UPH Symphonic Band Plays Movie Soundtracks" pada tanggal 6 Maret mendatang. (wm)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun