Kurangnya pengalaman dan partisipasi yang konsisten dari pemangku kebijakan pendidikan dapat sangat berbahaya. Guru, siswa, dan masyarakat seharusnya mendapat manfaat dari kebijakan yang dibuat tanpa memahami realitas di lapangan. Akibatnya perubahan yang diharapkan seringkali tidak terjadi atau bahkan menimbulkan masalah baru. Untuk membuat kebijakan yang efektif dan tepat sasaran para pemimpin harus terus memahami kebutuhan pendidikan. Tanpa itu penerapan kebijakan hanya akan menjadi formalitas dan akan sulit untuk mencapai perubahan yang sebenarnya sangat penting untuk membuat kebijakan yang berkelanjutan dan berhasil dengan mendengarkan pendapat dari lapangan  secara langsung dan meningkatkan keterlibatan langsung dengan pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
 Kebijakan yang dibuat tanpa memahami realitas di lapangan cenderung tidak memenuhi kebutuhan orang tua, siswa, dan guru. Para pembuat kebijakan dapat membuat solusi yang lebih tepat sasaran dengan mendengarkan keluhan, kesulitan, dan harapan masyarakat. Karena keterlibatan ini bukan hanya formalitas, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk membangun sistem pendidikan yang inklusif dan relevan. Akibatnya, kebijakan yang dibuat tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga dapat diterapkan secara efektif, yang akan menghasilkan perubahan yang signifikan di semua tingkatan pendidikan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H