Apakah anda pernah memakan roti? Ataukah justru penggemar roti sejati? Berbicara tentang roti, makanan yang satu ini sudah sangat populer di kalangan masyarakat, tak sedikit pula yang menggemarinya. Bahkan, negara-negara di Eropa telah menjadikannya sebagai makanan pokok karena memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi.
Dalam pembuatan roti, kita mengenal adanya penambahan ragi sebagai bahan pengembang adonan. Yang mana ragi ini merupakan substrat pertumbuhan mikroba.Â
Adapun jenis mikroba yang paling banyak digunakan dalam pembuatan roti adalah Saccharomyces cerevisiae. Â Mikroba ini merupakan salah satu jenis jamur yang dapat memfermentasi gula menjadi alkohol dan karbondioksida, sehingga membuat adonan roti menjadi mengembang sempurna.Â
Lantas apa yang menyebabkan adonan tersebut dapat mengembang secara sempurna? Jawabannya adalah senyawa karbondioksida hasil fermentasi yang terperangkap sebagai gelembung-gelembung udara di dalam adonan.
Pada umumnya roti yang dibuat dengan menggunakan ragi cenderung memiliki daya simpan yang pendek dan untuk mengatasi hal tersebut, para pembuat roti biasanya menambahkan bahan-bahan pengawet ke dalam adonan roti.Â
Natrium benzoat dan kalsium propionat adalah 2 jenis pengawet yang banyak digunakan dalam pembuatan roti berskala besar, dan apabila keduanya digunakan secara terus menerus akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.Â
Dengan demikian, dibutuhkan pengawet lain yang memiliki efektivitas sama tetapi aman untuk digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, Bakteri Asam Laktat terbukti dapat meningkatkan daya simpan pada roti. Kok bisa ya? Ternyata bakteri ini dapat  menghasilkan senyawa bakteriosin, asam asetat, asam laktat dan eksopolisakarida yang dapat berperan sebagai antimikroba dan antijamur. Dengan adanya antimikroba dan antijamur inilah daya simpan roti menjadi lebih tahan lama.
Lantas, bagaimana penggunaan bakteri asam laktat untuk menghasilkan roti yang lebih tahan lama dibandingkan dengan roti pada umumnya? Agar dapat menghasilkan roti dengan daya simpan yang lebih lama, kita dapat menggunakan biakan bakteri asam laktat untuk membuat adonan asam atau sourdough.Â
Sourdough ini dapat dibuat dari tepung, air, dan biakan bakteri asam laktat yang difermentasi sekurang-kurangnya 24 jam. Selanjutnya sourdough tersebut dicampurkan dengan bahan-bahan utama roti yang lain untuk diproses layaknya pembuatan roti pada umumnya.