Mohon tunggu...
indira margareta
indira margareta Mohon Tunggu... -

Hanya perempuan biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Kembang, Hingga Scrub Kopi

26 November 2012   05:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:40 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi, tak hanya hadir sebagai minuman, bagiku kopi adalah sebuah ritual. Banyak hal bisa aku lakukan dengan kopi.

Sejak kecil, aku terbiasa dengan aroma secangkir kopi milik bapak. Turut meyuruputnya diam-diam, yang akhirnya berdampak hingga sekarang.

Bagiku, kopi tak hanya nikmat pada aroma dan rasanya saja. Sejak bunga-bunga putih kopi mekar, aku telah merasakan sensasinya tanpa batas. Pagi yang berembun, aku selalu duduk di samping pintu dapur rumah nenek yang di belakangnya tertanam beberapa pohon kopi. Aroma wangi kembang kopi menyeruak nikmat membawa pagi pada keindahan dengan harumnya bebauan.

Pada rasa. Kopi tak bisa aku tinggalkan. Sehari 2-3 cangkir, adalah hal wajib bagiku. Bila tidak? Maka aku tidak bisa menikmari hari yang berlalu dengan indah. Lantaran pusing tujuh keliling. Pernah mencoba berhenti untuk tidak ngopi. Tapi tidak bisa, yang ada justru aku tersiksa. Tidak bisa bekerja dan melakukan aktifitas harian lantaran pusing dengan perut yang tidak enak rasanya. Kopi membuatku bersemangat. Terutama pada ritual sarapan pagi yang tak pernah absen dari secangkir kopi. Saking pentingnya, aku lebih baik memilih kopi daripada camilan. Bahkan, saat aku bepergian jauh, kopi menjadi hal wajib yang aku perhitungkan. Baik itu membawa dalam bentuk kopi instant, kopi kalengan atau kopi dalam termos kecil yang telah aku seduh sebelumnya.

Begitu juga dengan siang. Saat istirahat siang, sekitar jam 2 siang, adalah jam yang aku nanti-nanti untuk kembali menikmati kopi. Aromanya yang wangi sering aku hirup lama, sambil memejamkan mata. Mengalirkan aroma pada isi kepala, lalu membangkitkan semangat pada tiap aliran yang membasahi tenggorakanku, untuk kembali beraktifitas pekerjaan.

1353909477428230997
1353909477428230997

Tak hanya sebagai minuman. Kopi yang punya dampak sebagai pencegah kangker kulit juga aku manfaatkan dengan maksimal. Dua kali dalam seminggu, aku baluri tubuhku dengan bubuk kopi bercampur scrub dan madu. Wow! Luar biasa. Aroma kopi memenuhi kamar mandiku bagai ruang spa beraroma terapi yang harum. Kulit yang beraroma kopi seusai mandi pun tak luput dari perhatianku. Berlama-lama aku menciumi bau yang hadir dari kulit lengan. Kopi memang begitu berarti. Mungkin, bagi penikmat kopi, bisa mencoba sensasi kopi lainnya. Selain sebagai minuman favorit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun