Sebagai makhluk hidup kita membutuhkan asupan makanan. Asupan makanan ini diperoleh salah satunya dengan cara memasak. Memasak adalah suatu kegiatan untuk mengolah panganan. Ketika memasak, terkadang kita tidak sadar bahwa kita telah memasak dalam jumlah besar lalu pada akhirnya makanan tersebut tidak termakan, dan bersisa. Lalu apa yang akan anda pilih? Membuangnya atau menghangatkannya kembali?
      Sebagian orang memilih untuk langsung membuang makanan tersebut, karena dianggap sudah tidak higienis. Padahal permasalahan makanan sisa yang dibuang ini berpengaruh besar terhadap lingkungan. Limbah makanan berkontribusi menghasilkan gas metana yang berpotensi sebagai gas rumah kaca. Dilansir dari jurnal Conservation and Recycling, Jessop mengatakan bahwa hal tersebut berpengaruh pada peningkatan risiko pemanasan global yang 34 kali lebih banyak dibandingkan dengan gas karbon dioksida. Selain itu permintaan akan lahan pertanian yang tinggi menyebabkan pohon-pohon di hutan harus ditebang.
      Berangkat dari masalah tersebut, masyarakat pada umumnya menyiasati hal tersebut dengan cara menghangatkan kembali makanan sisa. Hal tersebut dianggap praktis. Namun terkadang masyarakat cenderung menghangatkan tanpa tahu apa akibatnya. Lantas, apakah makanan tersebut aman untuk dikonsumsi kembali?
      Pertanyaan diatas kerap menjadi keresahan masyarakat. Makanan dapat berbahaya untuk dikonsumsi apabila kita tidak mengetahui cara mengolah makanan tersebut. Sebuah study di Universitas Abuja membuktikan bahwa menghangatkan berkali-kali atau bahkan memasak terlalu lama dapat menurunkan 50-80% kandungan vitamin C pada makanan. Selain itu, makanan yang dihangatkan berulang kali dapat memicu timbulnya zat yang berbahaya bagi tubuh.  Contohnya bayam, ketika bayam di masak selama 5 menit, Anda kehilangan hingga 11% vitamin C. Merebusnya selama 30 menit berarti kandungan vitamin C akan hilang 60%.
Apakah hal tersebut berlaku bagi semua makanan yang dihangatkan kembali?
      Jawabannya tergantung pada cara kita mengolah makanan tersebut. Sayuran tidak dianjurkan untuk dihangatkan kembali, karena dapat mengurangi nilai gizi yang terkandung. Sementara sumber protein, tidak dianjurkan untuk dihangatkan kembali dengan suhu yang tinggi. Hal tersebut mempengaruhi pada berkurangnya protein dalam makanan tersebut.   Â
Berikut merupakan makanan yang tidak dianjurkan untuk dihangatkan kembali:
- Nasi: berdasarkan penuturan Okairini, bakteri Bacillus cereus pada nasi dapat memproduksi zat toksin ketika dihangatkan kembali.
- Daging ayam:Â daging ayam yang dihangatkan berkali-kali dapat merusak komposisi protein di dalamnya.
- Jamur:Â jamur yang dihangatkan kembali menimbulkan rusaknya berbagai protein dan mineral. Selain itu dapat mengoksidasi nitrogen yang akhirnya berubah menjadi radikal bebas.
- Sayuran dengan kandungan nitrat yang tinggi, dan sayuran berdaun hijau: sayuran dengan kandungan nitrat yang tinggi, dan sayuran berdaun hijau tidak disarankan untuk dihangatkan kembali, karena ketika proses tersebut berlangsung sayuran dapat memproduksi zat beracun yang bersifat karsinogenik. Oksidasi zat besi dapat menghasilkan radikal bebas berbahaya yang dapat menyebabkan kanker.
Adakah teknik memasak yang aman untuk menghangatkan makanan kembali?
      Sejauh ini, cara terbaik untuk menghangatkan sayuran tanpa menimbulkan risiko yang lebih tinggi yaitu menumisnya dengan waktu yang singkat. Lalu ketika menghangatkan kembali, usahakan tidak menambahkan air secara berlebihan. Hal tersebut dapat mencegah semakin banyaknya nutrisi yang "keluar" dan pindah ke air atau kuahnya.
      Berbeda halnya dengan sumber protein yang harus menyesuaikan dengan suhu sehingga protein yang terkandung tidak rusak. Sebagai contoh menurut U.S. Departement Of Agriculture, daging ayam idealnya dihangatkan kembali pada suhu kurang lebih 78 C sehingga bebas dari bakteri dan patogen lain yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
      Walaupun tidak semua makanan yang dihangatkan kembali berbahaya bagi kesehatan, tidak ada salahnya untuk mencegah. Masaklah sesuai kapasitas, sehingga tidak ada makanan bersisa yang dibuang ataupun dihangatkan berulang kali. Hindari menghangatkan berulang kali, mari kita jaga diri dan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H