Mohon tunggu...
Indri Insi
Indri Insi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa dalam Permainan Tradisional:Pembelajaran Interaktif untuk Anak SD

17 Januari 2025   21:58 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya kajian Bahasa dan sastra Indonesia adalah bidang keilmuan yang mempelajari puisi,prosa,cerita,novel,naskah,dan karya sastra lainnya yang berbahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia juga merupakan bidang yang secara efektif dan efisien mengarjakan keterampilan Bahasa Indonesia seperti keterampilan mendengar,berbicara,membaca,dan menulis. Banyak aspek yang menyangkut media pembelajaran,antara lain teori pembelajaran dan penjelasan internal pengajaran dalam Bahasa Indonesia. Banyak metode dan materi yang akan diajarkan kepada siswa salah satunya dengan mengajarkan metode belajar sambil bermain.

 Permainan dan bermain adalah bagian dari dunia anak-anak. Dengan bermain permainan anak-anak dapat bersenang-senang. Bermain permainan merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.Melalui bermain,anak-anak juga dapat mengembangkan potensi penuh mereka secara fisik,mental,intelektual dan spiritual. Dengan bermain , anak-anak bisa mendapatkan banyak manfaat, antara lain: Anak-anak dapat bahagia, berteman, memperkaya aktivitas fisik mereka dan mempelajari keterampilan baru. Kreativitas anak hendaknya dirangsang dan didorong sesuai dengan potensi pengembangan diri melalui kegiatan yang disukai anak, yaitu proses belajar yang melibatkan bermain.

 Bermain dapat mendorong perkembangan bahasa pada anak-anak. Anak-anak belajar tentang lingkungannya,dirinya sendiri,orang lain, dan mengontrol emosinya melalui bermain. Mengembangkan bahasa melalui permainan akan mrngembangkan kecerdasan linguistik anak. Bermain membantu anak berkomunikasi dengan baik dengan teman temannya, lingkungannya dan dirinya sendiri .Menurut (Bambang, 2013) "bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan serta kepuasan bagi seseorang". Lebih lanjut,Parten pernah menyatakan bahwa bermain merupakan cara bersosialisasi.Permaianan diharapkan dapat memberikan kesepatan kepada anak untuk berkreasi, belajar, bereksplorasi dan mengekspresikan emosinya. 

 Salah satunya yaitu metode permainan tradisional.Permain tradisional merupakan salah satu gaya permainan yang dapat membantu perkembangan bahasa pada anak usia dini. Permainan tradisional merupakan sarana bermain bagi anak. Permainan tradisional tidak hanya memberikan dampak positif bagi kesehatan,kebugaran, tumbuh kembang anak, tetapi juga mengandung nilai-nilai positif seperti kejujuran, kerjasama, sportivitas, gotong royong, tanggung jawab dan disiplin. Bahasa juga memegang peranan penting dalam permainan tradisional yang mengenalkan anak pada nilai-nilai budaya, komunikasi, dan interaksi sosial. Secara umum, dalam permainan tradisional, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai media penyampaian aturan permainan, ekspresi diri, dan kerjasama antar pemain.Hal ini dapat membentuk kepribadian anak.Permainan tradisional merupakan suatu bentuk permainan anak-anak yang tersebar bersifat lisan dan komunal, bersifat tradisional dan diwariskan dari generasi ke generasi,dengan beraneka mancam(Cahyani, N. L., Kristianatar, M.R., & Manuaba, 2014)

Permainan tradisional mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan sarana pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif, khususnya bagi anak-anak di tingkat sekolah dasar. Anak-anak belajar banyak budaya dan sejarah kita dari permainan ini. mereka juga belajar bahsa dengan cara yang lebih menyenangkan dan natural. Menurut Setiya Yunus Saputra (2017:92), permainan tradisional ini sebenarnya mempunyai manfaat positif bagi perkembangan fisik dan mental anak. Permainan tradisional diharapkan dapat dijadikan media interaktif dalam pembelajaran mengajarkan nilai-nilai karakter.Menurut Komara(2014),media pembelajaran interaktif adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru/moderator dalam menyajikan materi pembelajaran,dan di dalamnya guru berkomunikasi dalam situasi interaktif yang dimana guru menjadi pemeran untama dalam menciptakan situasi interaktif dan efukatif,yaitu antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa dalam menciptakan interaksi antar guru dan siswa. 

 Menurut Mulyasa dalam Fadlillah (2014:44),pendidikan karakter pada anak usia dini tidak hanya berkaitan dengan pertanyaan benar atau salah,tetapi juga bagaimana membentuk kebiasaan berperilaku baik dengan cara yang menanamkan kehidupan,dan oleh karena itu moral katanya lebih penting dari pendidikan. Anak-anak sadar dan terlibat dalam menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

 Contoh media yang bisa digunakan kali ini adalah "Permainan Tradisional Congklak". Congklak merupakan permainan tradisional yang berkembang hampir di seluruh wilayah Indonesia. Congklak merupakan permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang. Media permainan ini merupakan permainan tradisional yang ada di Indonesia. Permainan tradisional dengan media papan Congklak dan biji congklak. Permainan ini bertujuan untuk melatih dan membimbing anak-anak untuk memahami permainan secara bersama-sama, harus selalu menghargai orang lain, dan melatih kejujuran dan kesabaran dalam menunggu giliran bermain biji Congklak, selain itu dalam permainan ini siswa dilatih berhitung (kecerdasan) untuk melatih dan melatih anak menuju pendidikan tinggi yang berkarakter.

 Namun seiring dengan kemajuan teknologi kita melihat adanya perubahan di kalangan anak kecil, karena saat ini sangat jarang ditemukan anak yang mau memainkan permainan tradisional seperti Congklak,gasing,kelereng,egrang dan berbagai jenis lainnya. Meskipun permainan tradisional merupakan salah satu unsur budaya suatu negara, namun banyak anak-anak yang tidak tahu tentang permainan tradisional dilingkungan tempat tinggalnya (Juwairiah, 2016).

 Saat ini, orang jarang bermain permainan tradisional. Permainan tradisonal lebih baik dari pada permainan modern kerena memerlukan banyak latihan fisik,membangun strategi,bekerja sama dalam tim,keterampilan bahasa,dan interaksi sosial dan emosional seperti menangis,marah,dan sedih. Mereka tidak mau menanggung akibatnya, dan mereka merasa malu jika mereka kalah ,Husna in (Darminiasih NN, 2014).

Daftar Pustaka 

Herliana Cendana, Dadan Suryana(2022), Pengembangan permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini. jurnal obsesi: Jurnal Pendidikan usia dini 6 (2), 771-778.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun